MEDAN- Tahun ajaran baru 2020/2021 bakal dimulai Senin (13/7), pekan depan. Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Medan memastikan, proses belajar-mengajar dengan cara tatap muka masih belum akan diberlakukan. Sebab, sampai hari ini Kota Medan masih masuk kategori zona merah penyebaran Covid-19.
Sesuai Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran pada Tahun Ajaran dan Tahun Akademik Baru di Masa Pandemi Covid-19 yang dikeluarkan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), satuan pendidikan di zona kuning, oranye dan merah dilarang untuk melakukan pembelajaran tatap muka. “Jadi, tahun ajaran baru pembelajaran masih dilakukan secara daring (online),” kata Kepala Disdik Medan, Adlan kepada wartawan di gedung DPRD Medan, Rabu (8/7).
Menurut Adlan, Disdik Medan masih berupaya untuk mencari cara agar proses belajar-mengajar secara daring bisa berjalan efektif. Diakuinya, tidak semua peserta didik memiliki android guna mendukung proses pembelajaran secara daring. Oleh karena itu, ia meminta pihak sekolah untuk melakukan pemetaan. “Kalau ada murid yang tidak punya android, maka guru yang nantinya akan mendatangi. Itu sedang kita petakan sekarang,” jelas kandidat doktor dari UINSU itu.
Mengenai rencana pembelajaran secara online, Adlan mengaku akan membuat surat edaran untuk seluruh sekolah PAUD, SD, SMP negeri dan swasta se-Kota Medan. “Dalam waktu dekat surat edaran akan kita kirimkan ke sekolah, intinya memberitahu agar proses pembelajaran tetap dilakukan secara online,” bebernya.
Mantan Kepala Sekolah di SMP Negeri 1 Medan ini menambahkan, berdasarkan aturan dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan hanya daerah yang zona hijau yang diperolehkan melakukan proses belajar mengajar secara tatap muka. “Di Indonesia hanya 6 persen daerah yang zona hijau, itu yang boleh tatap muka. Selebihnya belum,” tuturnya.
Terpisah, Plt Wali Kota Medan Akhyar Nasution mengakui, hingga kini Pemko Medan belum menemukan formula, bagaimana metode pembelajaran secara tatap muka dalam pelaksanaan adaptasi kebiasaan baru (AKB) atau new normal. “Jadi sampai sekarang Perwal AKB belum mengatur pembelajaran tatap muka dan pelaksanaan pesta- pesta adat, itu belum kita atur, karena kita memang belum mendapatkan formulanya,” kata Akhyar, Rabu (8/7).
Disebutnya, tim dari Pemko Medan tengah melakukan diskusi dengan para ahli dan tokoh masyarakat untuk mencari pola pelaksanaan kebiasaan baru di sektor pendidikan dan pesta adat. Jika telah ditemukan konsep yang tepat, tidak tertutup kemungkinan perwal yang telah diterbitkan akan direvisi. Perwal Medan Nomor 27 Tahun 2020 juga telah memuat sanksi bagi para pelanggar protokol kesehatan yang telah ditetapkan. “Kewenangan Pemko Medan maksimal sanksi administratif. Namun dalam hal tersebut jika memang membahayakan kehidupan orang lain, maka bisa jadi tindakan lainnya yang akan diterapkan,” sebut Akhyar.
Sehari, Positif Covid-19 Tambah 155
Berdasarkan data dari Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Covid-19 Sumut, hingga Rabu (8/7) sore, pasien positif Covid-19 bertambah 155 orang menjadi 1.976 orang. Penambahan juga terjadi pada orang dalam pemantauan (ODP) sebanyak 148 penderita, dari 1.529 orang menjadi 1.677 orang. Kemudian, pasien meninggal dunia akibat Covid-19 bertambah 1 orang dari 109 orang menjadi 110 orang. Sedangkan pasien dalam pengawasan (PDP) angkanya berkurang 19 orang dari 279 orang menjadi 260 orang. Sementara yang sembuh dari Covid-19 bertambah 10 orang dari 493 orang menjadi 503 orang.
