30 C
Medan
Thursday, May 2, 2024

Biaya Pengobatan Pelajar SMK ‘Keracunan’ Ditanggung Disdik

Foto: Parlindungan/Sumut Pos
Seorang pelajar SMK Binaan Pemprovsu yang keracunan makanan, dirawat di RS, Rabu (8/2/2017).

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Utara mengatakan akan menanggung biaya perobatan seratusan Pelajar Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri Binaan Provinsi Sumatera Utara yang keracunan, kemarin.

” Biaya perawatan kita semua. Tidak ada masalah. Lagian BPJS juga ada, ” kata Kepala Dinas Pendidikan Sumatera Utara, Arsyad Lubis kepada wartawan di Rumah Sakit Sufina Azis yang merawat para korban, Kamis (9/2) pagi.

Arsad menyebut, kondisi 42 pelajar SMK itu mulai membaik. Namun belum ada pelajar yang pulang. “Kepulangan para pelajar menunggu keputusan dokter. Jika Dokter memutuskan mereka tetap dirawat hingga benar-benar pulih, kami akan mengikutinya,” katanya.

Ditanya soal katering, Arsad mengaku katering penyedia makanan di asrama tersebut memang baru. Namun pihaknya tidak menyalahkan pemilik katering karena pemiliknya juga melayani katering di tempat lain dan selama ini tidak ada masalah. Ditanya kelalaian Kepala Sekolah, Arsad mengaku belum dapat memastikan.

“Kita serahkan pada Kepolisian. Jika memang ada kelalaian, akan ada tindakan dari kita. Namun keterangan yang kita dapat, mekanisme selama ini sudah dijalankan,” tandas Arsad.

Yusniar, petugas ruang rawat inap Rumah Sakit Sufina Aziz mengatakan, kondisi para pelajar sudah mulai membaik. “Sebelumnya mereka muntah-muntah, sekarang sudah tidak lagi. Mereka hanya mengeluhkan lemas dan pusing. Melihat kondisinya, sebahagian mungkin sudah bisa pulang hari ini, ” ujarnya.

Jumlah pelajar SMK yang dirawat di Rumah Sakit Sufina Aziz berjumlah 42 orang. Pada Kamis (8/2) pagi, seorang pelajar masuk lagi ke IGD, kemudian ke ruang rawat inap. “Pelajar tersebut juga mengalami gejala keracunan, ia berulang kali BAB namun hanya air yang keluar,” jelasnya.

Sorang dari orang tua murid, Rina Sari Hasibuan menyampaikan, putrinya bernama Alfira Khairani Putri sudah mulai membaik. Hanya saja masih lemas. Karena itu ia meminta putrinya tetap dirawat.

” Kalau pihak Disdik mau tanggung jawab, kita senang. Tapi anak saya pakai BPJS kok, ” ujarnya.

Rina menyenbut kejadian itu musibah belaka. Ia tidak menyalahkan pihak sekolah atas kejadian itu, apalagi pihak sekolah langsung menangani masalah secepatnya. (ain)

Foto: Parlindungan/Sumut Pos
Seorang pelajar SMK Binaan Pemprovsu yang keracunan makanan, dirawat di RS, Rabu (8/2/2017).

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Utara mengatakan akan menanggung biaya perobatan seratusan Pelajar Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri Binaan Provinsi Sumatera Utara yang keracunan, kemarin.

” Biaya perawatan kita semua. Tidak ada masalah. Lagian BPJS juga ada, ” kata Kepala Dinas Pendidikan Sumatera Utara, Arsyad Lubis kepada wartawan di Rumah Sakit Sufina Azis yang merawat para korban, Kamis (9/2) pagi.

Arsad menyebut, kondisi 42 pelajar SMK itu mulai membaik. Namun belum ada pelajar yang pulang. “Kepulangan para pelajar menunggu keputusan dokter. Jika Dokter memutuskan mereka tetap dirawat hingga benar-benar pulih, kami akan mengikutinya,” katanya.

Ditanya soal katering, Arsad mengaku katering penyedia makanan di asrama tersebut memang baru. Namun pihaknya tidak menyalahkan pemilik katering karena pemiliknya juga melayani katering di tempat lain dan selama ini tidak ada masalah. Ditanya kelalaian Kepala Sekolah, Arsad mengaku belum dapat memastikan.

“Kita serahkan pada Kepolisian. Jika memang ada kelalaian, akan ada tindakan dari kita. Namun keterangan yang kita dapat, mekanisme selama ini sudah dijalankan,” tandas Arsad.

Yusniar, petugas ruang rawat inap Rumah Sakit Sufina Aziz mengatakan, kondisi para pelajar sudah mulai membaik. “Sebelumnya mereka muntah-muntah, sekarang sudah tidak lagi. Mereka hanya mengeluhkan lemas dan pusing. Melihat kondisinya, sebahagian mungkin sudah bisa pulang hari ini, ” ujarnya.

Jumlah pelajar SMK yang dirawat di Rumah Sakit Sufina Aziz berjumlah 42 orang. Pada Kamis (8/2) pagi, seorang pelajar masuk lagi ke IGD, kemudian ke ruang rawat inap. “Pelajar tersebut juga mengalami gejala keracunan, ia berulang kali BAB namun hanya air yang keluar,” jelasnya.

Sorang dari orang tua murid, Rina Sari Hasibuan menyampaikan, putrinya bernama Alfira Khairani Putri sudah mulai membaik. Hanya saja masih lemas. Karena itu ia meminta putrinya tetap dirawat.

” Kalau pihak Disdik mau tanggung jawab, kita senang. Tapi anak saya pakai BPJS kok, ” ujarnya.

Rina menyenbut kejadian itu musibah belaka. Ia tidak menyalahkan pihak sekolah atas kejadian itu, apalagi pihak sekolah langsung menangani masalah secepatnya. (ain)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/