26.7 C
Medan
Saturday, May 18, 2024

Normalisasi Sungai Deli, Pemko Harus Dorong BWS

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Pemeritah Kota (Pemko) Medan diminta harus mendorong Balai Wilayah Sungai Sumatera (BWS-II) untuk melakukan normalisasi Sungai Deli, demikianlah ditegaskan Ketua Fraksi PAN DPRD Kota Medan, Sudari, Minggu (7/3).

SUNGAI DELI: Muara Suangai Deli yang mengalami pendangkalan dan harus dinormalisasi segera.fachril/sumu tpos.

Dikatakan Wakil Ketua Komisi II DPRD Kota Medan ini, selama ini BWS-II sebenarnya sudah mengetahui kondisi Sungai Deli saat ini, artinya kondisi benteng yang sudah mengkhawatirkan dan kedangkalan sungai perlu dilakukan pengerukan.

“Makanya kita meminta Pemko Medan untuk mendorong BWS-II untuk mengambil langkah terhadap kondisi Sungai Deli. Apalagi, ada benteng yang telah roboh harus segera diperbaiki, agar tidak berdampak bencana bagi masyarakat,” tegas Sudari.

Dengan adanya pembentengan secara permanen dan normalisasi Sungai Deli, harapan Sudari merupakan tindakan preventif untuk mencegah bencana lebih besar, seperti banjir dan pengikisan benteng akibat abrasi. Sehingga, mampu melakukan penghematan anggaran negara.

“Bayangkan saja, kalau sudah bencana pasti anggaran negara akan lebih besar, baik itu dari sisi anggaran penanggulangan bencana, perbaikan dan pembangunan. Makanya langkah awal harus ada tindakan preventif terhadap Sungai Deli dari sisi normalisasi dan pembenahan banteng,” pungkasnya.

Selain itu juga, wakil rakyat dari Medan Utara ini mengimbau kepada pelaku industri untuk tidak membuang limbah ke Sungai Deli. Karena akan berdampak buruk kepada masyarakat yang memanfaatkan Sungai Deli tersebut.

Pengamat Lingkungan, Jaya Arjuna berpendapat lain. Selama ini , katanya, BWS-II telah membangun bendungan berbentuk parit di sisi Sungai Deli, sehingga yang perlu dilakukan adalah melakukan naturalisasi sungai secara alami tanpa melakukan pembentengan secara permanen, sehingga normalisasi belum penting.

“Nilai Sungai Deli sudah tidak ada lagi. Karena sentimen atau kepadatan yang terjadi di muara tidak pernah dikorek, hal ini yang membuat aliran Sungai Deli tumpat di muara. Untuk itu, di muara perlu dilakukan pengorekan guna memperlancar aliran Sungai Deli,” cetusnya.

Dampak dari penumpatan di muara, lanjut Dosen USU ini, mengakibatkan banjir rob semakin tinggi terjadi di Belawan. Mengenai Sungai Deli sangat berbeda dengan sungai lain yang ada di luar Sumatera, sehingga normlisasi Sungai Deli belum waktunya, yang perlu adalah naturalisasi.”Jadi seharusnya, Sungai Deli itu harus dijadikan seperti alaminya sungai, bukan membentengi sisi kiri kanan. Itu akan merusak sungai, biarkan aja Sungai Deli secara natural,” tegasnya.

Kalau memang mau mengatasi banjir, kata Jaya Arjuna, yang perlu dilakukan pengerokan terlebih dahulu di muara, dilanjutkan ke anak sungai kecil seperti sei kera, sungai bederak dan sungai putih serta parit di perkotaan. Bukan hanya parit di perkotaan, tapi anak sungai dan muara tidak dikorek.

