MEDAN, SUMUTPOS.CO -PT Pertamina (Persero) Marketing Operation Region (MOR) I bersinergi dengan Badan Narkotika Nasional (BNN) Provinsi Sumatera Utara. Sinergi yang dilakukan sebagai wujud nyata upaya pencegahan bahaya narkoba di lingkungan perusahaan secara khusus.
General Manager Pertamina MOR I, Erry Widiastono mengungkapkan, sinergi ini bagian komitmen perusahaan dalam mencegah dan menyelamatkan dari bahaya narkoba. Kerja sama yang dilakukan dengan BNN, tidak hanya mencakup di Sumut tetapi juga wilayah MOR I yaitu Sumatera Bagian Utara antara lain Aceh, Sumbar, Riau, dan Kepulauan Riau.
“Penyalahgunaan narkoba sudah meluas dan masuk ke berbagai aspek kehidupan bangsa ini. Termasuk juga, kemungkinan di Pertamina khususnya MOR I. Kemungkinan kita tidak tahu bahwa bahaya narkoba ini sudah masuk di lingkungan kita sendiri. Oleh karena itu, maka harus segera dilakukan upaya pencegahan,” ungkap Erry Widiastono di sela-sela sosialisasi bahaya narkoba bagi pekerja Pertamina di Gedung Serbaguna Kantor Pertamina, Medan, Rabu (9/8). Turut hadir, Kepala BNNP Sumut Brigjen Andi Loedianto sekaligus menjadi narasumber.
Diutarakan dia, pihaknya komit tidak akan mentolelir atas penyalahgunaan narkoba, khususnya para pekerja. Sanksinya sudah jelas di dalam aturan perusahaan, yaitu PHK.”Kita akan membuat komitmen atau pakta integritas secara simbolis antara saya dengan serikat pekerja Pertamina. Komitmen ini juga berlaku kepada semua pekerja maupun pegawai MOR I,” sebut Erry.
Menurutnya, sejauh ini belum ada kedapatan pegawai yang dipecat karena mengkonsumsi narkoba. Untuk itu, makanya dilakukan sinergi agar hal itu tidak terjadi.”Sinergi ini diawali dengan sosialisasi. Kemudian dilanjutkan dengan pengecekan (tes urine) terhadap manajemen terlebih dahulu dimulai pada level paling bawah,” cetus Erry.
Dia menambahkan, diharapkan sinergitas Pertamina dan BNN dalam sosialisasi bahaya narkoba dapat mencegah makin meluas dan masifnya penyalahgunaan narkoba yang akan mengacam generasi penerus bangsa.
Sementara, Kepala BNNP Sumut Brigjen Andi Loedianto mengatakan, sinergi yang dilakukan Pertamina dengan pihaknya karena melihat pengalaman sebelumnya di tempat lain cukup banyak sopir pengangkut BBM Pertamina yang positif zat adiptif setelah dilakukan tes urine. Oleh karena itu, tidak diinginkan lagi terdapat sopir-sopir Pertamina yang memakai narkoba, sehingga dilakukan sinergi kepada BNN dalam upaya pencegahan.
“Tren pengguna narkoba terus meningkat, tak terkecuali usia muda. Kondisi ini tentu sangat mengkhawatirkan jika tidak dicegah sejak dini. Oleh sebab itu, kerja sama dan sinergitas sangat diperlukan antar unsur di masyarakat, dari instansi pemerintah, BUMN, serta instansi terkait lainnya yang secara serentak mengkampanyekan kebijakan anti narkoba,” kata Andi Loedianto.
Disebutkan Andi, apabila pegawai Pertamina banyak yang terkena narkoba, tentunya sangat membahayakan. Sebab, dampaknya sangat besar terhadap sektor bisnis terutama pasokan BBM di Sumut.”Kita harapkan nantinya ke depan, Pertamina sudah bisa menyelesaikan permasalahan terkait narkoba secara mandiri,” imbuhnya. (ris/ila)