30 C
Medan
Friday, May 17, 2024

Menjadi Robot untuk Mengingatkan Waktu Salat

PRESTASI: Murid SD Azzakiyah Islamic School yang berprestasi di Malaysia.
PRESTASI: Murid SD Azzakiyah Islamic School yang berprestasi di Malaysia.

SUMUTPOS.CO- Dalam waktu 10 menit, Izzatun Nada Azzakiyah (7), Zaidan Malik Ibrahim (7), dan Iffah Nabila Rahmat (7) berhasil memukau ratusan orang. Diiringi musik, dengan kostum robot dengan jam di bagian depannya, mereka membawakan teater  tentang salat. Apresiasi tinggi pun datang dari semua juri.

Ketiga nama murid kelas 2 SD Azzakiyah Islamic School di Jalan Metrologi IV Ujung, Medan Tembung ini keluar menjadi juara 2 kategori robotn teater dalam perlombaan bergengsi Internasional Islamic School Robot Olimpiade (IISRO) yang diadakan di Johor Bahru, Malaysia pada tanggal 24 sampai 27 Desember 2014 lalu.

“Tema yg diangkat kemarin tentang waktu salat dengan durasi tampil hanya 10 menit. Cerita full musik dan kostum yang digunakan adalah kostum robot yang dibuat berdasarkan waktu salat,” jelas Ayu Sinta Ramadhani selaku guru kelas didampingi Hadi Ismanto, guru club robotik dan Fitriani Sri Udayati selaku manajer club kepada Sumut Pos, Kamis (8/1).

Ketiga guru yang juga mendampingi saat di Malaysia ini mengaku sangat bangga karena dengan cerita yang sangat sederhana ternyata, murid-muridnya justru mendapatkan apresiasi tinggi dari juri bahkan peserta lainnya. “Bukan cuma juri yang berkomentar, peserta lain juga memberikan pendapatnya kalau cerita yang dibawakan sangat menarik,” ujar Ayu sembari mengatakan mereka adalah satu-satunya perwakilan dari Sumatera Utara (Sumut)
Ayu menceritakan, bahwa dalam teater robot itu, Iffah berlaku sebagai robot selalu mengingatkan waktu salat kepada Izzatun yang berlaku sebagai si miskin dan Zaidan sebagai si kaya.

“Intinya, kita ingin menyampaikan bahwa seringnya kita lupa salat atau lalai dalam waktu salat hanya karena kesibukan. Kami menampilkan si kaya dan miskin hanya mengejar uang dan si robot mengingatkan di setiap waktu salat. Nah yang buat seru adalah saat akhirnya waktu habis dan pemain meninggal karena tabrakan. Ini sangat menohok sekali katanya mengingatkan mati itu dekat,” jelas Ayu tersenyum.

Dijelaskan Ayu, perlombaan IISRO sendiri merupakan perlombaan tingkat internasional yang diadakan setiap tahun dan pesertanya adalah dari sekolah-sekolah  islami dari negara-negara yang memiliki sekolah Islam. “Kami satu-satunya peserta dari Sumut lainnya dari Riau itupun tingkat SMA,” katanya.

Dalam perlombaan ini, Ayu mengatakan persiapannya tidak mudah baik mempersiapkan fisik juga mental. “Kita latihan rutin disekolah sebelum keberangkatan. Meskipun ini perlombaan kedua kalinya tetap fisik dan mental harus disiapkan sehingga saat tampil anak-anak legah dan tidak terlihat seperti ada paksaan dan tekanan karena itu terpenting. Tahun lalu kami juga ikut ini juga dan juara 2 juga. Juara bertahanlah istilahnya,” katanya.

Tambahnya, juri juga menilai bila cerita teater mereka orisinil. “Katanya, tim kita selalu menyajikan penampilan dengan tema yang berbeda, unik dan memiliki karakteristik, serta memiliki keterkaitan antara robot, kostum, dan alur cerita,” ujarnya.

Tambah Ayu, ke depan, pihaknya siap untuk  menghadapi ajang yang sama. “TIM Robotik Azzakiyah akan mempersiapkan hal-hal baru lagi untuk siap berkompetisi tentunya. Mudah-mudahan untuk teater robot tahun depan lebih dahsyat lagi dan tetap menjadi peserta terfavorit oleh juri. Tahun depan IISRO 2015 yang akan jadi tuan rumah kembali Indonesia tepatnya di Jogja,” katanya.

Selain itu, pihaknya juga akan terus berusaha agar dapat mengikuti perlombaan tingkat nasional dan internasional lainnya dengan kategori lain seperti robot sumo, line tracer, dan lainnya yang memang juga permintaan dari anak-anak. “Biasanya apapun evennya kami terbiasa berdiskusi dulu dengan anak-anak,” katanya sembari mengatakan muridnya juga akan melakukan studi dan belajar bersama di sekolah robot Indonesia di Malang dalam waktu dekat. (rbb)

PRESTASI: Murid SD Azzakiyah Islamic School yang berprestasi di Malaysia.
PRESTASI: Murid SD Azzakiyah Islamic School yang berprestasi di Malaysia.