“Untuk apa selama ini parit di depan rumah kita dikorek, kalau airnya tidak bisa mengalir ke anak sungai dan ke muara. Harusnya, Muara dulu dikorek dan anak sungai, selanjutnya parit. Sehingga air bisa mengalir dengan normal, agar banjir di Kota Medan pun bisa teratasi,” pungkasnya. (fac/ila)

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Pemeritah Kota (Pemko) Medan diminta harus mendorong Balai Wilayah Sungai Sumatera (BWS-II) untuk melakukan normalisasi Sungai Deli, demikianlah ditegaskan Ketua Fraksi PAN DPRD Kota Medan, Sudari, Minggu (7/3).

SUNGAI DELI: Muara Suangai Deli yang mengalami pendangkalan dan harus dinormalisasi segera.fachril/sumu tpos.

Dikatakan Wakil Ketua Komisi II DPRD Kota Medan ini, selama ini BWS-II sebenarnya sudah mengetahui kondisi Sungai Deli saat ini, artinya kondisi benteng yang sudah mengkhawatirkan dan kedangkalan sungai perlu dilakukan pengerukan.

“Makanya kita meminta Pemko Medan untuk mendorong BWS-II untuk mengambil langkah terhadap kondisi Sungai Deli. Apalagi, ada benteng yang telah roboh harus segera diperbaiki, agar tidak berdampak bencana bagi masyarakat,” tegas Sudari.

Dengan adanya pembentengan secara permanen dan normalisasi Sungai Deli, harapan Sudari merupakan tindakan preventif untuk mencegah bencana lebih besar, seperti banjir dan pengikisan benteng akibat abrasi. Sehingga, mampu melakukan penghematan anggaran negara.

“Bayangkan saja, kalau sudah bencana pasti anggaran negara akan lebih besar, baik itu dari sisi anggaran penanggulangan bencana, perbaikan dan pembangunan. Makanya langkah awal harus ada tindakan preventif terhadap Sungai Deli dari sisi normalisasi dan pembenahan banteng,” pungkasnya.

Selain itu juga, wakil rakyat dari Medan Utara ini mengimbau kepada pelaku industri untuk tidak membuang limbah ke Sungai Deli. Karena akan berdampak buruk kepada masyarakat yang memanfaatkan Sungai Deli tersebut.

Pengamat Lingkungan, Jaya Arjuna berpendapat lain. Selama ini , katanya, BWS-II telah membangun bendungan berbentuk parit di sisi Sungai Deli, sehingga yang perlu dilakukan adalah melakukan naturalisasi sungai secara alami tanpa melakukan pembentengan secara permanen, sehingga normalisasi belum penting.

“Nilai Sungai Deli sudah tidak ada lagi. Karena sentimen atau kepadatan yang terjadi di muara tidak pernah dikorek, hal ini yang membuat aliran Sungai Deli tumpat di muara. Untuk itu, di muara perlu dilakukan pengorekan guna memperlancar aliran Sungai Deli,” cetusnya.

Dampak dari penumpatan di muara, lanjut Dosen USU ini, mengakibatkan banjir rob semakin tinggi terjadi di Belawan. Mengenai Sungai Deli sangat berbeda dengan sungai lain yang ada di luar Sumatera, sehingga normlisasi Sungai Deli belum waktunya, yang perlu adalah naturalisasi.”Jadi seharusnya, Sungai Deli itu harus dijadikan seperti alaminya sungai, bukan membentengi sisi kiri kanan. Itu akan merusak sungai, biarkan aja Sungai Deli secara natural,” tegasnya.

Kalau memang mau mengatasi banjir, kata Jaya Arjuna, yang perlu dilakukan pengerokan terlebih dahulu di muara, dilanjutkan ke anak sungai kecil seperti sei kera, sungai bederak dan sungai putih serta parit di perkotaan. Bukan hanya parit di perkotaan, tapi anak sungai dan muara tidak dikorek.

“Untuk apa selama ini parit di depan rumah kita dikorek, kalau airnya tidak bisa mengalir ke anak sungai dan ke muara. Harusnya, Muara dulu dikorek dan anak sungai, selanjutnya parit. Sehingga air bisa mengalir dengan normal, agar banjir di Kota Medan pun bisa teratasi,” pungkasnya. (fac/ila)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/