
Terpisah, Rahmat Gustin, abang ipar seorang terduga teroris yang ditangkap Densus 88 atas nama Reza, mengaku hingga kini belum dapat bertemu Reza. Oleh karena itu, Rahmat mengaku upaya yang dilakukan pihaknya, masih mencari keberadaan Reza. Hal itu disampaikan Rahmat Gustin saat diwawancarai Sumut Pos, Kamis (8/6) sore.
“Belum bisa komunikasi. Makanya tadi kami ke Polda untuk mencari keterangan siapa yang menangkap dan di mana ditahan.Tapi dibola-bola kami,” ujarnya.
Ditambahkan Rahmat, salah satu tujuan mencari keberadaan ketiga orang yang ditangkap itu, mengingat salah seorang yang ditangkap itu bernama Azam, menderita penyakit diabetes sehingga setiap hari harus mengonsumsi obat, tiga kali sehari. Dikatakannya, pihaknya juga ingin memberitahukan itu, agar kondisi Azam terjaga.
Disinggung soal apakah Reza, Azam dan Jhon Hen memang terlibat terorisme, Rahmat mengaku tidak meyakininya. Dikatakan Rahmat, kegiatan dakwah dari organisasi masing-masing ormas Islam yang diikuti ketiganya, disebut Rahmat cukup baik.
Selain itu Rahmat menjelaskan, kalau dirinya pernah ditanya oleh AKBP Ahyan soal Reza yang merupakan adik iparnya. Dikatakannya, AKBP Ahyan mengaku sebagai pasien tetap Reza untuk pijat dan bekam. Dengan hal itu, dikatakan Reza kalau dirinya semakin tidak yakin kalau Reza terlibat terorisme. Disebut Rahmat, mengingat konotasi bahwa Polisi musuh teroris, seharusnya Reza melakukan sesuatu terhadap AKBP Ahyan.
“Reza ini korban. Dia tidak cukup cakap melihat ini. Ada gerakan-gerakan bawah tanah, cenderung banyak orang terjebak. Seperti jaman Ali Murtopo. Sistem tebar pancing. Ada seseorang yang punya spesialisasi menebar pancing. Ketika pancing-pancing sudah mendapatkan umpannya, maka dijadikan operasi. Seperti kejadian komando jihad. Bahkan mereka sendiri tidak tahu apa istilah Komando Jihad itu, ” lanjut Rahmat.
Sebelum mengakhiri, pria yang juga merupakan Ketua Liga Muslim Indonesia (LMI) itu mengaku kecewa dengan aksi Densus 88, saat hendak menggeledah kediaman Reza di kawasan Jalan Jermal, Medan Denai. Dikatakannya, Polisi telah memberi justifikasi sosial pada keluarganya. Oleh karena itu, diakui Rahmat jika keluarganya, khususnya adik perempuannya yang merupakan isteri Reza, mengalami syok berat. (dvs/gus/adz)