26 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Nakes Bakal Diswab 2 Minggu Sekali

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Penyebaran Covid-19 di Sumatera Utara (Sumut) saat ini relatif stabil. Bahkan, akumulasi angka kesembuhan pasien Covid-19 terus mendekati jumlah terkonfirmasi positif. Ke depan, Gubernur Sumut Edy Rahmayadi bakal memperketat pemeriksaan swab atau PCR. Tenaga kesehatan (Nakes) yang terlibat langsung dalam pelayanan pasien Covid-19, wajib melakukan pemeriksaan PCR setiap dua minggu sekali.

Hal itu disampaikan Gubernur Sumut Edy Rahmayadi saat memimpin rapat koordinasi dengan seluruh bupati/wali kota se-Sumut, tentang tentang persiapan vaksinasi Covid-19, secara virtual dari Rumah Dinas Gubernur Sumut, Jalan Jenderal Sudirman Nomor 41, Medan, Kamis (7/1)n

Dalam rapat itu, Gubsu meminta seluruh bupati dan wali kota melakukan pemeriksaan secara langsung terkait kesiapan vaksin dan berbagai keperluan lainnya.

“Saat ini penyaluran vaksin ke daerah masih menunggu hasil dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), bila nanti sudah selesai, saya harap kepada bapak bupati dan wali kota nanti harus cek langsung kesiapan vaksinansi, tenaga vaksinator dan kebutuhan pendukung lainya, lakukan pengecekan fisik, dan pastikan tempat penyimpanan sesuai standar pengamanan vaksin,” ujar Edy Rahmayadi.

Pemerintah kabupaten/kota juga diharapkan terus melakukan sosialilsasi kepada masyarakat, bahwa vaksin telah melalui berbagai proses pengujian dan aman untuk digunakan. Bahkan untuk meyakinkan masyarakat, Gubernur bersedia menjadi yang pertama untuk divaksin. “Sampaikan ke rakyat kalau ini aman, untuk di Sumut saya yang akan pertama kali divaksin, kalau saya aman, seluruh bupati dan wali kota harus juga ikut divaksin,” tambahnya.

Disampaikan juga, ke depan seluruh dokter dan tenaga kesehatan yang bertugas di rumah sakit dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya, yang terlibat langsung dalam pelayanan pasien Covid-19 wajib melakukan pemeriksaan PCR setiap dua minggu sekali. Hasil pemeriksaan PCR dilaporkan ke Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota atau Dinas Kesehatan Provinsi.

Gubernur pun menekankan agar mengetatkan pemeriksaan Swab PCR pada pegawai di perkantoran, baik pemerintah maupun swasta, warga binaan lembaga pemasyarakatan di Lapas, jemaah di rumah ibadah dan orang-orang berstatus kontak erat, penelusuran kontak (contact tracing) dilakukan kepada 36 orang kontak erat dari 1 kasus konfirmasi covid-19.

Selanjutnya, Gubernur mengingatkan agar tidak mengendurkan kewaspadaan dalam menangani Covid-19 di daerah masing-masing. “Ini adalah tanggung jawab kita bersama, kita harus berusaha sekuat tenaga untuk menyelesaikan masalah ini, saya harap semua bupati dan walikota bertanggung jawab, cari metode yang tepat bagaimana masyarakat kita bisa patuh dengan prokes, pastikan rakyat kita mau menggunakan masker, menjaga jarak dan tidak melakukan kegiatan yang berdampak pada penularan virus ini,” harapnya.

Walikota Tebingtinggi Umar Zunaidi Hasibuan pada kesempatan itu menyampaikan kepada Gubernur, agar orang-orang yang akan divaksinasi terlebih dahulu harus diperiksa kondisi kesehatannya. “Kami banyak mendengar tentang beberapa persyaratan untuk dapat divaksin, apakah dia dari segi umur, dari segi alergi seseorang, untuk itu agar diperiksa dulu kesehatanya calon orang yang akan divaksin Pak, agar tidak terjadi masalah bagi orang yang nantinya akan divaksin, lebih bagus kita hati-hati dan teliti, dari pada buru-buru tapi tidak tepat sasaran,” ujarnya.

