30 C
Medan
Wednesday, June 26, 2024

Disdik Selidiki Suap di SMAN 14 Medan

Foto: Wiwin/PM Kepala Ombudsman Perwakilan Sumut, Abyadi Siregar, menyampaikan hasil pemantauan Ujian Nasional di Kota Medan, kepada wartawan, Senin (4/4/2016).
Foto: Wiwin/PM
Kepala Ombudsman Perwakilan Sumut, Abyadi Siregar, menyampaikan hasil pemantauan Ujian Nasional di Kota Medan, kepada wartawan, Senin (4/4/2016).

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Dinas Pendidikan Kota Medan tengah melakukan penyelidikan terkait dugaan penyuapan yang dilakukan oknum pimpinan SMAN 14 Medan terhadap anggota Ombusdman Perwakilan Sumut yang terjadi pada hari ketiga Ujian Nasional (UN).

“Saya belum tahu pasti tentang masalah itu karena belum ada laporan yang masuk. Akan tetapi, kita akan kroscek,” kata Sekretaris Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Medan, Ramlan Tarigan saat dihubungi, Kamis (7/4). Menurut Ramlan, pihaknya belum bisa mengambil langkah sebelum kebenaran dugaan penyuapan itu terbukti. Oleh karenanya, pihaknya akan menelusuri lebih jauh.

“Kita akan ingatkan sekolahnya,” tukas Ramlan. Praktisi Pendidikan, Prof Syaiful Sagala menuturkan, perbuatan itu jelas kebiasaan yang tidak mendidik. Padahal, sebagai tenaga pendidik seharusnya memberikan contoh yang baik bukan seperti itu.

“Mungkin ada paradigma yang salah, bahwa semua bisa diatur seperti itu. Mungkin mereka menyamakan seperti itu dan tidak membedakan, mana yang bekerja sungguh-sungguh dan mana yang bukan,” kata Syaiful.

Dia menilai, sebetulnya niat oknum tenaga pendidik itu baik. Akan tetapi, cara mereka salah. Seharusnya, mereka bisa memilah itu. “Dalam hal ini, mereka terjebak. Untuk itu, kita sangat menyayangkannya bisa terjadi,” cetus Syaiful.

Sebelumnya, dugaan praktik kotor itu terjadi di SMA Negeri 14 Medan pada hari ketiga UN. Dimana dua anggota Ombusdman Perwakilan Sumut disodorkan amplop.

Kejadian itu terjadi usai melakukan pengawasan terhadap siswa-siswi. Kedua anggota yang selesai mengawas, hendak pulang. Namun, sesampainya di halaman sekolah ternyata keduanya dikejar oleh Wakil Kepala SMA Negeri 14 Medan bermarga Ginting. Wakil Kepala Sekolah tersebut memberikan amplop kepada anggota Ombusdman. Pemberian itu diduga kuat atas perintah Kepala Sekolah SMA Negeri 14 Medan, Sofyan Purba.

Namun, anggota Ombusdman Sumut yang tak ingin identitasnya dikorankan menolak. Akan tetapi, wakil kepala sekolah itu terus memaksa untuk menerima hingga sampai ke mobil yang berada pelataran parkir.

Lantas, wakil kepala sekolah tersebut memasukkan amplop yang diduga berisi uang ke dalam mobil. Amplop itu dilemparkan ke dashboard bagian depan. Setelah itu, wakil kepala sekolah pergi meninggalkan kedua anggota Ombusdman.

Mengetahui itu, anggota Ombusdman kemudian menuju pos satpam dengan mengendarai mobil. Selanjutnya, amplop tersebut dititip kepada petugas satpam yang berjaga agar dikembalikan kepada kepala sekolah. (ris/win)

Foto: Wiwin/PM Kepala Ombudsman Perwakilan Sumut, Abyadi Siregar, menyampaikan hasil pemantauan Ujian Nasional di Kota Medan, kepada wartawan, Senin (4/4/2016).
Foto: Wiwin/PM
Kepala Ombudsman Perwakilan Sumut, Abyadi Siregar, menyampaikan hasil pemantauan Ujian Nasional di Kota Medan, kepada wartawan, Senin (4/4/2016).

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Dinas Pendidikan Kota Medan tengah melakukan penyelidikan terkait dugaan penyuapan yang dilakukan oknum pimpinan SMAN 14 Medan terhadap anggota Ombusdman Perwakilan Sumut yang terjadi pada hari ketiga Ujian Nasional (UN).

“Saya belum tahu pasti tentang masalah itu karena belum ada laporan yang masuk. Akan tetapi, kita akan kroscek,” kata Sekretaris Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Medan, Ramlan Tarigan saat dihubungi, Kamis (7/4). Menurut Ramlan, pihaknya belum bisa mengambil langkah sebelum kebenaran dugaan penyuapan itu terbukti. Oleh karenanya, pihaknya akan menelusuri lebih jauh.

“Kita akan ingatkan sekolahnya,” tukas Ramlan. Praktisi Pendidikan, Prof Syaiful Sagala menuturkan, perbuatan itu jelas kebiasaan yang tidak mendidik. Padahal, sebagai tenaga pendidik seharusnya memberikan contoh yang baik bukan seperti itu.

“Mungkin ada paradigma yang salah, bahwa semua bisa diatur seperti itu. Mungkin mereka menyamakan seperti itu dan tidak membedakan, mana yang bekerja sungguh-sungguh dan mana yang bukan,” kata Syaiful.

Dia menilai, sebetulnya niat oknum tenaga pendidik itu baik. Akan tetapi, cara mereka salah. Seharusnya, mereka bisa memilah itu. “Dalam hal ini, mereka terjebak. Untuk itu, kita sangat menyayangkannya bisa terjadi,” cetus Syaiful.

Sebelumnya, dugaan praktik kotor itu terjadi di SMA Negeri 14 Medan pada hari ketiga UN. Dimana dua anggota Ombusdman Perwakilan Sumut disodorkan amplop.

Kejadian itu terjadi usai melakukan pengawasan terhadap siswa-siswi. Kedua anggota yang selesai mengawas, hendak pulang. Namun, sesampainya di halaman sekolah ternyata keduanya dikejar oleh Wakil Kepala SMA Negeri 14 Medan bermarga Ginting. Wakil Kepala Sekolah tersebut memberikan amplop kepada anggota Ombusdman. Pemberian itu diduga kuat atas perintah Kepala Sekolah SMA Negeri 14 Medan, Sofyan Purba.

Namun, anggota Ombusdman Sumut yang tak ingin identitasnya dikorankan menolak. Akan tetapi, wakil kepala sekolah itu terus memaksa untuk menerima hingga sampai ke mobil yang berada pelataran parkir.

Lantas, wakil kepala sekolah tersebut memasukkan amplop yang diduga berisi uang ke dalam mobil. Amplop itu dilemparkan ke dashboard bagian depan. Setelah itu, wakil kepala sekolah pergi meninggalkan kedua anggota Ombusdman.

Mengetahui itu, anggota Ombusdman kemudian menuju pos satpam dengan mengendarai mobil. Selanjutnya, amplop tersebut dititip kepada petugas satpam yang berjaga agar dikembalikan kepada kepala sekolah. (ris/win)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/