Terpisah, Pengamat Politik Agus Suryadi menyatakan, Pilkada di Kota Medan ini head to head, dengan pendekatan metode yang digunakan tim survey, fakta Eldin-Akhyar lebih unggul dibandungkan Ramadhan-Eddie. “Saya percaya secara metodelogi hasil survey betul. Kecendrungannya karena dua caloin, kecuali tiga atau empat calon, tentu akan terbagi elektabilitasnya, walaupun secara populeritasnya tinggi,” katanya.
Dia menyampaikan, resistensi masyarakat terhadap Eldin sangat kecil. Hal ini menjadi lebih bagi seorang Eldin. Selama ini bisa dilihat, rekam jejak Eldin dari mass media dan fakta terekam dari banyaknya masyarakat menyatakan simpatik dan mendukung walaupun itu bukan jaminan memilih.
Selanjutnya, paparnya masing-masing pasangan calon memiliki strategi, yang mereka jalankan untuk meningkat populeritas dan elektabilitas. Perbandingannya, intenstitas Eldin-Akhyar melakukan kunjungan ke masyarakat berbanding terbalik dengan Ramahan-Eddie. “Intensitasnya jauh memberikan nilai lebih. Apalagi sosok Ramadhan Pohan belum dikenal luas oleh warga Kota Medan,” ujarnya.
Hal lainnya, Agus menyebutkan, Eldin-Akhyar merupakan putra daerah dan pernah berbuat di Kota Medan. Sedangkan Ramadhan-Eddie belum berbuat untuk Kota Medan, walaupun keduanya pernah tingal dan menetap di Kota Medan. “Hampir di seluruh wilayah Sumut, putra daerah menjadi penentu. Tapi bukan memutuskan harus dipilih, bedanya kalau pendatang telah berbuat, maka masyarakat bisa mempertimbangkan. Sedangkan Ramadhan-Eddie belum pernah berbuat,” tambahnya. (prn/ril)
Terpisah, Pengamat Politik Agus Suryadi menyatakan, Pilkada di Kota Medan ini head to head, dengan pendekatan metode yang digunakan tim survey, fakta Eldin-Akhyar lebih unggul dibandungkan Ramadhan-Eddie. “Saya percaya secara metodelogi hasil survey betul. Kecendrungannya karena dua caloin, kecuali tiga atau empat calon, tentu akan terbagi elektabilitasnya, walaupun secara populeritasnya tinggi,” katanya.
Dia menyampaikan, resistensi masyarakat terhadap Eldin sangat kecil. Hal ini menjadi lebih bagi seorang Eldin. Selama ini bisa dilihat, rekam jejak Eldin dari mass media dan fakta terekam dari banyaknya masyarakat menyatakan simpatik dan mendukung walaupun itu bukan jaminan memilih.
Selanjutnya, paparnya masing-masing pasangan calon memiliki strategi, yang mereka jalankan untuk meningkat populeritas dan elektabilitas. Perbandingannya, intenstitas Eldin-Akhyar melakukan kunjungan ke masyarakat berbanding terbalik dengan Ramahan-Eddie. “Intensitasnya jauh memberikan nilai lebih. Apalagi sosok Ramadhan Pohan belum dikenal luas oleh warga Kota Medan,” ujarnya.
Hal lainnya, Agus menyebutkan, Eldin-Akhyar merupakan putra daerah dan pernah berbuat di Kota Medan. Sedangkan Ramadhan-Eddie belum berbuat untuk Kota Medan, walaupun keduanya pernah tingal dan menetap di Kota Medan. “Hampir di seluruh wilayah Sumut, putra daerah menjadi penentu. Tapi bukan memutuskan harus dipilih, bedanya kalau pendatang telah berbuat, maka masyarakat bisa mempertimbangkan. Sedangkan Ramadhan-Eddie belum pernah berbuat,” tambahnya. (prn/ril)