25 C
Medan
Saturday, December 6, 2025

Awas Kelompok Bersenjata Bangkit Lagi

Foto: Fachril/Sumut Pos
Indomaret di Jalan KL Yos Sudarso, Simpang Kantor, Kelurahan Martubung, Medan Labuhan yang dirampok pria bersenjata laras panjang dan bercelana loreng TNI, Sabtu (7/4) malam.

Kelompok Kriminal Bersenjata

Sementara, krimonolog dari UMSU Dr Redianto Sidi SH MH menilai, aksi perampokan Indomaret kemarin merupakan hal yang luar biasa bila pelaku bukan seorang oknum militer. “Apa yang dilakukan pelaku ini adalah untuk memberikan suasana yang tidak nyaman dengan membawa simbol militer. Untuk itu, Kodam I/BB harus menelusuri untuk mengungkap ini,” ungkapnya kepada wartawan, Senin (9/4).

Namun, jika memang terbukti pelaku bukan oknum militer, Redianto melihat ada hal yang harus diwaspadai dan dicurigai, bahwa kelompok kriminal bersenjata sedang menyusun kekuatannya. “Ini bisa jadi, kelompok yang dulu sempat menggemparkan Kota Medan. Kelompok ini bisa saja bangkit. Karena, dari cara beraksinya, pelaku ini cukup tenang, ini harus segera diselidiki penegak hukum,” pinta Redyanto.

Apabila pengungkapan ini benar terduga pelaku adalah kelompok bersenjata, sebut Redyanto, berarti ada kegagalan dari intelejen dalam mengawasi kelompok bersenjata yang bangkit kembali.  “Kita minta, kepada pimpinan penegak hukum harus mengevaluasi kinerja intelejennya, agar kelompok bersenjata tidak terus berkembang. Agar, masyarakat merasakan kenyamanan,” ungkapnya.

Selain itu, lanjut pria yang juga sebagai lawyer ini, kategori pelaku bisa juga diduga dari kalangan TNI atau Polri. Dugaan itu kuat mengarah kepada oknum aparat yang sedang disersi atau yang sudah dipecat. “Bisa jadi, pelaku itu dari oknum aparat, karena dari seragam militer dan senjata yang digunakan, pelaku lebih dekat ke arah aparat yang sedang bermasalah,” ungkapnya.

Pakar Hukum ini menegaskan, pimpinan penegak hukum tidak lagi fokus dengan tim yang telah dibentuk, tapi realitanya di lapangan keresahan perampokan, begal dan kejahatan lain masih dirasakan masyarakat. “Harusnya, tim yang dibentuk bisa bekerja cepat, agar pelaku bisa segera ditangkap. Selain itu, apabila nanti pelakunya adalah oknum aparat, harus dihukum secara pidana,” tegas Redyanto.

Disebutnya, dengan maraknya kembali kejahatan dengan senjata api, internal TNI dan Polri harus meninjau kembali perangkatnya yang menggunakan senjata api, begitu juga warga sipil yang menggunakan senjata api agar di cek dan ditinjau ulang. “Apabila ada peristiwa, maka dapat di cek dari senjata yang dilakukan pelaku kejahatan, jadi, bisa diketahui apakah senjata itu dari kalangan mana, bila terjadi kejadian yang sama terjadi, dapat segera terungkap,” ujar Redyanto.

Terpisah, Kasat Reskrim Polres Pelabuhan Belawan, AKP Yayang Rizky Pratama dikonfirmasi mengaku, pihaknya masih menyelidiki dan telah memeriksa 10 orang saksi termasuk karyawan Indomaret. “Kita masih mengumpulkan bukti dan pengembangan di lapangan, pelakunya masih kita selidiki,” terang Yayang.

Disinggung, apakah pelaku adalah oknum aparat atau kelompok bersenjata yang bangkit kembali, perwira pangkat tiga balok emas ini belum bisa menjawab. “Belum tahu, biar kita selidiki dulu ya,” kata Yayang tak mau banyak komentar.

