25 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Prostitusi Berkedok Spa & Pijat Menjamur di Medan

Foto: Riadi/PM Spa Fortuna di Jalan Biduk Kecamatan Medan Petisah, Kota Medan. Spa sejenis menjamur di Medan.
Foto: Riadi/PM
Spa Fortuna di Jalan Biduk Kecamatan Medan Petisah, Kota Medan. Spa sejenis menjamur di Medan.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Praktek prostitusi berkedok panti pijat dan spa bukan rahasia umum lagi di Medan. Beberapa tahun belakangan, bisnis esek-esek ini bertumbuh pesat bak jamur di musim penghujan. Mirisnya, keberadaan mereka terkesan dilegalkan, dan disinyalir jadi ‘tabungan’ berjalan bagi pemerintah dan aparat setempat.

Saat ini saja, ada 41 lokasi spa dan 33 panti pijat legal yang tersebar di tiap sudut dan tengah kota. Jumlah itu belum termasuk yang ilegal alias tak terdaftar di Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Medan.

Hasil penelusuran, hanya 10 dari 100 persen lokasi panti pijat dan spa yang tak menyediakan layanan plus-plus. “Memang tak semua, adalah beberapa diantaranya yang murni spa dan pijat. Tapi jaranglah. Pengalamanku selama ini, 90 persen lokasi itu menyediakan layanan gituan,” aku Johan (36), salah seorang warga Medan yang hobi keluar masuk panti pijat dan spa.

“Aku berani bicara gini karena semua tempat spa dan panti pijat sudah aku masuki. Memang aku hobi yang ginian. Maklumlah, seharian kan saya capek kerja, jadi butuhlah yang gituan,” bebernya.

Dia memaparkan, sebagian panti pijat dan spa banyak yang nyata-nyata menawarkan layanan plus-plus. “Artinya, saat kita datang ke lokasi itu, mereka langsung menawarkan wanita untuk begituan. Kita tinggal pilih yang kita suka,” ucap Johan.

Tapi ada pula panti pijat dan spa yang menyamarkan layanan prostitusinya dengan berbagai bentuk paket. Tetap saja transaksi seks dapat berlangsung mengiringi paket-paket itu.

Menurut dia, praktik pelacuran ini tidak berbeda dengan di tempat lain. Hanya, kemasannya dibuat seolah legal. Mereka menawarkan satu paket servis sampai full service, VVIP room, VIP room dan standart room. “Biasanya paket mereka yang full service itu hanya sampai pemijatan alat vital. Biar mereka aman, untuk begituan, tidak ada yang namanya menjual perempuan. Kita dibiarkan negosiasi dengan wanita yang mereka sebut terapis. Sebenarnya terapis ini praktiknya PSK,” jelasnya.

Harga yang harus dibayar pengguna jasa bergantung panti pijat atau spa. Semakin besar nama dan mewah fasilitasnya, maka harganya pun semakin mahal. Biaya ini, biasanya sudah ditetapkan panti pijat dan spa. Bisanya untuk dilayani sesuai paket yang disediakan, pengunjung umumnya harus merogoh kocek Rp 200.000-Rp 1.500.000.

Foto: Riadi/PM Spa Fortuna di Jalan Biduk Kecamatan Medan Petisah, Kota Medan. Spa sejenis menjamur di Medan.
Foto: Riadi/PM
Spa Fortuna di Jalan Biduk Kecamatan Medan Petisah, Kota Medan. Spa sejenis menjamur di Medan.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Praktek prostitusi berkedok panti pijat dan spa bukan rahasia umum lagi di Medan. Beberapa tahun belakangan, bisnis esek-esek ini bertumbuh pesat bak jamur di musim penghujan. Mirisnya, keberadaan mereka terkesan dilegalkan, dan disinyalir jadi ‘tabungan’ berjalan bagi pemerintah dan aparat setempat.

Saat ini saja, ada 41 lokasi spa dan 33 panti pijat legal yang tersebar di tiap sudut dan tengah kota. Jumlah itu belum termasuk yang ilegal alias tak terdaftar di Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Medan.

Hasil penelusuran, hanya 10 dari 100 persen lokasi panti pijat dan spa yang tak menyediakan layanan plus-plus. “Memang tak semua, adalah beberapa diantaranya yang murni spa dan pijat. Tapi jaranglah. Pengalamanku selama ini, 90 persen lokasi itu menyediakan layanan gituan,” aku Johan (36), salah seorang warga Medan yang hobi keluar masuk panti pijat dan spa.

“Aku berani bicara gini karena semua tempat spa dan panti pijat sudah aku masuki. Memang aku hobi yang ginian. Maklumlah, seharian kan saya capek kerja, jadi butuhlah yang gituan,” bebernya.

Dia memaparkan, sebagian panti pijat dan spa banyak yang nyata-nyata menawarkan layanan plus-plus. “Artinya, saat kita datang ke lokasi itu, mereka langsung menawarkan wanita untuk begituan. Kita tinggal pilih yang kita suka,” ucap Johan.

Tapi ada pula panti pijat dan spa yang menyamarkan layanan prostitusinya dengan berbagai bentuk paket. Tetap saja transaksi seks dapat berlangsung mengiringi paket-paket itu.

Menurut dia, praktik pelacuran ini tidak berbeda dengan di tempat lain. Hanya, kemasannya dibuat seolah legal. Mereka menawarkan satu paket servis sampai full service, VVIP room, VIP room dan standart room. “Biasanya paket mereka yang full service itu hanya sampai pemijatan alat vital. Biar mereka aman, untuk begituan, tidak ada yang namanya menjual perempuan. Kita dibiarkan negosiasi dengan wanita yang mereka sebut terapis. Sebenarnya terapis ini praktiknya PSK,” jelasnya.

Harga yang harus dibayar pengguna jasa bergantung panti pijat atau spa. Semakin besar nama dan mewah fasilitasnya, maka harganya pun semakin mahal. Biaya ini, biasanya sudah ditetapkan panti pijat dan spa. Bisanya untuk dilayani sesuai paket yang disediakan, pengunjung umumnya harus merogoh kocek Rp 200.000-Rp 1.500.000.

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/