Relawan Komunikasi Tim GTPP Covid-19 Sumut, Putri Mentari Sitanggang menyatakan, pada sebagian kabupaten/kota di Sumut kasus positif masih mengalami peningkatan dan dirawat di rumah sakit rujukan Covid-19. Di Rumah Sakit (RS) GL Tobing terdapat 53 pasien yang dirawat dari kapasitas 74 pasien.
Untuk di RS Martha Friska, dirawat 75 pasien dari daya tampung 110 pasien. “Pemprovsu akan terus meningkatkan kapasitas rumah sakit rujukan pasien Covid-19 dalam rangka mengantisipasi lonjakan pasien. Pekan depan, akan ada penambahan ruang isolasi pasien Covid-19 di RSUP H Adam Malik,” ujar Putri saat memberikan keterangan persnya melalui video streaming Youtube, Rabu sore.
Kata Putri, upaya penanganan Covid-19 terus dilakukan salah satunya dengan penelusuran kontak erat atau tracing. Upaya ini penting dilakukan untuk mencari kasus positif yang nantinya dilakukan pengujian sampel secara masif. “Sampai dengan 7 Juli 2020, akumulasi spesimen yang sudah diperiksa sebanyak 13.731. Jumlah terbanyak terdapat pada Kota Medan, Kabupaten Deli Serdang, Kabupaten Simalungun dan Kota Pematangsiantar. Kasus positif yang ditemukan dari hari ke hari pada beberapa kabupaten/kota berdasarkan tracing yang agresif,” paparnya.
Lebih lanjut Putri mengatakan, masyarakat diimbau untuk menghindari mengunjungi rumah sakit sementara saat ini, dan hanya melakukannya ketika kondisi darurat. Jika masih memungkinkan, maka manfaatkan konsultasi lewat fasilitas teknologi atau aplikasi online.
“Mengurangi intensitas aktivitas sosial saat ini merupakan langkah penting untuk mencegah penularan virus corona. Sebab, tidak tahu siapa yang di sekitar kita membawa virus. Banyak sekali orang tanpa gejala atau keluhan tetapi ternyata membawa virus. Kita tidak bisa membedakan secara fisik dengan kasat mata. Untuk itu, sebaiknya jangan keluar rumah jika tidak ada keperluan mendesak,” ungkapnya.
Diutarakan dia, masyarakat harus memastikan bahwa dirinya tidak tertular wabah penyakit ini, karena tidak ada yang bisa menjamin aktivitas di luar rumah aman dari penularan Covid-19. Jika memang terpaksa harus keluar rumah, maka penggunaan masker tidak bisa ditawar-tawar lagi demi keselamatan dari virus tersebut. Selain itu, mencuci tangan memakai sabun atau hand sanitizer setelah beraktivitas di luar rumah. Kemudian, menjaga jarak saat interaksi dan hindari kerumunan.
Ia menambahkan, berdasarkan hasil pemantauan GTTP Covid-19 Sumut, beberapa minggu terakhir tempat-tempat wisata di Sumut mulai dipadati pengunjung. Karena itu, diimbau juga bisa menahan diri untuk tidak piknik atau berlibur ke tempat wisata karena berpotensi tertular virus corona. “Anak-anak muda mungkin bisa tertular dan kondisinya tidak terlalu berat, karena daya tubuh mereka masih baik.
Akan tetapi, bila tertular dan pulang ke rumah maka sangat berbahaya menularkan kepada orang lain yang berusia lanjut atau memiliki penyakit kronis seperti diabetes dan lainnya. Jika tertular virus ini, maka berakibat fatal terhadap mereka karena akan jatuh sakit dalam kondisi berat dengan angka kematian yang sangat tinggi. Oleh sebab itu, mari sama-sama menyadari upaya keberhasilan penanganan Covid-19 ini sangat bergantung dari peran serta masyarakat,” tandasnya. (ris/bbs)