Foto: Fachril/Sumut Pos
Indomaret di Jalan KL Yos Sudarso, Simpang Kantor, Kelurahan Martubung, Medan Labuhan yang dirampok pria bersenjata laras panjang dan bercelana loreng TNI, Sabtu (7/4) malam.

Kelompok Kriminal Bersenjata

Sementara, krimonolog dari UMSU Dr Redianto Sidi SH MH menilai, aksi perampokan Indomaret kemarin merupakan hal yang luar biasa bila pelaku bukan seorang oknum militer. “Apa yang dilakukan pelaku ini adalah untuk memberikan suasana yang tidak nyaman dengan membawa simbol militer. Untuk itu, Kodam I/BB harus menelusuri untuk mengungkap ini,” ungkapnya kepada wartawan, Senin (9/4).

Namun, jika memang terbukti pelaku bukan oknum militer, Redianto melihat ada hal yang harus diwaspadai dan dicurigai, bahwa kelompok kriminal bersenjata sedang menyusun kekuatannya. “Ini bisa jadi, kelompok yang dulu sempat menggemparkan Kota Medan. Kelompok ini bisa saja bangkit. Karena, dari cara beraksinya, pelaku ini cukup tenang, ini harus segera diselidiki penegak hukum,” pinta Redyanto.

Apabila pengungkapan ini benar terduga pelaku adalah kelompok bersenjata, sebut Redyanto, berarti ada kegagalan dari intelejen dalam mengawasi kelompok bersenjata yang bangkit kembali.  “Kita minta, kepada pimpinan penegak hukum harus mengevaluasi kinerja intelejennya, agar kelompok bersenjata tidak terus berkembang. Agar, masyarakat merasakan kenyamanan,” ungkapnya.

Selain itu, lanjut pria yang juga sebagai lawyer ini, kategori pelaku bisa juga diduga dari kalangan TNI atau Polri. Dugaan itu kuat mengarah kepada oknum aparat yang sedang disersi atau yang sudah dipecat. “Bisa jadi, pelaku itu dari oknum aparat, karena dari seragam militer dan senjata yang digunakan, pelaku lebih dekat ke arah aparat yang sedang bermasalah,” ungkapnya.

Pakar Hukum ini menegaskan, pimpinan penegak hukum tidak lagi fokus dengan tim yang telah dibentuk, tapi realitanya di lapangan keresahan perampokan, begal dan kejahatan lain masih dirasakan masyarakat. “Harusnya, tim yang dibentuk bisa bekerja cepat, agar pelaku bisa segera ditangkap. Selain itu, apabila nanti pelakunya adalah oknum aparat, harus dihukum secara pidana,” tegas Redyanto.

Disebutnya, dengan maraknya kembali kejahatan dengan senjata api, internal TNI dan Polri harus meninjau kembali perangkatnya yang menggunakan senjata api, begitu juga warga sipil yang menggunakan senjata api agar di cek dan ditinjau ulang. “Apabila ada peristiwa, maka dapat di cek dari senjata yang dilakukan pelaku kejahatan, jadi, bisa diketahui apakah senjata itu dari kalangan mana, bila terjadi kejadian yang sama terjadi, dapat segera terungkap,” ujar Redyanto.

Terpisah, Kasat Reskrim Polres Pelabuhan Belawan, AKP Yayang Rizky Pratama dikonfirmasi mengaku, pihaknya masih menyelidiki dan telah memeriksa 10 orang saksi termasuk karyawan Indomaret. “Kita masih mengumpulkan bukti dan pengembangan di lapangan, pelakunya masih kita selidiki,” terang Yayang.

Disinggung, apakah pelaku adalah oknum aparat atau kelompok bersenjata yang bangkit kembali, perwira pangkat tiga balok emas ini belum bisa menjawab. “Belum tahu, biar kita selidiki dulu ya,” kata Yayang tak mau banyak komentar.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru