Sementara itu, khusus untuk kondisi Bendungan Rajui yang berada di Kecamatan Padang Tiji Kabupaten Pidie dan diresmikan tahun 2015 dilaporkan secara keseluruhan dalam kondisi aman. Bendungan yang berbentuk urugan homogen dengan tinggi bendungan 41,20 m dan luas genangan 33,60 Ha ini bermanfaat untuk meningkatkan penyediaan air baku, meningkatkan produksi pertanian, mendukung program ketahanan pangan, mengembangkan perikanan darat dan menciptakan lapangan kerja di Kawasan Padang Tiji, Kabupaten Pidie.
”Kondisi infrastruktur akibat gempa bumi di 3 Kabupaten di Provinsi Nangroe Aceh Darussalam, yakni Kabupaten Pidie, Pidie Jaya dan Bireuen saat ini masih dalam kondisi terkendali,” ungkapnya.
Dia menjelaskan, untuk jalan nasional ada beberapa ruas yang rusak, pecah dan amblas sepanjang lebih kurang 10 km. Kerusakan ini berada beberapa spot di Kabupaten Pidie Jaya, antara lain di Pante Raja dan Lueng Putu. ”kita sudah mulai tangani sejak siang tadi dengan penanganan sementara berupa pengisian agregat” ujarnya.
Dia melanjutkan, untuk kondisi jembatan seluruhnya fungsional. hanya terjadi penurunan jalan pendekat (oprit) pada 7 jembatan, yaitu Pante Raja, Krueng Seuma, Krueng Bie, Lhok Guda, Trieng Gadeng, Beuracan, dan Tutue Ara . “Insya Allah seluruhnya kita bisa tangani segera,” tuturnya.
Sementara, Terkait dengan bangunan publik yang runtuh, khususnya pondok pesantren di Samalanga dan masjid Atta Darut di Trieng Gadeng, Kementerian PUPR akan mendesain ulang dan membangun kembali fasilitas tersebut dengan konstruksi tahan gempa. Basuki turut mengidentifikasi bahwa Aceh sebagai daerah rawan gempa membutuhkan bangunan tahan gempa seperti RISHA (Rumah Instan Sederhana Sehat) yang sudah teruji kualitasnya. “Aceh sebagai daerah rawan gempa perlu memiliki building code dengan bangunan tahan gempa seperti RISHA. Lebih baik, lebih aman, dan lebih nyaman. Di lapangan kita lihat ada yang rubuh dan tidak, ini masalah kualitas bangunan,” ungkap menteri yang jago nabuh drum itu.
Kemudian, di beberapa lokasi, sumur dangkal di kawasan permukiman ada yang ‘menghilang’. untuk itu Kementerian PUPR akan memanfaatkan Instalasi Pengolahan Air (IPA) terdekat untuk menjadi sumber air bersih. Sedangkan distribusi air bersih akan dilakukan melalui mobil tangki kapasitas 6000 liter sebanyak 4 unit dan 4000 liter sebanyak 5 unit yang semua sudah siap difungsikan mulai petang ini.
“Kita akan pastikan juga bahwa fasilitas MCK knockdown sebanyak 80 unit sudah fungsional malam ini untuk melayani warga,” tegasnya. (bil/tyo/jpg/adz)