Pada pertemuan tersebut turut hadir Kepala Dinas Kesehatan Sumut Alwi Mujahit, Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Sumut Irman Oemar dan Tim Medis Satgas Covid-19 Sumut Handoyo Harsono dan Restuti Hidayani Saragih.

Medan Fokus Vaksinator dan Faskes

Terpisah, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Medan sampai saat ini belum mengetahui berapa kuota vaksin Covid-19 yang akan diberikan untuk Kota Medan. Namun begitu, Dinkes Medan saat ini fokus menyiapkan vaksinator dan fasilitas kesehatan (Faskes) yang akan digunakan untuk program vaksinasii tersebut.

“Kita belum dapat kepastian soal itu (kuota vaksin). Saat ini kita fokusnya itu untuk vaksinator dan fasilitas kesehatan yang mau digunakan. Kan sesuai arahan Presiden Jokowi, vaksinasi seharusnya di semua Puskesmas, bahkan Posyandu bila perlu,” kata Kabid Kesehatan Masyarakat di Dinkes Medan yang juga juru bicara Satgas Penanganan Covid-19 Kota Medan kepada Sumut Pos, Kamis (7/1).

Menurut Mardohar, pada dasarnya pemerintah pusat sudah tahu berapa jumlah kebutuhan vaksin untuk Kota Medan. Sebab, seluruh data yang dilaporkan Pemko Medan ke pusat sudah transparan berdasarkan hasil swab seluruh rumah sakit yang menampung pasien Covid-19. “Apalagi infonya kan jelas, nanti pendistribusian vaksin akan dilakukan sebanyak 4 termin. Inikan baru termin pertama, masih ada 3 termin lagi. Kita berharap 3 termin berikutnya dapat mencukupi kebutuhan kita di Medan,” lanjutnya.

Ditanya soal kapan proses vaksinasi di Kota Medan akan dilakukan, Mardohar mengatakan, saat ini seluruh daerah di Indonesia masih menunggu pencanangan dari Presiden Joko Widodo. Sebab sesuai instruksinya, Presiden Jokowi yang akan divaksin pertama kali. “Lalu nanti ke provinsi dan kabupaten/kota. Maka nanti kita yang di Kota Medan tinggal menunggu arahan dari pemerintah provinsi saja,” katanya.

Disebut Mardohar, jika melihat jumlah vaksin yang sudah sampai di Dinkes Sumut, tentunya masih sangat minim. Tentunya, kebutuhan vaksin untuk warga Kota Medan saja mmasih entu sangat jauh di atas jumlah tersebut. “Kalau 40 ribu vial (dosis) dibagi 33 kabupaten/kota di Sumut, ya tentu tidak cukup. Jangankan untuk masyarakat umum, untuk tenaga kesehatan saja jelas masih sangat kurang,” sebutnya.

Karenanya, kata Mardohar, wajar bila para tenaga kesehatan menjadi prioritas penerima vaksin pertama. Pasalnya, para petugas kesehatan lebih beresiko terpapar virus karena lebih sering melakukan kontak erat dengan para pasien. “Kita sudah mendata semua petugas kesehatan kita. Untuk petugas kesehatan yang di puskesmas saja sudah ribuan, petugas kesehatan yang di rumah sakit saja sudah lebih dari 10 ribu. Itu yang sudah mendaftar ke kita di Satgas Covid-19 Medan. Jadi kebutuhan vial Vaksin Covid-19 kita sebenarnya cukup banyak,” pungkasnya.

Angka Kesembuhan Dekati Jumlah Positif

Jubir Satgas Penanganan Covid-19 Sumut, dr Aris Yudhariansyah menyebutkan, hingga kini tercatat jumlah sementara angka kesembuhan mencapai 16.009 orang. Jumlah tersebut setelah bertambah sebanyak 84 orang yang diperoleh dari 20 kabupaten/kota.

