26.6 C
Medan
Saturday, June 1, 2024

Wajib Cuci Muka dan Rutin ke Dokter Kulit

Kiat Atlet Jaga Penampilan

Status sebagai atlet mengharuskan para perempuan muda ini untuk melakoni jadwal padat. Namun, tak hanya bermodal permainan yahud tapi mereka juga tetap peduli dengan penampilan. Seperti apa?
Maya Kurnia Indri selalu menjadi bintang di klub manapun berlabuh. Perannya sebagai quicker yang didukung postur menjulang semakin membuatnya banyak disorot. Sudah begitu, Maya juga memiliki tampang yang imut-imut ala bintang film Korea.

Rupanya penampilan oke itu tak datang begitu saja. Maya termasuk rajin merawat wajah dan body. Kebiasaan itu dimulai sejak jerawat muncul di wajahnya saat SMA. Tapi bukan rutin ke salon yang dipilih cewek yang berdomisili di Waru, Sidoarjo, tapi sebulan sekali dia mewajibkan diri untuk berkunjung ke dokter kulit. Maklum jadwal pertandingan yang padat seringkali membuatnya memilih untuk melakukan perawatan sendiri dengan perlengkapan yang ada.

Seperti saat Proliga berlangsung sekarang ini. Gadis kelahiran Sidoarjo, 17 Februari 1992 itu selalu membawa perbekalan yang cukup komplit. ‘’Kalau ada bath up di hotel saya selalu sempatkan untuk berendam dan luluran sendiri,” kata Maya. Lagipula selama ada kompetisi pelatih selalu melarang para pemain untuk meninggalkan hotel keculi jadwal tim untuk latihan dan bertanding.

Nah, kebiasaan berkunjung ke dokter kulit justru datang dari sang ayah Suwaji. Waktu kelas 1 SMA, mukanya mulai berjerawat. ‘’Ayah malah suka complain kalau muka saya jerawat. Beliau sama mama kompak merekomendasikan untuk ke dokter kulit,” jelas dia. Sejak itu, Maya mulai mewajibkan untuk menyisihkan uang untuk anggaran ke dokter.

Tapi ada satu jurus yang menurut MVP Livoli 2011 itu sangat ampuh untuk mereduksi jerawat dan sangat murah. “Saya selalu mewajibkan diri saya sendiri untuk mencuci muka setiap kali usai beraktivitas outdoor. Apalagi saya suka sekali sepedaan, maka wajib untuk cuci muka agar nggak cepat jerawatan,” terang dia. Tapi Maya punya kepercayaan jika tidur larut, merokok, dan stress akan memengaruhi kesegaran kulit. ‘’Makanya jangan sampai tiga poin itu dilakukan,” tegas Maya.

Sama seperti Maya, Novriali Yami juga termasuk salah satu pelanggan dokter kulit. Dua pekan sekali dia menyempatkan untuk facial dan mengontrol gangguan di kulit wajah. Uniknya dia tak pernah datang sendirian. ‘’Mama selalu menemani,” kata cewek yang akrab disapa Intan itu.

Tapi jadwal itu sering kali tak dipenuhi ketika ada kompetisi di luar kota atau harus training camp (TC) di luar Bandung. Tapi kekasih stopper Persisam Samarinda Djayusman Triasdi tersebut membawa kosmetika yang diberikan dokter. ‘Ini memang harus dipakai setiap hari,” kata dia.

Barulah untuk urusan rambut, pemain yang menjadi langganan timnas itu punya resep khusus. Untuk creambath dia tak pernah menggunakan ramuan dari salon. Intan lebih percaya cairan lidah buaya. Kebetulan tantenya membiasakan tradisi itu sejak dia masih kecil.

Berbeda dengan Maya dan Intan, dua pilar Bandung Alko, Yolla Yuliana dan Chika Swinerlin Pratiwi, masih cuek dengan penampilan. Mereka hanya sekenanya menjaga kemulusan kulit wajah. ‘’Kalau sempet ke salon, tapi lebih banyak nggak sempetnya,ýÿ terang Chika yang tergabung timnas junior itu. Cuci muka menjadi rutinita syang sudah seperti wajib bagi dua kekuatan Bandung Alko itu.

