31 C
Medan
Friday, June 28, 2024

Penertiban Pedagang Warkop Elisabeth Ricuh, Kasatpol PP Disiram Air Panas

Pedagang luka melepuh setelah menyiramkan air panas ke tubuhnya sendiri.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Dalam penertiban kali ini, lagi-lagi berujung ricuh, bahkan seorang petugas dan Kepala Satpol (Kasatpol) PP Medan, Sofyan disiram air panas oleh pedagang.

Akibat siraman air panas itu, beberapa bagian tubuhnya melepuh. Luka bakar cukup besar terlihat di bagian kepala dan dadanya. Langkah nekat itu dilakukannya untuk mempertahankan tempat jualannya.

Informasi dihimpun, semula puluhan petugas hendak melakukan penertiban lapak para pedagang yang berjualan di lokasi itu. Padahal, sebelumnya pada pekan lalu (Kamis, 1/8) sudah ditertibkan, akan tetapi sejumlah pedagang tetap membandel dengan membuka lapak mereka.

Semula, saat petugas hendak melakukan penertiban, para pedagang menghadang petugas. Aksi dorong-dorongan pun tak terelakkan hingga terjadi ricuh dan bentrok fisik. Ketika kericuhan terjadi, salah seorang pedagang melakukan aksi nekat dengan menyiram air panas ke arah petugas.

LUKA: Kasatpol PP, Sofyan (kanan) mengalami luka melepuh di bagian tangannya karena disiram air panas.
idris/sumut pos

Siraman air panas tersebut mengenai Kasatpol PP Medan, Sofyan yang memimpin langsung penertiban itu. Akibatnya, Sofyan mengalami luka di bagian kepala, wajah, leher dan tangan sebelah kanan. Petugas yang melihat langsung membawa Sofyan keluar dari lokasi penertiban untuk segera mendapatkan pengobatan ke RS Elisabeth.

Setelah memperoleh pengobatan dengan dibalur krim putih, Sofyan kembali turun ke lokasi untuk memimpin penertiban. Tak hanya itu, ada juga petugas yang menjadi korban terkena siraman air panas oleh pedagang. Petugas Satpol PP Medan yang belum diketahui identitasnya itu mengalami luka pada bagian dada dan leher yang kemudian dilarikan ke RS Elisabeth. Satu petugas Satpol PP lainya juga dipukul besi oleh pedagang.

Dalam kejadian itu, seorang pedagang juga mengalami luka melepuh dari siraman air panas. Pedagang yang berkepala plontos dan berbadan gemuk itu mengalami luka di bagian dada dan tangan kanan. Namun, luka tersebut bukan disebabkan oleh orang lain melainkan dirinya sendiri yang menyiramkan ke tubuhnya karena tak terima lapaknya diangkut. “Biar mereka tahu. Langkahi dulu mayat saya!” teriak pedagang itu.

Karena kalah jumlah dengan petugas, pedagang pun akhirnya harus pasrah dan merelakan lapak mereka diangkut satu per satu ke atas truk. Meski begitu, pedagang tetap menolak dengan menghujat petugas dan berteriak histeris. “Gak punya hati kalian, membunuh rakyat. Itu dikasih sama wali kota yang lama sama kami. Ya Allah, enggak punya hati kalian memang,” ujar seorang pedagang bernama Syamsiar alias Mak Etek.

Ketua Koperasi Pedagang Warkop Elisabeth, Parlin Pangaribuan menyatakan, lapak para pedagang memiliki legalitas. Bahkan, aku Parlin, pedagang sering mendapatkan bantuan CSR dari perusahaan. Misalnya, mendapat bantuan gerobak darii Perusahaan Gas Negara (PGN). “Totalnya ada 42 lapak yang selama ini berdiri di sini. Kami tidak terima digusur karena kawasan Warkop Elisabeth ditetapkan dalam destinasi kuliner Kota Medan,” kata Parlin.

Diutarakan dia, para pedagang yang berjualan di depan RS Elisabeth tak memiliki pekerjaan lain selain berjualan. “Tak punya penghasilan lagi kami karena digusur, makanya berjualan di sini. Padahal, sudah puluhan tahun kami di sini. Sampai sekarang belum ada solusi dari Pemko Medan, bahkan kami juga sudah mengadukan ke DPRD Sumut dan Medan,” ujar Parlin.

Sementara, Kasatpol PP Medan, Sofyan mengatakan, penertiban ini merupakan lanjutan penertiban sebelumnya. Namun, pedagang tidak terima ditertibkan, sehingga melakukan perlawanan dengan menyiram air panas dan bahkan ada juga air cabai.