“Paling banyak Medan (40 orang) dan Deliserdang (11 orang). Disusul Karo (8 orang), Binjai (7 orang), Madina (2 orang), Samosir (2 orang), Tanjung Balai (1 orang), Tebing Tinggi (1 orang), Sibolga (1 orang), Padangsidimpuan (1 orang), Langkat (1 orang), Asahan (1 orang), Dairi (1 orang), Toba (1 orang), Pakpak Bharat (1 orang), Batu Bara (1 orang), Padang Lawas (1 orang), Paluta (1 orang), dan Labura (1 orang),” sebut Aris, Kamis (7/1).

Sedangkan akumulasi positif, sambung dia, jumlahnya mencapai 18.673 orang setelah bertambah 83 kasus baru yang didapatkan dari 12 kabupaten/kota. Penambahan diperoleh dari Medan (46 orang), Deli Serdang (14 orang), Langkat (5 orang), Pematang Siantar (3 orang), Tebing Tinggi (3 orang), Asahan (3 orang), Simalungun (2 orang), Dairi (2 orang), Sergai (2 orang), Taput (1 orang), Nisel (1 orang), dan Pakpak Bharat (1 orang). “Selisih antara akumulasi kasus positif dengan sembuh hanya sekitar 2.600-an,” kata Aris.

Lebih lanjut dia mengatakan, untuk angka kematian kini jumlah sementara mencapai 691 orang. Jumlah itu setelah bertambah 2 kasus baru yang berasal dari Medan dan Deli Serdang. Sedangkan akumulasi suspek berjumlah 756 orang, bertambah 8 kasus baru. “Untuk penderita Covid-19 aktif di Sumut jumlahnya saat ini sudah di bawah angka 2 ribu yaitu 1.973 orang. Penderita tersebut baik yang melakukan isolasi mandiri maupun di rumah sakit,” tandasnya. (prn/map/ris)

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Penyebaran Covid-19 di Sumatera Utara (Sumut) saat ini relatif stabil. Bahkan, akumulasi angka kesembuhan pasien Covid-19 terus mendekati jumlah terkonfirmasi positif. Ke depan, Gubernur Sumut Edy Rahmayadi bakal memperketat pemeriksaan swab atau PCR. Tenaga kesehatan (Nakes) yang terlibat langsung dalam pelayanan pasien Covid-19, wajib melakukan pemeriksaan PCR setiap dua minggu sekali.

Hal itu disampaikan Gubernur Sumut Edy Rahmayadi saat memimpin rapat koordinasi dengan seluruh bupati/wali kota se-Sumut, tentang tentang persiapan vaksinasi Covid-19, secara virtual dari Rumah Dinas Gubernur Sumut, Jalan Jenderal Sudirman Nomor 41, Medan, Kamis (7/1)n

Dalam rapat itu, Gubsu meminta seluruh bupati dan wali kota melakukan pemeriksaan secara langsung terkait kesiapan vaksin dan berbagai keperluan lainnya.

“Saat ini penyaluran vaksin ke daerah masih menunggu hasil dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), bila nanti sudah selesai, saya harap kepada bapak bupati dan wali kota nanti harus cek langsung kesiapan vaksinansi, tenaga vaksinator dan kebutuhan pendukung lainya, lakukan pengecekan fisik, dan pastikan tempat penyimpanan sesuai standar pengamanan vaksin,” ujar Edy Rahmayadi.

Pemerintah kabupaten/kota juga diharapkan terus melakukan sosialilsasi kepada masyarakat, bahwa vaksin telah melalui berbagai proses pengujian dan aman untuk digunakan. Bahkan untuk meyakinkan masyarakat, Gubernur bersedia menjadi yang pertama untuk divaksin. “Sampaikan ke rakyat kalau ini aman, untuk di Sumut saya yang akan pertama kali divaksin, kalau saya aman, seluruh bupati dan wali kota harus juga ikut divaksin,” tambahnya.

