MEDAN, SUMUTPOS.CO- Harga LPG 3 Kg di Medan Utara hingga Minggu (7/12) belum stabil, bahkan cenderung mengalami kenaikan dari harga sebelumnya. Lonjakan harga penjualan gas bersubsidi yang melebihi harga eceran tertinggi (HET) ini, membuat masyarakat khususnya para kaum ibu rumah tangga di wilayah pesisir utara Kota Medan ini resah.
“Harga gas sekarang ini terus naik. Kalau kemarin (Sabtu, Red) Rp19 ribu per tabung, siang ini (Minggu, Red) saya beli di warung harganya sudah mencapai Rp20 ribu per tabung,” keluh Marliana (34), warga Bagan Deli Kecamatan Medan Belawan.
Marliana, mengaku melambungnya harga LPG 3 Kg ini sudah terjadi sejak pertengahan November 2014 lalu. Saat itu harga per tabung yang awalnya Rp16 ribu, naik jadi Rp17 ribu per tabungnya. Lonjakan harga gas terus terjadi pada saat persediaan di warung pengecer mengalami kekosongan. “Bahkan pernah harga gas tembus Rp21 ribu per tabung. Ketika itu gas mengalami kelangkaan pada akhir November. Lalu, harga gas berangsur turun dan sekarang mulai naik lagi,” ungkap Marliana.
“Sebelumnya, harga kebutuhan pokok yang naik akibat BBM naik. Sekarang giliran gas yang mahal, padahal pemerintah belum ada menetapkan harga LPG 3 Kg naik,” kesalnya lagi.
Sementara Rahmad, pengecer LPG 3 Kg di Belawan, mengaku, per hari Ia mendapatkan jatah LPG 3 Kg dari pangkalan sekitar 10 hingga 20 tabung dengan harga Rp16.500 per tabung. Jatah dari pangkalan tersebut kemudian diecernya ke warung-warung dengan harga relatif lebih mahal. “Saya inikan pengecer, kalau harga pengambilannya saja sudah segitu (Rp16.500), saya tolak (jual, Red) ke warung sekitar Rp17.500 per tabung. Dan, saya mendapatkan jatah gas tidak cuma dari satu pangkalan, terkadang saya memperoleh jatah gas dari pangkalan di Marelan,” jelasnya.
Menurutnya, permintaan gas di pasaran belakangan ini memang terus mengalami peningkatan. Bahkan, sejumlah warung yang rutin mendapatkan jatah gas darinya sering meminta penambahan pasokan. “Gas yang saya ecer ke warung-warung per harinya paling sedikit 50 tabung. Kalau permintaan banyak, terkadang bukan cuma pangkalan yang saya lobi. Tapi, agen gas seperti di Kayu Putih, Medan Deli saya datangi, ya pastinya keluar uang sedikitlah,” ungkap Rahmad.
Terpisah, pekerja agen LPG 3 Kg Puskopal Belawan, Atan mengatakan, pendistribusian gas ke pangkalan saat ini berlangsung normal. Agen penyalur gas bersubsidi ini mengaku, hanya melayani pangkalan gas dan tidak melayani penjualan gas langsung kepada pihak pengecer. “Ada 13 pangkalan gas yang kami distribusikan setiap hari, dengan harga Rp14 ribu per tabung. Untuk penjualan ke pengecer kami tidak melayani, karena jatah gas yang kami terima per hari hanya 900 tabung dari Pertamina. Dan, ini cukup sedikit,” ungkapnya.
Sementara, Pertamina diminta segera menyampaikan data distribusi LPG 3 Kg kepada DPRD Sumut. Hal ini untuk mengetahui, berapa jumlah agen hingga pangkalan, serta alokasinya.
Sekretaris Komisi B DPRD Sumut, Indra Alamsyah menyebutkan, pada pertemuan rapat dengar pendapat (RDP) dua pekan lalu, Pertamina belum menjelaskan data tersebut.
Melalui data tersebut, DPRD ingin melihat pasokan mana saja yang kurang atau justru berlebih. Dengan demikian, jika ada agen atau pangkalan yang melakukan penyelewengan, legislatif bisa segera merekomendasikan agar Pertamina segera menindak.
Ia juga mengharapkan ada pengawasan yang jeli oleh Pertamina terhadap SPBE yang ada. Termasuk menindak agen nakal. (rul/bal/saz)