30 C
Medan
Friday, May 17, 2024

12 Penderita HIV/AIDS Meninggal

SUTAN SIREGAR/SUMUT POS
Sejumlah relawan dari Yayasan Caritas PSE melakukan kampanye dalam memperingati Hari HIV/Aids internasional di Lapangan Pertiwi, Medan, beberapa waktu lalu.

MEDAN, SUMUTPOS.CO -Mulai Januari 2017 hingga Juli 2017, sebanyak 115 penderita Human Immuno Deficiency Virus (HIV) dan Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) berobat ke RSUD dr Pirngadi Medan. Dari jumlah itu, sebanyak 12 orang diketahui telah meninggal dunia.

Hal itu dikatakan Kepala Klinik Voluntary Conceling dan Testing (VCT) RSUD dr Pirngadi, dr Irwan Rangkuti SpKK.”Kita mengetahui pasien meninggal dunia, dari pendampingnya,” ujar Irwan.

Kepala Sub Bagian Humas RSUD dr Pirngadi Medan, Edison Perangin Angin, merincikan di Januari ada 2 orang yang meninggal, Maret ada 4 orang, April 1 orang, Mei ada 4 orang dan Juni ada 1 orang.”Total keseluruhan pasien memeriksa ke Klinik VCT di RSUD dr Pirngadi Medan mulai Januari hingga Juli 2017, ada 115 orang. Pasien paling banyak di bulan Mei 2017, ada 22 orang, terdiri dari 17 orang laki-laki dan 5 perempuan,” ucap Edison.

Dijelaskannya, faktor risiko penyebab terinfeksi HIV/ADS diantaranya seks bebas, seks yang ditularkan dari suami dan perilaku lelaki suka lelaki (LSL).”Dari data tersebut, rentang umur pasien HIV/AIDS bervariasi, rata-rata usia produktif, yakni 20 hingga 65 tahun. Bahkan, pada Juni, terdata ada pasien umur dua tahun yang menjalani pengobatan. Ada juga pasien tertua berusia 69 tahun yang berobat pada Juli 2017,” terangnya.

Terpisah, Pembina Yayasan Medan Plus, Eban Totonta Kaban menambahkan, tingginya temuan kasus HIV/AIDS karena kesadaran pasien yang memeriksakan dirinya ke Klinik VCT juga tinggi.

Menurutnya, perlunya antisipasi untuk pasien yang positif HIV agar mendapat penanganan segera sehingga bisa hidup normal seperti tidak terjangkit virus tersebut. Artinya, Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA) dapat meminum obat Antiretroviral (ARV).

Selain itu,  perlunya ketersediaan obat ARV di semua Puskesmas, agar ODHA mudah  mendapatkannya. “Namun, kenyataannya baru beberapa Puskesmas yang menyediakan ARV. Ini harus menjadi tanggung jawab pemerintah. Kesadaran masyarakat juga harus ditingkatkan untuk deteksi dini HIV/AIDS sehingga ODHA cepat mendapat penanganan,” harapnya. (ain/ila)

 

 

SUTAN SIREGAR/SUMUT POS
Sejumlah relawan dari Yayasan Caritas PSE melakukan kampanye dalam memperingati Hari HIV/Aids internasional di Lapangan Pertiwi, Medan, beberapa waktu lalu.

MEDAN, SUMUTPOS.CO -Mulai Januari 2017 hingga Juli 2017, sebanyak 115 penderita Human Immuno Deficiency Virus (HIV) dan Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) berobat ke RSUD dr Pirngadi Medan. Dari jumlah itu, sebanyak 12 orang diketahui telah meninggal dunia.

Hal itu dikatakan Kepala Klinik Voluntary Conceling dan Testing (VCT) RSUD dr Pirngadi, dr Irwan Rangkuti SpKK.”Kita mengetahui pasien meninggal dunia, dari pendampingnya,” ujar Irwan.

Kepala Sub Bagian Humas RSUD dr Pirngadi Medan, Edison Perangin Angin, merincikan di Januari ada 2 orang yang meninggal, Maret ada 4 orang, April 1 orang, Mei ada 4 orang dan Juni ada 1 orang.”Total keseluruhan pasien memeriksa ke Klinik VCT di RSUD dr Pirngadi Medan mulai Januari hingga Juli 2017, ada 115 orang. Pasien paling banyak di bulan Mei 2017, ada 22 orang, terdiri dari 17 orang laki-laki dan 5 perempuan,” ucap Edison.

Dijelaskannya, faktor risiko penyebab terinfeksi HIV/ADS diantaranya seks bebas, seks yang ditularkan dari suami dan perilaku lelaki suka lelaki (LSL).”Dari data tersebut, rentang umur pasien HIV/AIDS bervariasi, rata-rata usia produktif, yakni 20 hingga 65 tahun. Bahkan, pada Juni, terdata ada pasien umur dua tahun yang menjalani pengobatan. Ada juga pasien tertua berusia 69 tahun yang berobat pada Juli 2017,” terangnya.

Terpisah, Pembina Yayasan Medan Plus, Eban Totonta Kaban menambahkan, tingginya temuan kasus HIV/AIDS karena kesadaran pasien yang memeriksakan dirinya ke Klinik VCT juga tinggi.

Menurutnya, perlunya antisipasi untuk pasien yang positif HIV agar mendapat penanganan segera sehingga bisa hidup normal seperti tidak terjangkit virus tersebut. Artinya, Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA) dapat meminum obat Antiretroviral (ARV).

Selain itu,  perlunya ketersediaan obat ARV di semua Puskesmas, agar ODHA mudah  mendapatkannya. “Namun, kenyataannya baru beberapa Puskesmas yang menyediakan ARV. Ini harus menjadi tanggung jawab pemerintah. Kesadaran masyarakat juga harus ditingkatkan untuk deteksi dini HIV/AIDS sehingga ODHA cepat mendapat penanganan,” harapnya. (ain/ila)

 

 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/