25.6 C
Medan
Wednesday, May 8, 2024

Korban Meninggal 100 Lebih, Bantuan Terus Mengalir

CARI KORBAN: Petugas dibantu warga mencari korban gempa dibawah reruntuhan gedung akibat gempa di Pidie Jaya, Kamis (8/12). ENO SUNARNO/RAKYAT ACEH
CARI KORBAN: Petugas dibantu warga mencari korban gempa dibawah reruntuhan gedung akibat gempa di Pidie Jaya, Kamis (8/12).
ENO SUNARNO/RAKYAT ACEH

SUMUTPOS.CO  – Aktivitas gempa di wilayah Pidie Jaya, Aceh, mulai menurun. Di sisi lain, upaya pencarian korban semakin ditingkatkan. Tim gabungan pencari dan penyelamat (SAR) fokus untuk menemukan kemungkinan korban yang tewas tertimbun reruntuhan.

Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Willem Rampangilei mengatakan, ada beberapa reruntuhan yang harus diinvestigasi terkait klaim korban yang hilang. Petugas terus merima menerima laporan tentang korban yang belum ditemukan.

“Tim lapangan  menemukan korban-korban baru. Karena itu, kami kerahkan sekitar 2.600 orang untuk mencari di beberapa titik,” kata Willem di Posko Informasi Gempa Pidie Jaya kemarin (8/12). Tempat yang dituju adalah reruntuhan di wilayah Meuredue, Ulee Glee, dan Trienggadeng.

Data resmi dari posko informasi BNPB di Pidie Jaya menyebutkan, korban meninggal ada 100 orang. Terdiri atas  96 warga Kabupaten Pidie Jaya, dua warga Kabupaten Bireun, dan dua warga Kabupaten Pidie. Korban luka-luka mencapai 666 orang.

Diperkirakan masih ada puluhan warga yang tertimbun di ruko runtuh kawasan Meuredue. Untuk memastikan hal itu, petugas akan membersihkan material reruntuhan. “Kita akan tetap menggali di titik yang sama karena proses evakuasi reruntuhan belum selesai. Tidak bisa buru-buru karena harus memperkirakan kira-kira korban ada di mana,” kata Kepala SAR Aceh Suyatno.

Sementara itu, kiriman bantuan terus diterbangkan menuju lokasi. Kemarin (8/12), dengan menggunakan pesawat Hercules TNI-AU dan pesawat cargo mengirim bantuan logistic dan peralatan ke Pidie Jaya. Bantuan senilai Rp 3,5 miliar tersebut berupa tenda pengungsi 20 peti, genset 2.800 watt sebanyak 30 unit, velbed 100 unit, tenda gulung 1.000 unit, lauk-pauk, tikar, peralatan dapur, selimut dan lainnya. ”Pada Jumat (9/12) akan diterbangkan kembali bantuan logistik dan peralatan ke Aceh melalui Halim,” tutur Sutopo Purwo Nugroho, Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB di Jakarta, kemarin (8/12).

Seluruh bantuan tersebut guna memenuhi kebutuhan 11.142 jiwa pengungsi. Mereka tersebar di rumah-rumah saudara atau kerabatnya dan di 28 titik pos pengungsian. Tim SAR bersama relawan telah mendirikan dapur umum, pos kesehatan, dan dukungan sanitasi. Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat  telah mengerahkan 4 tangki air, 70 hidran umum, 80 MCK mobile, alat berat (loader, stonebreaker, dan eskavator) untuk membantu pemenuhan kebutuhan di pengungsian.

”Kementerian PU juga akan melakukan audit bangunan fasilitas umum seperti sekolah dan tempat ibadah,” ungkap Sutopo.

Selain itu, guna memenuhi kebutuhan pengobatan warga terdampak, TNI akhirnya mendirikan rumah sakit lapangan di Pidie Jaya.  Kementerian Kesehatan (Kemenkes) juga telah menerjunkan tim untuk melakukan koordinasi dan melakukan penilaian cepat kesehatan atau rapid health assesment (RHA).

