Sementara itu, RSUD Sigli juga dilaporkan kewalahan menerima korban luka-luka, setelah RSUD Pidie Jaya tak mampu menampung korban yang terus berdatangan.
Tak hanya bangunan, beberapa ruas jalan di Pidie Jaya terlihat mengalami kerusakan.
Kerusakan jalan terpantau di kawasan antara Trienggadeng dengan Meureudu sepanjang hampjr 100 meter dengan lebar antara 5-10 centimeter, namun tidak mengganggu pengguna jalan, meski sempat terjadi kemacetan.
Sementara dari kawasan Samalanga, Kabupaten Bireuen, dilaporkan lantai dasar gedung Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Al Aziziyah rusak, dan kubah masjid di Dayah Ma’hadal Ulum Diniyah Islamiyah (MUDI) Masjid Raya, Desa Mideun Jok, ambruk.
Sejumlah santri dan guru, menurut Camat Samalanga, Jamaluddin, mengalami luka-luka.
“Yang paling parah kerusakan gedung STAI Al Aziziyah dan kubah masjid MUDI. Sejumlah toko di kota Samalanga juga mengalami kerusakan berat,” jelasnya.
Banyaknya korban luka-luka dan minimnya fasilitas di RSUD Pidie Jaya, membuat Kantor Kesehatan Pelabuhan II Lhokseumawe segera mengirim bantuan obat-obatan untuk penanganan korban gempa.
“Pidie Jaya salah satu dari 12 kabupaten/kota yang masuk wilayah kerja KKP II Lhokseumawe dalam pembinaan kesehatan haji,” ungkap Nurdin,Kasi Pengendalian Karantina Surveilance Epidemiologi KKP II.
Diharapkan obat-obatan yang diberikan ini dapat membantu memenuhi persediaan obat untuk menangani korban gempa.(ibi/mag-63/ahi/rah/mai/sam/jpnn)