“Kita kembali melakukan pembongkaran karena masih ada pedagang yang tetap berjualan di sini (depan RS Elisabeth). Padahal, sebelumnya sudah kita tertibkan,” kata dia di lokasi penertiban.

Kata Sofyan, bukan hanya dia yang terkena siraman air panas, tapi anggotanya juga kena. Ada satu yang kena siram, ada yang dipukul dengan besi. “Saat ini, pelakunya sudah diamankan oleh petugas Polsek Medan Kota,” ucapnya.

Sofyan menegaskan, meskipun telah mendapatkan perlakuan yang tidak terpuji dari para pedagang, pihaknya tetap mengamankan seluruh barang dagangan pedagang yang tetap nekat berjualan di tempat terlarang itu. “Bukan setelah disiram saya dan anggota langsung pergi meninggalkan tempat, oh tidak. Kami tetap melakukan penertiban kepada mereka, Perda tetap harus kita tegakkan,” tegasnya.

Sedangkan untuk oknum pelaku, lanjut Sofyan, telah langsung diamankan pihak kepolisian untuk diproses secara hukum. “Kita tidak akan gentar, kita menjalankan tugas. Sampai kapan ini akan kita tertibkan? Tentu sampai tertib. Selama belum tertib, kami akan terus menertibkan pedagang disana,” tegasnya lagi.

Disinggung pengakuan pedagang memiliki legalitas untuk berjualan, Sofyan langsung menantang pedagang karena menganggap lapak dagangan itu legal. Jika memang pedagang bisa membuktikannya, maka dia siap menghadapi di ranah hukum.

“Begini saja, kalau memang merasa memiliki legalitas ya silahkan mereka untuk melakukan gugatan atau apapun namanya berdasarkan legalitas yang mereka miliki. Jadi, ada titik terang di mata hukum. Apakah benar legalitas yang mereka sampaikan itu,” kata Sofyan.

Terpisah, terkait seorang pedagang yang diamankan petugas kepolisian, Kapolsek Medan Kota Kompol Revi Nurvelani membenarkannya. Kata dia, bahwa dalam penertiban itu satu orang yang diamankan karena melakukan pemukulan kepada petugas menggunakan besi. “Benar, ada satu orang yang diamankan karena diduga melakukan pemukulan ke petugas Satpol PP,” ujar Revi. (ris/map/ila)

Pedagang luka melepuh setelah menyiramkan air panas ke tubuhnya sendiri.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Dalam penertiban kali ini, lagi-lagi berujung ricuh, bahkan seorang petugas dan Kepala Satpol (Kasatpol) PP Medan, Sofyan disiram air panas oleh pedagang.

Akibat siraman air panas itu, beberapa bagian tubuhnya melepuh. Luka bakar cukup besar terlihat di bagian kepala dan dadanya. Langkah nekat itu dilakukannya untuk mempertahankan tempat jualannya.

Informasi dihimpun, semula puluhan petugas hendak melakukan penertiban lapak para pedagang yang berjualan di lokasi itu. Padahal, sebelumnya pada pekan lalu (Kamis, 1/8) sudah ditertibkan, akan tetapi sejumlah pedagang tetap membandel dengan membuka lapak mereka.

Semula, saat petugas hendak melakukan penertiban, para pedagang menghadang petugas. Aksi dorong-dorongan pun tak terelakkan hingga terjadi ricuh dan bentrok fisik. Ketika kericuhan terjadi, salah seorang pedagang melakukan aksi nekat dengan menyiram air panas ke arah petugas.

LUKA: Kasatpol PP, Sofyan (kanan) mengalami luka melepuh di bagian tangannya karena disiram air panas.
idris/sumut pos

Siraman air panas tersebut mengenai Kasatpol PP Medan, Sofyan yang memimpin langsung penertiban itu. Akibatnya, Sofyan mengalami luka di bagian kepala, wajah, leher dan tangan sebelah kanan. Petugas yang melihat langsung membawa Sofyan keluar dari lokasi penertiban untuk segera mendapatkan pengobatan ke RS Elisabeth.

Setelah memperoleh pengobatan dengan dibalur krim putih, Sofyan kembali turun ke lokasi untuk memimpin penertiban. Tak hanya itu, ada juga petugas yang menjadi korban terkena siraman air panas oleh pedagang. Petugas Satpol PP Medan yang belum diketahui identitasnya itu mengalami luka pada bagian dada dan leher yang kemudian dilarikan ke RS Elisabeth. Satu petugas Satpol PP lainya juga dipukul besi oleh pedagang.