CARI KORBAN: Petugas dibantu warga mencari korban gempa dibawah reruntuhan gedung akibat gempa di Pidie Jaya, Kamis (8/12). ENO SUNARNO/RAKYAT ACEH
CARI KORBAN: Petugas dibantu warga mencari korban gempa dibawah reruntuhan gedung akibat gempa di Pidie Jaya, Kamis (8/12).
ENO SUNARNO/RAKYAT ACEH

SUMUTPOS.CO  – Aktivitas gempa di wilayah Pidie Jaya, Aceh, mulai menurun. Di sisi lain, upaya pencarian korban semakin ditingkatkan. Tim gabungan pencari dan penyelamat (SAR) fokus untuk menemukan kemungkinan korban yang tewas tertimbun reruntuhan.

Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Willem Rampangilei mengatakan, ada beberapa reruntuhan yang harus diinvestigasi terkait klaim korban yang hilang. Petugas terus merima menerima laporan tentang korban yang belum ditemukan.

“Tim lapangan  menemukan korban-korban baru. Karena itu, kami kerahkan sekitar 2.600 orang untuk mencari di beberapa titik,” kata Willem di Posko Informasi Gempa Pidie Jaya kemarin (8/12). Tempat yang dituju adalah reruntuhan di wilayah Meuredue, Ulee Glee, dan Trienggadeng.

Data resmi dari posko informasi BNPB di Pidie Jaya menyebutkan, korban meninggal ada 100 orang. Terdiri atas  96 warga Kabupaten Pidie Jaya, dua warga Kabupaten Bireun, dan dua warga Kabupaten Pidie. Korban luka-luka mencapai 666 orang.

Diperkirakan masih ada puluhan warga yang tertimbun di ruko runtuh kawasan Meuredue. Untuk memastikan hal itu, petugas akan membersihkan material reruntuhan. “Kita akan tetap menggali di titik yang sama karena proses evakuasi reruntuhan belum selesai. Tidak bisa buru-buru karena harus memperkirakan kira-kira korban ada di mana,” kata Kepala SAR Aceh Suyatno.

Sementara itu, kiriman bantuan terus diterbangkan menuju lokasi. Kemarin (8/12), dengan menggunakan pesawat Hercules TNI-AU dan pesawat cargo mengirim bantuan logistic dan peralatan ke Pidie Jaya. Bantuan senilai Rp 3,5 miliar tersebut berupa tenda pengungsi 20 peti, genset 2.800 watt sebanyak 30 unit, velbed 100 unit, tenda gulung 1.000 unit, lauk-pauk, tikar, peralatan dapur, selimut dan lainnya. ”Pada Jumat (9/12) akan diterbangkan kembali bantuan logistik dan peralatan ke Aceh melalui Halim,” tutur Sutopo Purwo Nugroho, Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB di Jakarta, kemarin (8/12).

Seluruh bantuan tersebut guna memenuhi kebutuhan 11.142 jiwa pengungsi. Mereka tersebar di rumah-rumah saudara atau kerabatnya dan di 28 titik pos pengungsian. Tim SAR bersama relawan telah mendirikan dapur umum, pos kesehatan, dan dukungan sanitasi. Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat  telah mengerahkan 4 tangki air, 70 hidran umum, 80 MCK mobile, alat berat (loader, stonebreaker, dan eskavator) untuk membantu pemenuhan kebutuhan di pengungsian.

”Kementerian PU juga akan melakukan audit bangunan fasilitas umum seperti sekolah dan tempat ibadah,” ungkap Sutopo.

Selain itu, guna memenuhi kebutuhan pengobatan warga terdampak, TNI akhirnya mendirikan rumah sakit lapangan di Pidie Jaya.  Kementerian Kesehatan (Kemenkes) juga telah menerjunkan tim untuk melakukan koordinasi dan melakukan penilaian cepat kesehatan atau rapid health assesment (RHA).

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/