27.8 C
Medan
Friday, May 17, 2024

Manajer PT TPL Tewas di My Hotel

Muntah-muntah setelah Minum di Lobi

Medan-Karyawan My Hotel di Jalan Surabaya Medan seketika geger, Minggu (8/1). Manajer PT Toba Pulp Lestari (TPL) Moises Doguran (38) warga Filipina yang menginap di kamar 552 ditemukan tewas. Anggota Polresta Medan dan Polsekta Medan Kota tiba di lokasi lalu mengevakuasi jasad Moises ke RS Pirngadi untuk divisum setelah sempat diperiksa di RS Caolumbia Asia di Jalan Listrik.

Menurut Humas My Hotel Herman Munthe mengatakan Moses (nama akrab korban) check in di My Hotel pada Sabtu (7/1). Sebelum ditemukan tewas, Sabtu malam ia sempat menikmati minuman segar di ruang lobi. “Kami tahu karena saya dan sopir Moses, Beny Sihombing duduk di ruang lobi tak jauh dari kursinya,” kata Herman.

Tidak lama kemudian, kata Herman, mereka melihat Moses terjatuh dari kursinya dan muntah-muntah. Melihat itu Herman bersama karyawan dan sopirnya membantu Moses untuk beridiri lalu mendudukannya kembali di tempat duduknya semula.

“Setelah itu kami menyarankannya untuk periksa ke dokter. Namun, tamu itu tidak mau, malah ia meminta agar diantarkan kekamarnya di lantai sembilan,” bilang Herman. Setelah sopir Moses mengantarkannya ke kamar, Moses tidak keluar lagi dari kamarnya.

Keesokan pagi harinya,lanjut Herman, pelayan hotel menghubungi tamu dari telepon untuk mempertanyakan sarapan yang akan diantar, termasuk kamar Moses. “Setelah berkali-kali kami hubungi tak ada jawaban dari kamar Moses. Kami langsung mengecek data di komputer apakah Moses masih ada di kamar atau tidak, ternyaata ia masih berada di kamar,” terangnya.

Tidak lama kemudian rekan Moses dan sopir tiba di hotel mengunjungi kamarnya. Hal yang sama didapat mereka.
“Karena kamar terkunci dari dalam, kami memutuskan untuk membuka kamarnya bersama rekan kantornya. Setelah kami buka pintu kamar, ternyata Moses ditemukan tak bernyawa lagi dalam kondisi telentang diatas tempat tidur masih mengenakan pakaian lengkap,” katanya.

Rekan kantor Moses langsung mengambil inistaif menghubugi dokter untuk memeriksa kondisi pasti Moses.
“Dari hasil pemeriksaan dokter di kamar itu, korban sudah tidak bernyawa sejak dua jam yang lalu. Kemudian kami langsung menghubungi polisi untuk melakukan olah TKP. Kalau dugaan sementara, korban tewas karena kecapekan habis perjalan jauh,” ujarnya.

Tim identifikasi Polresta Medan bersama Polsekta Medan Kota tiba di lokasi kejadian .Kanit Reskrim Medan Kota AKP Sangkot Simare-mare mengatakan setelah dilakukan olah TKP tidak ditemukan tanda-tanda penganiayaan di tubuh Moses.”Tanda-tanda penganiayaan tidak ada pada tubuh korban, diduga korban tewas karena sakit yang dideritanya,” sebut Simare-mare .

Sedangkan untuk dugaan kematian korban, Simare-Mare belum dapat memastikan. “Belum tau penyakit nya apa, kita tunggu pihak keluarga korban, karena korban akan dibawa ke RSU Pirngadi untuk divisum setelah itu rencananya korban akan langsung dibawa ke pesemayaman di Jalan Bakaran Batu,” ungkapnya.

Kepolisian sudah melaporkan kejadian ini ke konsulat jenderal (Konjen) Filipina di Indonesia tentang kematian Moses. “Sudah kita lapor ke Konjen Filipina, dan Konjen juga sudah memberitahu ke keluarganya. Dan rencananya keluarganya akan datang ke sini,” ucap mantan Kanit Reskrim Polsekta Patumbak ini.

Dengan begitu, pihak Polsekta Medan Kota telah mengamankan barang korban berupa HP, botol Aqua, jaket, pakaian korban serta sisa makanan di dalam kamar yang ditempatinya guna penyelidikan lebih lanjut. “Barang-barang korban kita amankan berikut juga para saksinya,” beber  Simare-mare mengakhiri.

Saat disinggung awal diketahuinya Manajer PT Toba Pulp Lestari ini telah tewas, menurut S Mare-mare, diketahui  saat pihak hotel akan menyediakan sarapan. Karena korban tak kunjung turun, hingga jam  10.00 WIB, dan berkali-kali ditelpon tidak diangkat. Oleh pihak hotel mengecek kamar 522 yang dihuni korban.

“menurut keterangan pihak Hotel , pihak hotel bersama, rekan-rekan korban yang juga menginap di My Hotel mengecek kamar korban, saat dibuka dengan kunci cadangan, korban di atas tempat tidur  terlihat seperti tertidur. Namun, saat dicek lebih dekat korban sudah kaku, oleh dokter pun korban dinyatakan sudah tak bernyawa,” ujar Mare-mare.

