26.7 C
Medan
Sunday, May 12, 2024

Lagi, Puluhan Ton Ikan Mati di Keramba Danau Toba

Hal senada diungkapkan Situmorang, pemilik KJA lain di daerah itu. Ia juga berharap pemerintah memperhatikan kondisi itu untuk jangka panjang. ‘’Harapan kami, kondisi ini jangan lagi terulang lagi,” ucapnya.

Dia mengaku bahwa kematian ikan miliknya terjadi dalam kurun satu hari. ‘’Saya bingung. Kejadian ini membuat kami rugi besar,” keluhnya.

Kadis Peternakan Perikanan Humbahas Luhut Marbun melalui Kepala Bidang Perikanan Rudi Simamora belum dapat memberikan kesimpulan penyebab kematian ikan-ikan itu.

‘’Kami masih menunggu hasil pemeriksaan secara detail sehingga kita belum tahu apa penyebabnya. Masih diteliti,” ujarnya ketika ditemui di lokasi.

Namun demikian, dari hasil penelitian sementara, penyebab kematian ikan tersebut diduga karena kekurangan oksigen. Hal itu dampak dari kondisi cuaca ekstrem sejak sepekan terakhir.

“Belakangan ini memang cuaca kurang mendukung sehingga terjadi proses fotosintesis di keramba,” ujarnya.

Kemudian, adanya perubahan suhu udara dari dingin ke panas hingga menimbulkan up welling (pergerakan substard dasar ke permukaan danau).

“Up welling-nya suhu udara di permukaan mencapai 32 derajat Celsius. Sementara di dasar danau, kedinginannya berkisar 16 derajat Celsius dan mengakibatkan naiknya badan air ke permukaan, sehingga berdampak pada penurunan oksigen dalam air,” terangnya.

Ia mengatakan, akibat cuaca ekstrem yang terjadi beberapa hari ini juga telah mengakibatkan perubahan kualitas air.

‘’Tumbuhan air (plankton) naik ke permukaan (booming alga), sehingga air danau terlihat kehijauan. Sementara untuk pengaruh zat pencemaran lainnya tidak signifikan terlihat. Kemudian PH air masih batas normal untuk biota air,” paparnya.

Hal senada diungkapkan Situmorang, pemilik KJA lain di daerah itu. Ia juga berharap pemerintah memperhatikan kondisi itu untuk jangka panjang. ‘’Harapan kami, kondisi ini jangan lagi terulang lagi,” ucapnya.

Dia mengaku bahwa kematian ikan miliknya terjadi dalam kurun satu hari. ‘’Saya bingung. Kejadian ini membuat kami rugi besar,” keluhnya.

Kadis Peternakan Perikanan Humbahas Luhut Marbun melalui Kepala Bidang Perikanan Rudi Simamora belum dapat memberikan kesimpulan penyebab kematian ikan-ikan itu.

‘’Kami masih menunggu hasil pemeriksaan secara detail sehingga kita belum tahu apa penyebabnya. Masih diteliti,” ujarnya ketika ditemui di lokasi.

Namun demikian, dari hasil penelitian sementara, penyebab kematian ikan tersebut diduga karena kekurangan oksigen. Hal itu dampak dari kondisi cuaca ekstrem sejak sepekan terakhir.

“Belakangan ini memang cuaca kurang mendukung sehingga terjadi proses fotosintesis di keramba,” ujarnya.

Kemudian, adanya perubahan suhu udara dari dingin ke panas hingga menimbulkan up welling (pergerakan substard dasar ke permukaan danau).

“Up welling-nya suhu udara di permukaan mencapai 32 derajat Celsius. Sementara di dasar danau, kedinginannya berkisar 16 derajat Celsius dan mengakibatkan naiknya badan air ke permukaan, sehingga berdampak pada penurunan oksigen dalam air,” terangnya.

Ia mengatakan, akibat cuaca ekstrem yang terjadi beberapa hari ini juga telah mengakibatkan perubahan kualitas air.

‘’Tumbuhan air (plankton) naik ke permukaan (booming alga), sehingga air danau terlihat kehijauan. Sementara untuk pengaruh zat pencemaran lainnya tidak signifikan terlihat. Kemudian PH air masih batas normal untuk biota air,” paparnya.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/