27.8 C
Medan
Monday, May 20, 2024

Pedagang Tetap Tolak Revitalisasi

Foto: Amri/PM Proses eksekusi Pasar Timah, Medan, ricuh karena mendapat penolakan warga, Selasa (25/11/2014).
Foto: Amri/PM
Proses eksekusi Pasar Timah, Medan, ricuh karena mendapat penolakan warga, Selasa (25/11/2014).

MEDAN, SUMUTPOS.CO- Kesepakatan antara PD Pasar dengan pedagang Pasar Timah mengenai rencana revitalisasi tampaknya tidak akan mudah terwujud. Sebab, ratusan pedagang Pasar Timah memiliki pendapat masing-masing mengenai rencana revitalisasi itu.

Kesepakatan yang diambil antara PD Pasar dan pedagang ketika bertemu di Kantor Ombudsman yakni revitalisasi tetap berlanjut, namun dengan beberapa catatan, diantaranya pengurangan harga kios maupun stand, tampaknya masih menuai polemik di antara pedagang.

“Pedagang punya suara masing-masing,” ujar Pedagang Pasar Timah, Ahmad, Minggu (7/12).

Ahmad menyakini, rencana revitalisasi Pasar Timah bagi PD Pasar maupun pengembang hanya untuk mencari keuntungan. Maka dari itu, pendapat berbeda yang disampaikan pedagang akan menjadi penghambat.

“Pedagang ada yang minta kios maupun stand gratis, karena kondisi kiosnya saat ini masih layak. Sedangkan pedagang lainnya, bersedia membayar harga kios maupun stand tidak lebih dari Rp5 juta,” jelas pria berkumis itu.

Dengan beberapa opsi yang ditawarkan para pedagang itu, ia meyakini baik PD Pasar maupun pengembang tidak akan mampu untuk memenuhinya.

“Secara pribadi saya tetap menolak rencana revitalisasi, ini hanya akal-akalan PD Pasar,” sebutnya.

Pria berdarah Tionghoa itu memastikan perwakilan para pedagang akan hadir dalam pertemuan lanjutan mediasi dengan PD Pasar di kantor Ombusman Sumut hari ini, Senin (8/12). “Seperti pertemuan kemarin, setidaknya ada 7 orang perwakilan pedagang yang akan hadir,” terangnya.

Lebih lanjut ia berharap Ombusman Sumut untuk tidak berpihak kepada PD Pasar. Sebab, kepentingan para pedagang tetaplah yang utama.

“Kita lihat nanti, apakah Ombusman akan berpihak. Kalau sampai berpihak, kita tidak akan pernah mau dimediasi lagi,” tegas perwakilan para pedagang itu.

Dalam surat persetujuan izin prinsip yang dikeluarkan Wali Kota Medan untuk revitalisasi Pasar Timah memiliki beberapa catatan, diantaranya persetujuan para pedagang.

“Kalau pedagang tidak setuju, untuk apa izin prinsip itu tetap dijalankan. Apalagi kondisi Pasar Timah masih sangat bagus, tidak becek seperti pasar tradisional lainnya ketika turun hujan,” akunya.

Sebelumnya, Kepala Ombusman Sumut, Abyadi Siregar mengatakan, pihaknya hanya menjadi mediator antara PD Pasar dan Pedagang. Mengenai rencana revitalisasi, ia mengaku keputusan itu harus dilakukan setelah ada musyawarah antara kedua belah pihak.

Dari keterangan kedua belah pihak, Ombusman akan mengambil sebuah kesimpulan nantinya. Apabila setelah proses mediasi tetap tidak menemui titik terang, maka pihaknya tidak dapat berbuat apa-apa.

“Kita lihat bagaimana hasilnya nanti, kalaupun tidak ada jalan keluar, maka Ombusman akan menarik diri,”kata Abyadi.(dik/adz)

Foto: Amri/PM Proses eksekusi Pasar Timah, Medan, ricuh karena mendapat penolakan warga, Selasa (25/11/2014).
Foto: Amri/PM
Proses eksekusi Pasar Timah, Medan, ricuh karena mendapat penolakan warga, Selasa (25/11/2014).

MEDAN, SUMUTPOS.CO- Kesepakatan antara PD Pasar dengan pedagang Pasar Timah mengenai rencana revitalisasi tampaknya tidak akan mudah terwujud. Sebab, ratusan pedagang Pasar Timah memiliki pendapat masing-masing mengenai rencana revitalisasi itu.

Kesepakatan yang diambil antara PD Pasar dan pedagang ketika bertemu di Kantor Ombudsman yakni revitalisasi tetap berlanjut, namun dengan beberapa catatan, diantaranya pengurangan harga kios maupun stand, tampaknya masih menuai polemik di antara pedagang.

“Pedagang punya suara masing-masing,” ujar Pedagang Pasar Timah, Ahmad, Minggu (7/12).

Ahmad menyakini, rencana revitalisasi Pasar Timah bagi PD Pasar maupun pengembang hanya untuk mencari keuntungan. Maka dari itu, pendapat berbeda yang disampaikan pedagang akan menjadi penghambat.

“Pedagang ada yang minta kios maupun stand gratis, karena kondisi kiosnya saat ini masih layak. Sedangkan pedagang lainnya, bersedia membayar harga kios maupun stand tidak lebih dari Rp5 juta,” jelas pria berkumis itu.

Dengan beberapa opsi yang ditawarkan para pedagang itu, ia meyakini baik PD Pasar maupun pengembang tidak akan mampu untuk memenuhinya.

“Secara pribadi saya tetap menolak rencana revitalisasi, ini hanya akal-akalan PD Pasar,” sebutnya.

Pria berdarah Tionghoa itu memastikan perwakilan para pedagang akan hadir dalam pertemuan lanjutan mediasi dengan PD Pasar di kantor Ombusman Sumut hari ini, Senin (8/12). “Seperti pertemuan kemarin, setidaknya ada 7 orang perwakilan pedagang yang akan hadir,” terangnya.

Lebih lanjut ia berharap Ombusman Sumut untuk tidak berpihak kepada PD Pasar. Sebab, kepentingan para pedagang tetaplah yang utama.

“Kita lihat nanti, apakah Ombusman akan berpihak. Kalau sampai berpihak, kita tidak akan pernah mau dimediasi lagi,” tegas perwakilan para pedagang itu.

Dalam surat persetujuan izin prinsip yang dikeluarkan Wali Kota Medan untuk revitalisasi Pasar Timah memiliki beberapa catatan, diantaranya persetujuan para pedagang.

“Kalau pedagang tidak setuju, untuk apa izin prinsip itu tetap dijalankan. Apalagi kondisi Pasar Timah masih sangat bagus, tidak becek seperti pasar tradisional lainnya ketika turun hujan,” akunya.

Sebelumnya, Kepala Ombusman Sumut, Abyadi Siregar mengatakan, pihaknya hanya menjadi mediator antara PD Pasar dan Pedagang. Mengenai rencana revitalisasi, ia mengaku keputusan itu harus dilakukan setelah ada musyawarah antara kedua belah pihak.

Dari keterangan kedua belah pihak, Ombusman akan mengambil sebuah kesimpulan nantinya. Apabila setelah proses mediasi tetap tidak menemui titik terang, maka pihaknya tidak dapat berbuat apa-apa.

“Kita lihat bagaimana hasilnya nanti, kalaupun tidak ada jalan keluar, maka Ombusman akan menarik diri,”kata Abyadi.(dik/adz)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/