Sementara, dari keterangan tim identifikasi Polresta Medan, korban tewas diduga penyakit jantung. Dari kondisi tubuh diketahui wajah korban sudah membiru. “Kalau dugaan sementara, korban terkena penyakit jantung. Karena kondisi wajah dan tubuhnya membiru dengan psosisi telentang menahan sakit,” ungkap petugas yang meminta namanya tidak disebutkan itu sembari membawa mayat ke RSU Pirngadi.

Sementara itu, dari instalasi ruang jenazah RSU Pirngadi Medan, pihak teman kerja korban yang beradi di instalasi jenazah enggan memberikan komentar terkait meninggalnya korban.

Namun dari informasi yang dihimpun, korban diduga memiliki penyakit, karena dari tas korban ditemui adanya alat pengukur tensi. Bahkan teman kerja korban coba meyakinkan pihak keluarga korban yang berada di Filipina mengenai rencana pihak medis di Indonesia untuk melakukan pemeriksaan internal dan eksternal, untuk mengetahui penyebab kematian korban. “Pihak keluarga korban yang di Filipina sudah setuju untuk melakukan otopsi, mereka juga ingin memastikan penyebab kematiannya,”ujar salah satu teman korban lewat pembicaraan melalui seluler di depan ruang instalasi Jenazah RSUD dr Pirngadi Medan.

Humas PT TPL, Khairuddin yang dikonfirmasi mengatakan sebelum ditemukan tewas korban yang sudah sepuluh tahun lebih bekerja di PT TPL ini makan malam di restoran My Hotel, sabtu (8/1) sekitar pukul 19.30 WIB.  “Karyawan hotel bilang dia sempat mau makan malam. Tapi dia sempat muntah-muntah lalu jatuh. Lalu karyawan membawanya kekamar hotel lagi dan mengantar makanan tersebut ke kamarnya,” katanya.

Selanjutnya, karyawan hotel sempat menawarkan korban untuk dibawa berobat, namun korban menolak. Saat pagi ketika di cek didalam kamar, korban tidak menjawab. “Lalu kamar beliau di gedor dan ternyata ditemukan sudah tidak bernyawa,” ujarnya.

Khairuddin mengakui kalau Moses memiliki jabatan penting di PT TPL sebagai orang penentu. “Dia sebagai penanggungjawab untuk memastikan apakah operasional memenuhi syarat apa nggak,” terangnya.

Muntah-muntah setelah Minum di Lobi

Medan-Karyawan My Hotel di Jalan Surabaya Medan seketika geger, Minggu (8/1). Manajer PT Toba Pulp Lestari (TPL) Moises Doguran (38) warga Filipina yang menginap di kamar 552 ditemukan tewas. Anggota Polresta Medan dan Polsekta Medan Kota tiba di lokasi lalu mengevakuasi jasad Moises ke RS Pirngadi untuk divisum setelah sempat diperiksa di RS Caolumbia Asia di Jalan Listrik.

Menurut Humas My Hotel Herman Munthe mengatakan Moses (nama akrab korban) check in di My Hotel pada Sabtu (7/1). Sebelum ditemukan tewas, Sabtu malam ia sempat menikmati minuman segar di ruang lobi. “Kami tahu karena saya dan sopir Moses, Beny Sihombing duduk di ruang lobi tak jauh dari kursinya,” kata Herman.

Tidak lama kemudian, kata Herman, mereka melihat Moses terjatuh dari kursinya dan muntah-muntah. Melihat itu Herman bersama karyawan dan sopirnya membantu Moses untuk beridiri lalu mendudukannya kembali di tempat duduknya semula.

“Setelah itu kami menyarankannya untuk periksa ke dokter. Namun, tamu itu tidak mau, malah ia meminta agar diantarkan kekamarnya di lantai sembilan,” bilang Herman. Setelah sopir Moses mengantarkannya ke kamar, Moses tidak keluar lagi dari kamarnya.

Keesokan pagi harinya,lanjut Herman, pelayan hotel menghubungi tamu dari telepon untuk mempertanyakan sarapan yang akan diantar, termasuk kamar Moses. “Setelah berkali-kali kami hubungi tak ada jawaban dari kamar Moses. Kami langsung mengecek data di komputer apakah Moses masih ada di kamar atau tidak, ternyaata ia masih berada di kamar,” terangnya.

Tidak lama kemudian rekan Moses dan sopir tiba di hotel mengunjungi kamarnya. Hal yang sama didapat mereka.
“Karena kamar terkunci dari dalam, kami memutuskan untuk membuka kamarnya bersama rekan kantornya. Setelah kami buka pintu kamar, ternyata Moses ditemukan tak bernyawa lagi dalam kondisi telentang diatas tempat tidur masih mengenakan pakaian lengkap,” katanya.