Disampaikan juga, ke depan seluruh dokter dan tenaga kesehatan yang bertugas di rumah sakit dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya, yang terlibat langsung dalam pelayanan pasien Covid-19 wajib melakukan pemeriksaan PCR setiap dua minggu sekali. Hasil pemeriksaan PCR dilaporkan ke Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota atau Dinas Kesehatan Provinsi.

Gubernur pun menekankan agar mengetatkan pemeriksaan Swab PCR pada pegawai di perkantoran, baik pemerintah maupun swasta, warga binaan lembaga pemasyarakatan di Lapas, jemaah di rumah ibadah dan orang-orang berstatus kontak erat, penelusuran kontak (contact tracing) dilakukan kepada 36 orang kontak erat dari 1 kasus konfirmasi covid-19.

Selanjutnya, Gubernur mengingatkan agar tidak mengendurkan kewaspadaan dalam menangani Covid-19 di daerah masing-masing. “Ini adalah tanggung jawab kita bersama, kita harus berusaha sekuat tenaga untuk menyelesaikan masalah ini, saya harap semua bupati dan walikota bertanggung jawab, cari metode yang tepat bagaimana masyarakat kita bisa patuh dengan prokes, pastikan rakyat kita mau menggunakan masker, menjaga jarak dan tidak melakukan kegiatan yang berdampak pada penularan virus ini,” harapnya.

Walikota Tebingtinggi Umar Zunaidi Hasibuan pada kesempatan itu menyampaikan kepada Gubernur, agar orang-orang yang akan divaksinasi terlebih dahulu harus diperiksa kondisi kesehatannya. “Kami banyak mendengar tentang beberapa persyaratan untuk dapat divaksin, apakah dia dari segi umur, dari segi alergi seseorang, untuk itu agar diperiksa dulu kesehatanya calon orang yang akan divaksin Pak, agar tidak terjadi masalah bagi orang yang nantinya akan divaksin, lebih bagus kita hati-hati dan teliti, dari pada buru-buru tapi tidak tepat sasaran,” ujarnya.

Pada pertemuan tersebut turut hadir Kepala Dinas Kesehatan Sumut Alwi Mujahit, Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Sumut Irman Oemar dan Tim Medis Satgas Covid-19 Sumut Handoyo Harsono dan Restuti Hidayani Saragih.

Medan Fokus Vaksinator dan Faskes

Terpisah, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Medan sampai saat ini belum mengetahui berapa kuota vaksin Covid-19 yang akan diberikan untuk Kota Medan. Namun begitu, Dinkes Medan saat ini fokus menyiapkan vaksinator dan fasilitas kesehatan (Faskes) yang akan digunakan untuk program vaksinasii tersebut.

“Kita belum dapat kepastian soal itu (kuota vaksin). Saat ini kita fokusnya itu untuk vaksinator dan fasilitas kesehatan yang mau digunakan. Kan sesuai arahan Presiden Jokowi, vaksinasi seharusnya di semua Puskesmas, bahkan Posyandu bila perlu,” kata Kabid Kesehatan Masyarakat di Dinkes Medan yang juga juru bicara Satgas Penanganan Covid-19 Kota Medan kepada Sumut Pos, Kamis (7/1).

Menurut Mardohar, pada dasarnya pemerintah pusat sudah tahu berapa jumlah kebutuhan vaksin untuk Kota Medan. Sebab, seluruh data yang dilaporkan Pemko Medan ke pusat sudah transparan berdasarkan hasil swab seluruh rumah sakit yang menampung pasien Covid-19. “Apalagi infonya kan jelas, nanti pendistribusian vaksin akan dilakukan sebanyak 4 termin. Inikan baru termin pertama, masih ada 3 termin lagi. Kita berharap 3 termin berikutnya dapat mencukupi kebutuhan kita di Medan,” lanjutnya.