Yolla lebih peduli dengan rambut. Kini rambutnya menjadi lebih kering setelah disemir menjadi kemerahan. Cewek dengan tinggi 180 cm tersebut selalu menggunakan ramuan creambath setiap kali keramas.
“Masker rambut malah saya pakai setiap kali keramas. Itu menambah kelembaban rambut terang Yolla.
Untungnya setelah sering kali dipercaya bermain voli di klub dan timnas, penghasilannya bertambah. Maka mereka tak kesulitan lagi untuk menganggarkan kebutuhan tersebut. “Nggak sampai Rp 500 ribu kok sebulan,” kata Chika. (vem/jpnn)

Kiat Atlet Jaga Penampilan

Status sebagai atlet mengharuskan para perempuan muda ini untuk melakoni jadwal padat. Namun, tak hanya bermodal permainan yahud tapi mereka juga tetap peduli dengan penampilan. Seperti apa?
Maya Kurnia Indri selalu menjadi bintang di klub manapun berlabuh. Perannya sebagai quicker yang didukung postur menjulang semakin membuatnya banyak disorot. Sudah begitu, Maya juga memiliki tampang yang imut-imut ala bintang film Korea.

Rupanya penampilan oke itu tak datang begitu saja. Maya termasuk rajin merawat wajah dan body. Kebiasaan itu dimulai sejak jerawat muncul di wajahnya saat SMA. Tapi bukan rutin ke salon yang dipilih cewek yang berdomisili di Waru, Sidoarjo, tapi sebulan sekali dia mewajibkan diri untuk berkunjung ke dokter kulit. Maklum jadwal pertandingan yang padat seringkali membuatnya memilih untuk melakukan perawatan sendiri dengan perlengkapan yang ada.

Seperti saat Proliga berlangsung sekarang ini. Gadis kelahiran Sidoarjo, 17 Februari 1992 itu selalu membawa perbekalan yang cukup komplit. ‘’Kalau ada bath up di hotel saya selalu sempatkan untuk berendam dan luluran sendiri,” kata Maya. Lagipula selama ada kompetisi pelatih selalu melarang para pemain untuk meninggalkan hotel keculi jadwal tim untuk latihan dan bertanding.

Nah, kebiasaan berkunjung ke dokter kulit justru datang dari sang ayah Suwaji. Waktu kelas 1 SMA, mukanya mulai berjerawat. ‘’Ayah malah suka complain kalau muka saya jerawat. Beliau sama mama kompak merekomendasikan untuk ke dokter kulit,” jelas dia. Sejak itu, Maya mulai mewajibkan untuk menyisihkan uang untuk anggaran ke dokter.

Tapi ada satu jurus yang menurut MVP Livoli 2011 itu sangat ampuh untuk mereduksi jerawat dan sangat murah. “Saya selalu mewajibkan diri saya sendiri untuk mencuci muka setiap kali usai beraktivitas outdoor. Apalagi saya suka sekali sepedaan, maka wajib untuk cuci muka agar nggak cepat jerawatan,” terang dia. Tapi Maya punya kepercayaan jika tidur larut, merokok, dan stress akan memengaruhi kesegaran kulit. ‘’Makanya jangan sampai tiga poin itu dilakukan,” tegas Maya.

Sama seperti Maya, Novriali Yami juga termasuk salah satu pelanggan dokter kulit. Dua pekan sekali dia menyempatkan untuk facial dan mengontrol gangguan di kulit wajah. Uniknya dia tak pernah datang sendirian. ‘’Mama selalu menemani,” kata cewek yang akrab disapa Intan itu.

Tapi jadwal itu sering kali tak dipenuhi ketika ada kompetisi di luar kota atau harus training camp (TC) di luar Bandung. Tapi kekasih stopper Persisam Samarinda Djayusman Triasdi tersebut membawa kosmetika yang diberikan dokter. ‘Ini memang harus dipakai setiap hari,” kata dia.

Barulah untuk urusan rambut, pemain yang menjadi langganan timnas itu punya resep khusus. Untuk creambath dia tak pernah menggunakan ramuan dari salon. Intan lebih percaya cairan lidah buaya. Kebetulan tantenya membiasakan tradisi itu sejak dia masih kecil.

Berbeda dengan Maya dan Intan, dua pilar Bandung Alko, Yolla Yuliana dan Chika Swinerlin Pratiwi, masih cuek dengan penampilan. Mereka hanya sekenanya menjaga kemulusan kulit wajah. ‘’Kalau sempet ke salon, tapi lebih banyak nggak sempetnya,ýÿ terang Chika yang tergabung timnas junior itu. Cuci muka menjadi rutinita syang sudah seperti wajib bagi dua kekuatan Bandung Alko itu.

Yolla lebih peduli dengan rambut. Kini rambutnya menjadi lebih kering setelah disemir menjadi kemerahan. Cewek dengan tinggi 180 cm tersebut selalu menggunakan ramuan creambath setiap kali keramas.
“Masker rambut malah saya pakai setiap kali keramas. Itu menambah kelembaban rambut terang Yolla.
Untungnya setelah sering kali dipercaya bermain voli di klub dan timnas, penghasilannya bertambah. Maka mereka tak kesulitan lagi untuk menganggarkan kebutuhan tersebut. “Nggak sampai Rp 500 ribu kok sebulan,” kata Chika. (vem/jpnn)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/