24 C
Medan
Wednesday, December 4, 2024
spot_img

Pedagang Adukan ‘Kejanggalan’ Kebakaran Medan Plaza ke Presiden

Petugas Pemadam Kebakaran berusaha memadamkan api yang membakar habis pusat perbelanjaan Medan Plaza Jalan Iskandar Muda Medan, Sabtu (22/8). Menurut saksi mata yang berada disekitar lokasi, kebakaran terjadi pukul 01.30 dini hari, dan api langsung membesar, tidak ada korban jiwa di peristiwa tersebut, penyebab kebakaran dan kerugian materi masih diselidiki pihak yang berwajib.TRIADI WIBOWO/SUMUT POS-
Petugas Pemadam Kebakaran berusaha memadamkan api yang membakar habis pusat perbelanjaan Medan Plaza Jalan Iskandar Muda Medan, Sabtu (22/8). Menurut saksi mata yang berada disekitar lokasi, kebakaran terjadi pukul 01.30 dini hari, dan api langsung membesar, tidak ada korban jiwa di peristiwa tersebut, penyebab kebakaran dan kerugian materi masih diselidiki pihak yang berwajib.TRIADI WIBOWO/SUMUT POS-

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Nasib para pedagang yang membuka usaha di Medan Plaza (Menplaz) mulai tak jelas. Soal ganti rugi kios dan barang dagangan yang terbakar, hingga kini juga belum menuju titik terang. Apalagi manajemen Medan Plaza pun mulai menutup diri.

Koordinator Himpunan Pedagang Medan Plaza (HPMP) Tumpal Tampubolon mengatakan, manajemen belum ada memberi kepastian soal ganti rugi. Mereka hanya janji-janji saja tanpa waktu yang jelas. “Belum ada kejelasan sampai sekarang, dan pedagang tak diperbolehkan masuk lagi ke Medan Plaza. Alasan manajemen menunggu proses olah TKP kepolisian selesai,” ungkap Tumpal saat dihubungi Jumat (28/8).

Menurutnya, sikap manajemen terkesan tertutup selama ini. Bahkan, data jumlah pedagang yang ada di Medan Plaza tak juga diberikan dengan alasan berada di brankas kantor. “Ada dugaan penggelapan data seperti pajak dan lainnya. Karena, sewaktu kami minta data atau dokumen tersebut mereka bilang berada di dalam gedung dan belum bisa diambil. Sebab, masih dalam proses penyelidikan polisi,” sebut Tumpal.

Karena itu, lanjut Tumpal, para pedagang Medan Plaza akan mengadu ke Presiden dalam waktu dekat untuk memperjuangkan hak dan nasibnya. “Tak hanya ke DPRD, kita juga akan mengadu ke Presiden Jokowi. Paling lambat besok (hari ini, red) atau minggu depan kami kirim berkasnya. Nantinya, beberapa perwakilan pedagang juga ikut ke Jakarta menemui Presiden untuk membicarakannya,” jelas pedagang pakaian ini.

Ia menyebutkan, pengaduan yang disampaikan kepada Presiden juga dilengkapi dengan rekaman video peristiwa kebakaran. Sebab, di dalam video itu terdapat kronologi kejanggalan yang harus diketahui. “Kebakaran terjadi sekitar jam 01.00 WIB, dan setengah dua (01.30 WIB) terdengar suara ledakan keras dari restoran ayam penyet di lantai 1. Tetapi, hingga pukul 01.45 WIB, hydrant dan mesin genset/pompa air tak berfungsi alias bermasalah. Akibatnya,pukul 02.00 WIB api sudah muncul dari lantai 2 dan 3 diatas restoran ayam penyet,” terangnya.

Setelah itu, sambung Tumpal, pukul 02.15 WIB, api mulai marak. Namun, petugas satpam tak mau membuka pintu untuk pemadam masuk guna menyiram air. Satpam beralasan harus ada izin dari manajemen. “Banyak kejanggalan dalam proses terbakarnya Medan Plaza. Ada salah satu toko yang terlihat sudah dijebol sebelum terjadi kebakaran. Di toko tersebut barang-barang memang sudah terbakar, namun ada sofa yang tidak terbakar sama sekali malah berada di luar. “Tentunya, ini menjurus kepada dugaan rekayasa tersebut,” beber Tumpal.

Tumpal dan pedagang lain juga minta penegak hukum segera mengungkap peristiwa kebakaran ini. Jika terbukti ada unsur rekayasa dan pembiaran, maka pihak manajemen harus dihukum karena perbuatannya sudah termasuk tindakan kriminal. “Jika memang itu benar pembiaran berarti manajemen menumbalkan para pedagang dan harus diproses sesuai hukum yang berlaku,” cetusnya. Sementara itu, Kuasa Hukum Medan Plaza Hartanta Sembiring yang dihubungi wartawan soal ditutupnya akses masuk ke gedung tersebut mengaku, karena kepolisian dan pihak bank sedang mengambil brangkas sehingga harus disterilkan. Disinggung soal ganti rugi para pedagang, Hartanta tak menjawabnya. Dia langsung buru-buru memutus sambung teleponnya. “Aku capek, uda ya bang,” tutupnya.