SUMUTPOS.CO- Dalam waktu 10 menit, Izzatun Nada Azzakiyah (7), Zaidan Malik Ibrahim (7), dan Iffah Nabila Rahmat (7) berhasil memukau ratusan orang. Diiringi musik, dengan kostum robot dengan jam di bagian depannya, mereka membawakan teater  tentang salat. Apresiasi tinggi pun datang dari semua juri.

Ketiga nama murid kelas 2 SD Azzakiyah Islamic School di Jalan Metrologi IV Ujung, Medan Tembung ini keluar menjadi juara 2 kategori robotn teater dalam perlombaan bergengsi Internasional Islamic School Robot Olimpiade (IISRO) yang diadakan di Johor Bahru, Malaysia pada tanggal 24 sampai 27 Desember 2014 lalu.

“Tema yg diangkat kemarin tentang waktu salat dengan durasi tampil hanya 10 menit. Cerita full musik dan kostum yang digunakan adalah kostum robot yang dibuat berdasarkan waktu salat,” jelas Ayu Sinta Ramadhani selaku guru kelas didampingi Hadi Ismanto, guru club robotik dan Fitriani Sri Udayati selaku manajer club kepada Sumut Pos, Kamis (8/1).

Ketiga guru yang juga mendampingi saat di Malaysia ini mengaku sangat bangga karena dengan cerita yang sangat sederhana ternyata, murid-muridnya justru mendapatkan apresiasi tinggi dari juri bahkan peserta lainnya. “Bukan cuma juri yang berkomentar, peserta lain juga memberikan pendapatnya kalau cerita yang dibawakan sangat menarik,” ujar Ayu sembari mengatakan mereka adalah satu-satunya perwakilan dari Sumatera Utara (Sumut)
Ayu menceritakan, bahwa dalam teater robot itu, Iffah berlaku sebagai robot selalu mengingatkan waktu salat kepada Izzatun yang berlaku sebagai si miskin dan Zaidan sebagai si kaya.

“Intinya, kita ingin menyampaikan bahwa seringnya kita lupa salat atau lalai dalam waktu salat hanya karena kesibukan. Kami menampilkan si kaya dan miskin hanya mengejar uang dan si robot mengingatkan di setiap waktu salat. Nah yang buat seru adalah saat akhirnya waktu habis dan pemain meninggal karena tabrakan. Ini sangat menohok sekali katanya mengingatkan mati itu dekat,” jelas Ayu tersenyum.

Dijelaskan Ayu, perlombaan IISRO sendiri merupakan perlombaan tingkat internasional yang diadakan setiap tahun dan pesertanya adalah dari sekolah-sekolah  islami dari negara-negara yang memiliki sekolah Islam. “Kami satu-satunya peserta dari Sumut lainnya dari Riau itupun tingkat SMA,” katanya.

Dalam perlombaan ini, Ayu mengatakan persiapannya tidak mudah baik mempersiapkan fisik juga mental. “Kita latihan rutin disekolah sebelum keberangkatan. Meskipun ini perlombaan kedua kalinya tetap fisik dan mental harus disiapkan sehingga saat tampil anak-anak legah dan tidak terlihat seperti ada paksaan dan tekanan karena itu terpenting. Tahun lalu kami juga ikut ini juga dan juara 2 juga. Juara bertahanlah istilahnya,” katanya.

Tambahnya, juri juga menilai bila cerita teater mereka orisinil. “Katanya, tim kita selalu menyajikan penampilan dengan tema yang berbeda, unik dan memiliki karakteristik, serta memiliki keterkaitan antara robot, kostum, dan alur cerita,” ujarnya.

Tambah Ayu, ke depan, pihaknya siap untuk  menghadapi ajang yang sama. “TIM Robotik Azzakiyah akan mempersiapkan hal-hal baru lagi untuk siap berkompetisi tentunya. Mudah-mudahan untuk teater robot tahun depan lebih dahsyat lagi dan tetap menjadi peserta terfavorit oleh juri. Tahun depan IISRO 2015 yang akan jadi tuan rumah kembali Indonesia tepatnya di Jogja,” katanya.

Selain itu, pihaknya juga akan terus berusaha agar dapat mengikuti perlombaan tingkat nasional dan internasional lainnya dengan kategori lain seperti robot sumo, line tracer, dan lainnya yang memang juga permintaan dari anak-anak. “Biasanya apapun evennya kami terbiasa berdiskusi dulu dengan anak-anak,” katanya sembari mengatakan muridnya juga akan melakukan studi dan belajar bersama di sekolah robot Indonesia di Malang dalam waktu dekat. (rbb)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/