MEDAN, SUMUTPOS.CO — Pasca terbakarnya ruko di Jl Sutomo, Kel Perintis, Kec Medan Timur, sedikit demi sedikit terkuak cerita soal tempat itu. Selama ini, Merry (37) dan Akiong (40) tidak pernah melapor kalau rumahnya sudah dijadikan kos-kosan.
“Saya pun tidak bisa kasih sanksi. Karena pemilik mengatakan kalau yang mengekos masih keluarga dia,” kata Herry, Kepala Lingkungan (Kepling) III, Senin (7/9).
Akibatnya, Herry tidak bisa mendata siapa saja yang tinggal di rumah milik pasangan suami istri (pasutri) itu. “Ruko ini sudah 4 tahun di belinya. Tapi, kata Satpam ruko yang terbakar ini sudah 2 tahun dijadikan tempat kost,” ujarnya.
Sepengetahuan Herry, Merry bekerja berprofesia sebagai tour guide (pemandu wisata) warga negara asing (WNA). “Istrinya biasa menjadi pemandu warga asing yang lagi jalan-jalan di kota Medan. Sampai sekarang kulihat keluarga pasutri ini belum punya anak,” tuturnya.
Meski dua korban tewas, namun masih ada anak kos yang selamat. “Nggak tahu karena gas atau korsleting listrik. Yang jelas asap pertama datang dari lantai II. Anak kos yang selamat namanya Liliana,” tutupnya.
Saat nomor kontaknya dihubungi, Liliana meminta kasus ini tak usah dipublikasikan. “Sudah lah bang, aku lagi sibuk nggak tahu aku kenapa terbakar,” katanya sambil memutus sambungan ponsel.
Terpisah, Akiong mengaku tidak mengetahui dari mana titik api berasal. “Waktu kejadian saya tidak di dalam. Kos ini tidak bebas. Di sini yang mengekos semuanya kerja dan anaknya baik-baik,” kilahnya.
Amatan di TKP, Tim Puslabfor Polda Sumatera Utara melakukan olah TKP. Tim juga didampingi Kanit Identifikasi Polresta Medan, Iptu P Lumbanbatu.
Diberitakan sebelumnya, sebuah ruko berlantai 4 di Jl Sutomo, Kel Perintis Kemerdekaan, Kec Medan Timur terbakar. Dua penghuni kost tewas terpanggang. Salah satunya Eva Damayanti (22), pegawai Bank International Indonesia (BII), Jl Brigjen Katamso, Medan. Satu korban lagi bernama Salim (29). Kedua korban tewas merupakan warga Siantar.
DIMAKAMKAN DI SIANTAR
Kedua warga Siantar yang menjadi korban kebakaran sudah dikremasi. Eric Salim warga Jl Sriwijaya, Kel Baru, Siantar Utara dan Eva warga Jalan Sutomo, Kel Bantan, Siantar Timur.
Sebelumnya kedua korban disemayamkan di Yayasan Bhakti Kesejahteraan Sosial (YBKS) Balai Persemayaman di Jalan Cokro, Kel Baru, Siantar Utara.
Efendi Siregar (63), salah seorang petugas YBKS bahwa jenazah kedua korban tiba pagi tadi. “Tadi pagilah dua-duanya datang. Yang pertama datang itu yang laki-laki, jam 10 pagi. Setengah jam lagi, datanglah yang laki-laki itu,” jelasnya.
Masih di lokasi yang sama, Ahai abang korban Eric Salim, mengatakan bahwa keluarganya tidak memiliki firasat apa-apa sebelumnya. “Nggak ada tanda apa-apa. Nggak pacaran dia sama si Eva itu,” ucapnya.
Warga Jalan Sriwijaya, Kelurahan Baru, Siantar Utara ini juga mengatakan bahwa korban yang merupakan anak paling bungsu dari 4 bersaudara selama ini diketahui bekerja di PT Common Wealth Life Medan. “Dia itu anak paling kecil,” terangnya.
Sementara, bibi Eva, mengatakan bahwa sebelum kejadian itu terjadi, pada Kamis (3/9), korban masih sempat menghubunginya. “Yang tanggal 3 itu masih dihubungi dianya aku. Masih cakap-cakapnya kami. Dia itu anaknya rajin, baik, sopan lagi,” jelasnya.
“Padahal dia itu sudah mau wisuda bulan 10 ini, dia kan kuliah sambil kerja di Bank. Anak pertama dari dua bersaudara dia itu, adiknya ada satu laki-laki,” tambahnya.(mag-1/fes/smg/ala)