28.9 C
Medan
Saturday, May 4, 2024

Makanan di Kantong Plastik Bisa Sebabkan Kanker

Ilustrasi

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Pemakaian kantongan plastik pada makanan atau bahan makanan memberikan dampak yang tidak baik bagi kesehatan. Jika ditinjau dari masalah gizi dan kesehatan, maka pemakaian plastik terutama plastik berwarna itu mempunyai risiko jangka panjang salah satunya penyakit kanker.

Menurut ahli gizi dari Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara (FK USU), Dr dr Dina Keumala Sari MG SpGK, sudah diketahui pembuatan plastik berwarna terutama warna hitam itu berasal dari limbah-limbah yang masih mengandung bahan kimia. “Apabila menggunakan kantong plastik terutama untuk menempatkan makanan, baik yang sudah dimasak apalagi masih panas maka bahan makanan tersebut akan bereaksi dengan plastik. Dengan kata lain, akan menghasilkan reaksi senyawa kimia,” ungkapnya, Jumat (9/8).

Dari reaksi kimia itu, lanjut Dina, jika dikonsumsi atau termakan akan menyebabkan gangguan saluran pencernaan untuk jangka pendek. Sedangkan jangka panjang berupa reaksi penolakan sel-sel yang mengakibatkan risiko penyakit kanker semakin besar.

“Kanker sendiri merupakan penyakit pembunuh, angka kematian dan angka kesakitan masih tinggi persentasenya. Penyebab penyakit kanker ini bisa diakibatkan oleh makanan dan gaya hidup. Jika kita memakai plastik berwarna hitam untuk makanan panas, maka reaksi akan lebih cepat,” terangnya.

Diutarakan Dina, seringnya masyarakat yang menggunakan kantong plastik hitam atau berwarna untuk membungkus makanan mentah maupun matang juga mempunyai risiko. Apalagi, ditambah dengan kontak antara makanan mentah dan proses pengolahan makanan yang tidak benar dapat menyebabkan risiko penyakit kanker.

“Makanya, akan lebih baik kita mampu mengurangi risiko-risiko ini dengan menggunakan bahan-bahan alami dan mengurangi bahan bahan kimia. Terutama, yang berasal dari limbah salah satunya kantongan plastik hitam atau berwarna,” tandasnya. Sementara, terkait hal ini sejumlah instansi Pemprovsu telah mengeluarkan surat edaran untuk menghimbau masyarakat agar tidak menggunakan kantong plastik hitam atau kantong plastik sekali pakai sebagai wadah daging kurban.

Imbauan ini disampaikan Gubernur Sumatera Utara (Sumut), Edy Rahmayadi melalui Surat Edaran Nomor 451/7689 Tentang Pemotongan Hewan Kurban Dalam Rangka Hari Raya Idul Adha. Masyarakat diminta untuk menggunakan wadah yang ramah lingkungan.

Menanggapi surat edaran ini, Direktur Eksekutif Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Sumut, Dana Tarigan mendukung imbauan tersebut karena cukup baik. Kata dia, memang pemakaian kantong plastik sudah sangat mengkhawatirkan. “Walaupun ini langkah kecil tapi tetap kita apresiasi. Ini upaya dari Pemprovsu untuk mengurangi kantong plastik. Ke depan kita berharap Pemprovsu mengeluarkan kebijakan umum untuk penanganan kantong plastik,” ujar Dana. (ris/ila)

Ilustrasi

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Pemakaian kantongan plastik pada makanan atau bahan makanan memberikan dampak yang tidak baik bagi kesehatan. Jika ditinjau dari masalah gizi dan kesehatan, maka pemakaian plastik terutama plastik berwarna itu mempunyai risiko jangka panjang salah satunya penyakit kanker.

Menurut ahli gizi dari Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara (FK USU), Dr dr Dina Keumala Sari MG SpGK, sudah diketahui pembuatan plastik berwarna terutama warna hitam itu berasal dari limbah-limbah yang masih mengandung bahan kimia. “Apabila menggunakan kantong plastik terutama untuk menempatkan makanan, baik yang sudah dimasak apalagi masih panas maka bahan makanan tersebut akan bereaksi dengan plastik. Dengan kata lain, akan menghasilkan reaksi senyawa kimia,” ungkapnya, Jumat (9/8).

Dari reaksi kimia itu, lanjut Dina, jika dikonsumsi atau termakan akan menyebabkan gangguan saluran pencernaan untuk jangka pendek. Sedangkan jangka panjang berupa reaksi penolakan sel-sel yang mengakibatkan risiko penyakit kanker semakin besar.

“Kanker sendiri merupakan penyakit pembunuh, angka kematian dan angka kesakitan masih tinggi persentasenya. Penyebab penyakit kanker ini bisa diakibatkan oleh makanan dan gaya hidup. Jika kita memakai plastik berwarna hitam untuk makanan panas, maka reaksi akan lebih cepat,” terangnya.

Diutarakan Dina, seringnya masyarakat yang menggunakan kantong plastik hitam atau berwarna untuk membungkus makanan mentah maupun matang juga mempunyai risiko. Apalagi, ditambah dengan kontak antara makanan mentah dan proses pengolahan makanan yang tidak benar dapat menyebabkan risiko penyakit kanker.

“Makanya, akan lebih baik kita mampu mengurangi risiko-risiko ini dengan menggunakan bahan-bahan alami dan mengurangi bahan bahan kimia. Terutama, yang berasal dari limbah salah satunya kantongan plastik hitam atau berwarna,” tandasnya. Sementara, terkait hal ini sejumlah instansi Pemprovsu telah mengeluarkan surat edaran untuk menghimbau masyarakat agar tidak menggunakan kantong plastik hitam atau kantong plastik sekali pakai sebagai wadah daging kurban.

Imbauan ini disampaikan Gubernur Sumatera Utara (Sumut), Edy Rahmayadi melalui Surat Edaran Nomor 451/7689 Tentang Pemotongan Hewan Kurban Dalam Rangka Hari Raya Idul Adha. Masyarakat diminta untuk menggunakan wadah yang ramah lingkungan.

Menanggapi surat edaran ini, Direktur Eksekutif Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Sumut, Dana Tarigan mendukung imbauan tersebut karena cukup baik. Kata dia, memang pemakaian kantong plastik sudah sangat mengkhawatirkan. “Walaupun ini langkah kecil tapi tetap kita apresiasi. Ini upaya dari Pemprovsu untuk mengurangi kantong plastik. Ke depan kita berharap Pemprovsu mengeluarkan kebijakan umum untuk penanganan kantong plastik,” ujar Dana. (ris/ila)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/