Dalam kejadian itu, seorang pedagang juga mengalami luka melepuh dari siraman air panas. Pedagang yang berkepala plontos dan berbadan gemuk itu mengalami luka di bagian dada dan tangan kanan. Namun, luka tersebut bukan disebabkan oleh orang lain melainkan dirinya sendiri yang menyiramkan ke tubuhnya karena tak terima lapaknya diangkut. “Biar mereka tahu. Langkahi dulu mayat saya!” teriak pedagang itu.

Karena kalah jumlah dengan petugas, pedagang pun akhirnya harus pasrah dan merelakan lapak mereka diangkut satu per satu ke atas truk. Meski begitu, pedagang tetap menolak dengan menghujat petugas dan berteriak histeris. “Gak punya hati kalian, membunuh rakyat. Itu dikasih sama wali kota yang lama sama kami. Ya Allah, enggak punya hati kalian memang,” ujar seorang pedagang bernama Syamsiar alias Mak Etek.

Ketua Koperasi Pedagang Warkop Elisabeth, Parlin Pangaribuan menyatakan, lapak para pedagang memiliki legalitas. Bahkan, aku Parlin, pedagang sering mendapatkan bantuan CSR dari perusahaan. Misalnya, mendapat bantuan gerobak darii Perusahaan Gas Negara (PGN). “Totalnya ada 42 lapak yang selama ini berdiri di sini. Kami tidak terima digusur karena kawasan Warkop Elisabeth ditetapkan dalam destinasi kuliner Kota Medan,” kata Parlin.

Diutarakan dia, para pedagang yang berjualan di depan RS Elisabeth tak memiliki pekerjaan lain selain berjualan. “Tak punya penghasilan lagi kami karena digusur, makanya berjualan di sini. Padahal, sudah puluhan tahun kami di sini. Sampai sekarang belum ada solusi dari Pemko Medan, bahkan kami juga sudah mengadukan ke DPRD Sumut dan Medan,” ujar Parlin.

Sementara, Kasatpol PP Medan, Sofyan mengatakan, penertiban ini merupakan lanjutan penertiban sebelumnya. Namun, pedagang tidak terima ditertibkan, sehingga melakukan perlawanan dengan menyiram air panas dan bahkan ada juga air cabai.

“Kita kembali melakukan pembongkaran karena masih ada pedagang yang tetap berjualan di sini (depan RS Elisabeth). Padahal, sebelumnya sudah kita tertibkan,” kata dia di lokasi penertiban.

Kata Sofyan, bukan hanya dia yang terkena siraman air panas, tapi anggotanya juga kena. Ada satu yang kena siram, ada yang dipukul dengan besi. “Saat ini, pelakunya sudah diamankan oleh petugas Polsek Medan Kota,” ucapnya.

Sofyan menegaskan, meskipun telah mendapatkan perlakuan yang tidak terpuji dari para pedagang, pihaknya tetap mengamankan seluruh barang dagangan pedagang yang tetap nekat berjualan di tempat terlarang itu. “Bukan setelah disiram saya dan anggota langsung pergi meninggalkan tempat, oh tidak. Kami tetap melakukan penertiban kepada mereka, Perda tetap harus kita tegakkan,” tegasnya.

Sedangkan untuk oknum pelaku, lanjut Sofyan, telah langsung diamankan pihak kepolisian untuk diproses secara hukum. “Kita tidak akan gentar, kita menjalankan tugas. Sampai kapan ini akan kita tertibkan? Tentu sampai tertib. Selama belum tertib, kami akan terus menertibkan pedagang disana,” tegasnya lagi.

Disinggung pengakuan pedagang memiliki legalitas untuk berjualan, Sofyan langsung menantang pedagang karena menganggap lapak dagangan itu legal. Jika memang pedagang bisa membuktikannya, maka dia siap menghadapi di ranah hukum.

“Begini saja, kalau memang merasa memiliki legalitas ya silahkan mereka untuk melakukan gugatan atau apapun namanya berdasarkan legalitas yang mereka miliki. Jadi, ada titik terang di mata hukum. Apakah benar legalitas yang mereka sampaikan itu,” kata Sofyan.

Terpisah, terkait seorang pedagang yang diamankan petugas kepolisian, Kapolsek Medan Kota Kompol Revi Nurvelani membenarkannya. Kata dia, bahwa dalam penertiban itu satu orang yang diamankan karena melakukan pemukulan kepada petugas menggunakan besi. “Benar, ada satu orang yang diamankan karena diduga melakukan pemukulan ke petugas Satpol PP,” ujar Revi. (ris/map/ila)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/