Ditanya soal kapan proses vaksinasi di Kota Medan akan dilakukan, Mardohar mengatakan, saat ini seluruh daerah di Indonesia masih menunggu pencanangan dari Presiden Joko Widodo. Sebab sesuai instruksinya, Presiden Jokowi yang akan divaksin pertama kali. “Lalu nanti ke provinsi dan kabupaten/kota. Maka nanti kita yang di Kota Medan tinggal menunggu arahan dari pemerintah provinsi saja,” katanya.

Disebut Mardohar, jika melihat jumlah vaksin yang sudah sampai di Dinkes Sumut, tentunya masih sangat minim. Tentunya, kebutuhan vaksin untuk warga Kota Medan saja mmasih entu sangat jauh di atas jumlah tersebut. “Kalau 40 ribu vial (dosis) dibagi 33 kabupaten/kota di Sumut, ya tentu tidak cukup. Jangankan untuk masyarakat umum, untuk tenaga kesehatan saja jelas masih sangat kurang,” sebutnya.

Karenanya, kata Mardohar, wajar bila para tenaga kesehatan menjadi prioritas penerima vaksin pertama. Pasalnya, para petugas kesehatan lebih beresiko terpapar virus karena lebih sering melakukan kontak erat dengan para pasien. “Kita sudah mendata semua petugas kesehatan kita. Untuk petugas kesehatan yang di puskesmas saja sudah ribuan, petugas kesehatan yang di rumah sakit saja sudah lebih dari 10 ribu. Itu yang sudah mendaftar ke kita di Satgas Covid-19 Medan. Jadi kebutuhan vial Vaksin Covid-19 kita sebenarnya cukup banyak,” pungkasnya.

Angka Kesembuhan Dekati Jumlah Positif

Jubir Satgas Penanganan Covid-19 Sumut, dr Aris Yudhariansyah menyebutkan, hingga kini tercatat jumlah sementara angka kesembuhan mencapai 16.009 orang. Jumlah tersebut setelah bertambah sebanyak 84 orang yang diperoleh dari 20 kabupaten/kota.

“Paling banyak Medan (40 orang) dan Deliserdang (11 orang). Disusul Karo (8 orang), Binjai (7 orang), Madina (2 orang), Samosir (2 orang), Tanjung Balai (1 orang), Tebing Tinggi (1 orang), Sibolga (1 orang), Padangsidimpuan (1 orang), Langkat (1 orang), Asahan (1 orang), Dairi (1 orang), Toba (1 orang), Pakpak Bharat (1 orang), Batu Bara (1 orang), Padang Lawas (1 orang), Paluta (1 orang), dan Labura (1 orang),” sebut Aris, Kamis (7/1).

Sedangkan akumulasi positif, sambung dia, jumlahnya mencapai 18.673 orang setelah bertambah 83 kasus baru yang didapatkan dari 12 kabupaten/kota. Penambahan diperoleh dari Medan (46 orang), Deli Serdang (14 orang), Langkat (5 orang), Pematang Siantar (3 orang), Tebing Tinggi (3 orang), Asahan (3 orang), Simalungun (2 orang), Dairi (2 orang), Sergai (2 orang), Taput (1 orang), Nisel (1 orang), dan Pakpak Bharat (1 orang). “Selisih antara akumulasi kasus positif dengan sembuh hanya sekitar 2.600-an,” kata Aris.

Lebih lanjut dia mengatakan, untuk angka kematian kini jumlah sementara mencapai 691 orang. Jumlah itu setelah bertambah 2 kasus baru yang berasal dari Medan dan Deli Serdang. Sedangkan akumulasi suspek berjumlah 756 orang, bertambah 8 kasus baru. “Untuk penderita Covid-19 aktif di Sumut jumlahnya saat ini sudah di bawah angka 2 ribu yaitu 1.973 orang. Penderita tersebut baik yang melakukan isolasi mandiri maupun di rumah sakit,” tandasnya. (prn/map/ris)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/