32 C
Medan
Sunday, October 20, 2024
spot_img

Jauh dari Palas, Nek Ini Tertunda ke Mekah Karena Visa

Termasuk dengan perlengkapan untuk haji, Masliani membeli secara bertahap karena keuangannya terbatas dan bantuan dari anak-anaknya. Bahkan, Masliani juga telah mengikuti tradisi tepung tawar haji di masjid dan beberapa tempat untuk mendapat doa selamat. Ada juga keluarga yang datang ke rumahnya untuk mengupa-upa.

“Jadi, dengan tidak berangkat begini, sedih kali rasa ibu kami. Malu dia katanya. Padahal semalam waktu mau berangkat, kami keluarga besar mengantar ibu ke Lapangan Merdeka Sibuhuan yang berjarak 10 kilometer dari rumah kami, untuk diberangkatkan pemkab dengan bus ke Asrama Haji Medan,” jelas Rahmad.

Lantas mengapa mereka membawa pulang ibunya dari Asrama Haji Medan? Rahmad mengaku, karena dirinya dan keluarganya khawatir jika ibunya berlama-lama di Asrama Haji akan menambah kesedihan ibunya. Apalagi belum diketahui secara pasti kapan ibunya akan diberangkat ke tanah suci.

“Kata orang Kemenag, di Kloter 13 nanti ibu saya akan berangkat. Itupun kalau bisa katanya. Janganlah karena kami orang kampung, semena-mena sama kami,” tandas Rahmad.

Di ketahui, selain Nek Masliani, ada dua calon haji lainnya yang terancam gagal berangkat ke Tanah Suci. Mereka adalah Ummi Kalsum yang dikabarkan memilih bertahan di kampung halaman sembari menunggu kepastian keberangkatan, dan Rahmad Mujahid seorang Petugas Tim Pembimbing Ibadah Haji Daerah yang memilih menunggu di Asrama Haji Medan.

“Dari kita, ada dua orang Petugas TPHD. Namun keduanya belum siap visa. Mereka diberangkatkan berdasar SK Gubernur dan biayanya dibayar oleh Pemerintah Daerah. Namun untuk pelunasan, baru tiga minggu lalu dilakukan, “ ujar Kepala Kantor Depag Padang Lawas, Drs Amran ketika dikonfirmasi Sumut Pos di Asrama Haji Medan.

Pjs Kepala Bidang Haji Kanwil Kemenag Sumut, Bahrum Saleh mengaku, pihaknya telah mengirimkan seseorang ke Jakarta untuk menyelesaikan visa tiga jamaah dari Kloter I yang terancam gagal berangkat itu. Untuk meyakinkan beberapa wartawan yang mengkonfirmasi, Bahrum menelepon orang yang disebutnya sedang berada di Jakarta itu.

Setelah bertelepon, dikatakan Bahrum, jika satu pasport diperkirakan dapat selesai pada malam ini. Sementara untuk dua lagi sedang diupayakan. “Sebenarnya untuk visa ini, kita hanya mengikut saja. Peraturan dari sana. Kalau tidak dikasih kita ke sana, hanya ngikut saja kita. Sering kali peraturan berubah-ubah, “ ucap Bahrum. (ain/ris)

Termasuk dengan perlengkapan untuk haji, Masliani membeli secara bertahap karena keuangannya terbatas dan bantuan dari anak-anaknya. Bahkan, Masliani juga telah mengikuti tradisi tepung tawar haji di masjid dan beberapa tempat untuk mendapat doa selamat. Ada juga keluarga yang datang ke rumahnya untuk mengupa-upa.

“Jadi, dengan tidak berangkat begini, sedih kali rasa ibu kami. Malu dia katanya. Padahal semalam waktu mau berangkat, kami keluarga besar mengantar ibu ke Lapangan Merdeka Sibuhuan yang berjarak 10 kilometer dari rumah kami, untuk diberangkatkan pemkab dengan bus ke Asrama Haji Medan,” jelas Rahmad.

Lantas mengapa mereka membawa pulang ibunya dari Asrama Haji Medan? Rahmad mengaku, karena dirinya dan keluarganya khawatir jika ibunya berlama-lama di Asrama Haji akan menambah kesedihan ibunya. Apalagi belum diketahui secara pasti kapan ibunya akan diberangkat ke tanah suci.

“Kata orang Kemenag, di Kloter 13 nanti ibu saya akan berangkat. Itupun kalau bisa katanya. Janganlah karena kami orang kampung, semena-mena sama kami,” tandas Rahmad.

Di ketahui, selain Nek Masliani, ada dua calon haji lainnya yang terancam gagal berangkat ke Tanah Suci. Mereka adalah Ummi Kalsum yang dikabarkan memilih bertahan di kampung halaman sembari menunggu kepastian keberangkatan, dan Rahmad Mujahid seorang Petugas Tim Pembimbing Ibadah Haji Daerah yang memilih menunggu di Asrama Haji Medan.

“Dari kita, ada dua orang Petugas TPHD. Namun keduanya belum siap visa. Mereka diberangkatkan berdasar SK Gubernur dan biayanya dibayar oleh Pemerintah Daerah. Namun untuk pelunasan, baru tiga minggu lalu dilakukan, “ ujar Kepala Kantor Depag Padang Lawas, Drs Amran ketika dikonfirmasi Sumut Pos di Asrama Haji Medan.

Pjs Kepala Bidang Haji Kanwil Kemenag Sumut, Bahrum Saleh mengaku, pihaknya telah mengirimkan seseorang ke Jakarta untuk menyelesaikan visa tiga jamaah dari Kloter I yang terancam gagal berangkat itu. Untuk meyakinkan beberapa wartawan yang mengkonfirmasi, Bahrum menelepon orang yang disebutnya sedang berada di Jakarta itu.

Setelah bertelepon, dikatakan Bahrum, jika satu pasport diperkirakan dapat selesai pada malam ini. Sementara untuk dua lagi sedang diupayakan. “Sebenarnya untuk visa ini, kita hanya mengikut saja. Peraturan dari sana. Kalau tidak dikasih kita ke sana, hanya ngikut saja kita. Sering kali peraturan berubah-ubah, “ ucap Bahrum. (ain/ris)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/