Petugas Pemadam Kebakaran berusaha memadamkan api yang membakar habis pusat perbelanjaan Medan Plaza Jalan Iskandar Muda Medan, Sabtu (22/8). Menurut saksi mata yang berada disekitar lokasi, kebakaran terjadi pukul 01.30 dini hari, dan api langsung membesar, tidak ada korban jiwa di peristiwa tersebut, penyebab kebakaran dan kerugian materi masih diselidiki pihak yang berwajib.TRIADI WIBOWO/SUMUT POS-
Petugas Pemadam Kebakaran berusaha memadamkan api yang membakar habis pusat perbelanjaan Medan Plaza Jalan Iskandar Muda Medan, Sabtu (22/8). Menurut saksi mata yang berada disekitar lokasi, kebakaran terjadi pukul 01.30 dini hari, dan api langsung membesar, tidak ada korban jiwa di peristiwa tersebut, penyebab kebakaran dan kerugian materi masih diselidiki pihak yang berwajib.TRIADI WIBOWO/SUMUT POS-

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Nasib para pedagang yang membuka usaha di Medan Plaza (Menplaz) mulai tak jelas. Soal ganti rugi kios dan barang dagangan yang terbakar, hingga kini juga belum menuju titik terang. Apalagi manajemen Medan Plaza pun mulai menutup diri.

Koordinator Himpunan Pedagang Medan Plaza (HPMP) Tumpal Tampubolon mengatakan, manajemen belum ada memberi kepastian soal ganti rugi. Mereka hanya janji-janji saja tanpa waktu yang jelas. “Belum ada kejelasan sampai sekarang, dan pedagang tak diperbolehkan masuk lagi ke Medan Plaza. Alasan manajemen menunggu proses olah TKP kepolisian selesai,” ungkap Tumpal saat dihubungi Jumat (28/8).

Menurutnya, sikap manajemen terkesan tertutup selama ini. Bahkan, data jumlah pedagang yang ada di Medan Plaza tak juga diberikan dengan alasan berada di brankas kantor. “Ada dugaan penggelapan data seperti pajak dan lainnya. Karena, sewaktu kami minta data atau dokumen tersebut mereka bilang berada di dalam gedung dan belum bisa diambil. Sebab, masih dalam proses penyelidikan polisi,” sebut Tumpal.

Karena itu, lanjut Tumpal, para pedagang Medan Plaza akan mengadu ke Presiden dalam waktu dekat untuk memperjuangkan hak dan nasibnya. “Tak hanya ke DPRD, kita juga akan mengadu ke Presiden Jokowi. Paling lambat besok (hari ini, red) atau minggu depan kami kirim berkasnya. Nantinya, beberapa perwakilan pedagang juga ikut ke Jakarta menemui Presiden untuk membicarakannya,” jelas pedagang pakaian ini.

Ia menyebutkan, pengaduan yang disampaikan kepada Presiden juga dilengkapi dengan rekaman video peristiwa kebakaran. Sebab, di dalam video itu terdapat kronologi kejanggalan yang harus diketahui. “Kebakaran terjadi sekitar jam 01.00 WIB, dan setengah dua (01.30 WIB) terdengar suara ledakan keras dari restoran ayam penyet di lantai 1. Tetapi, hingga pukul 01.45 WIB, hydrant dan mesin genset/pompa air tak berfungsi alias bermasalah. Akibatnya,pukul 02.00 WIB api sudah muncul dari lantai 2 dan 3 diatas restoran ayam penyet,” terangnya.

Setelah itu, sambung Tumpal, pukul 02.15 WIB, api mulai marak. Namun, petugas satpam tak mau membuka pintu untuk pemadam masuk guna menyiram air. Satpam beralasan harus ada izin dari manajemen. “Banyak kejanggalan dalam proses terbakarnya Medan Plaza. Ada salah satu toko yang terlihat sudah dijebol sebelum terjadi kebakaran. Di toko tersebut barang-barang memang sudah terbakar, namun ada sofa yang tidak terbakar sama sekali malah berada di luar. “Tentunya, ini menjurus kepada dugaan rekayasa tersebut,” beber Tumpal.

Tumpal dan pedagang lain juga minta penegak hukum segera mengungkap peristiwa kebakaran ini. Jika terbukti ada unsur rekayasa dan pembiaran, maka pihak manajemen harus dihukum karena perbuatannya sudah termasuk tindakan kriminal. “Jika memang itu benar pembiaran berarti manajemen menumbalkan para pedagang dan harus diproses sesuai hukum yang berlaku,” cetusnya. Sementara itu, Kuasa Hukum Medan Plaza Hartanta Sembiring yang dihubungi wartawan soal ditutupnya akses masuk ke gedung tersebut mengaku, karena kepolisian dan pihak bank sedang mengambil brangkas sehingga harus disterilkan. Disinggung soal ganti rugi para pedagang, Hartanta tak menjawabnya. Dia langsung buru-buru memutus sambung teleponnya. “Aku capek, uda ya bang,” tutupnya.

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/