Rekan kantor Moses langsung mengambil inistaif menghubugi dokter untuk memeriksa kondisi pasti Moses.
“Dari hasil pemeriksaan dokter di kamar itu, korban sudah tidak bernyawa sejak dua jam yang lalu. Kemudian kami langsung menghubungi polisi untuk melakukan olah TKP. Kalau dugaan sementara, korban tewas karena kecapekan habis perjalan jauh,” ujarnya.

Tim identifikasi Polresta Medan bersama Polsekta Medan Kota tiba di lokasi kejadian .Kanit Reskrim Medan Kota AKP Sangkot Simare-mare mengatakan setelah dilakukan olah TKP tidak ditemukan tanda-tanda penganiayaan di tubuh Moses.”Tanda-tanda penganiayaan tidak ada pada tubuh korban, diduga korban tewas karena sakit yang dideritanya,” sebut Simare-mare .

Sedangkan untuk dugaan kematian korban, Simare-Mare belum dapat memastikan. “Belum tau penyakit nya apa, kita tunggu pihak keluarga korban, karena korban akan dibawa ke RSU Pirngadi untuk divisum setelah itu rencananya korban akan langsung dibawa ke pesemayaman di Jalan Bakaran Batu,” ungkapnya.

Kepolisian sudah melaporkan kejadian ini ke konsulat jenderal (Konjen) Filipina di Indonesia tentang kematian Moses. “Sudah kita lapor ke Konjen Filipina, dan Konjen juga sudah memberitahu ke keluarganya. Dan rencananya keluarganya akan datang ke sini,” ucap mantan Kanit Reskrim Polsekta Patumbak ini.

Dengan begitu, pihak Polsekta Medan Kota telah mengamankan barang korban berupa HP, botol Aqua, jaket, pakaian korban serta sisa makanan di dalam kamar yang ditempatinya guna penyelidikan lebih lanjut. “Barang-barang korban kita amankan berikut juga para saksinya,” beber  Simare-mare mengakhiri.

Saat disinggung awal diketahuinya Manajer PT Toba Pulp Lestari ini telah tewas, menurut S Mare-mare, diketahui  saat pihak hotel akan menyediakan sarapan. Karena korban tak kunjung turun, hingga jam  10.00 WIB, dan berkali-kali ditelpon tidak diangkat. Oleh pihak hotel mengecek kamar 522 yang dihuni korban.

“menurut keterangan pihak Hotel , pihak hotel bersama, rekan-rekan korban yang juga menginap di My Hotel mengecek kamar korban, saat dibuka dengan kunci cadangan, korban di atas tempat tidur  terlihat seperti tertidur. Namun, saat dicek lebih dekat korban sudah kaku, oleh dokter pun korban dinyatakan sudah tak bernyawa,” ujar Mare-mare.

Sementara, dari keterangan tim identifikasi Polresta Medan, korban tewas diduga penyakit jantung. Dari kondisi tubuh diketahui wajah korban sudah membiru. “Kalau dugaan sementara, korban terkena penyakit jantung. Karena kondisi wajah dan tubuhnya membiru dengan psosisi telentang menahan sakit,” ungkap petugas yang meminta namanya tidak disebutkan itu sembari membawa mayat ke RSU Pirngadi.

Sementara itu, dari instalasi ruang jenazah RSU Pirngadi Medan, pihak teman kerja korban yang beradi di instalasi jenazah enggan memberikan komentar terkait meninggalnya korban.

Namun dari informasi yang dihimpun, korban diduga memiliki penyakit, karena dari tas korban ditemui adanya alat pengukur tensi. Bahkan teman kerja korban coba meyakinkan pihak keluarga korban yang berada di Filipina mengenai rencana pihak medis di Indonesia untuk melakukan pemeriksaan internal dan eksternal, untuk mengetahui penyebab kematian korban. “Pihak keluarga korban yang di Filipina sudah setuju untuk melakukan otopsi, mereka juga ingin memastikan penyebab kematiannya,”ujar salah satu teman korban lewat pembicaraan melalui seluler di depan ruang instalasi Jenazah RSUD dr Pirngadi Medan.

Humas PT TPL, Khairuddin yang dikonfirmasi mengatakan sebelum ditemukan tewas korban yang sudah sepuluh tahun lebih bekerja di PT TPL ini makan malam di restoran My Hotel, sabtu (8/1) sekitar pukul 19.30 WIB.  “Karyawan hotel bilang dia sempat mau makan malam. Tapi dia sempat muntah-muntah lalu jatuh. Lalu karyawan membawanya kekamar hotel lagi dan mengantar makanan tersebut ke kamarnya,” katanya.

Selanjutnya, karyawan hotel sempat menawarkan korban untuk dibawa berobat, namun korban menolak. Saat pagi ketika di cek didalam kamar, korban tidak menjawab. “Lalu kamar beliau di gedor dan ternyata ditemukan sudah tidak bernyawa,” ujarnya.

Khairuddin mengakui kalau Moses memiliki jabatan penting di PT TPL sebagai orang penentu. “Dia sebagai penanggungjawab untuk memastikan apakah operasional memenuhi syarat apa nggak,” terangnya.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/