25 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Razia Ecek-ecek, Pengusaha Esek-esek Sepele

Foto Amri/PM Cewek-cewek yang terjaring dalam razia di salon dan spa Mei Ching.
Foto Amri/PM
Cewek-cewek yang terjaring dalam razia di salon dan spa Mei Ching.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Berkembang prostitusi berkedok panti pijat dan spa tak lepas dari lemahnya penindakan dari Disbudpar Medan dan aparat kepolisian. “Kenapa berkembang pesat? Karena tidak jelas tindakan tegasnya. Jadi pengusaha ini sepele dan tidak takut pada hukum,” tegas praktisi hukum, Surya Adinata, SH.

Selama ini lanjut Direktur Lembaga Bantuan Hukum Medan ini, razia yang dilakukan polisi dan Disbudpar Medan hanya pencitraan agar mereka dianggap bekerja. “Razia ecek-eceklah bisa kita bilang. Ini kan terkesan untuk cari muka saja, agar dibilang kerja,” ujarnya.

Karena itu ia menegaskan, izin usaha yang melakukan bisnis tersebut harus segera dicabut. “Tindakan tegas harus dilakukan, cabut izin usahanya itu biar tidak bisa lagi beroperasi. Karena itu kan sudah melanggar ketentuan, kan ada perdanya itu,” jelasnya.

Tak hanya itu, Surya juga menduga banyak panti pijat dan spa yang mempekerjakan anak di bawah umur. “Harusnya ini diusut juga, harus didalami, siapa-siapa terapis di sana. Kalau terapisnya anak dibawah umur yang melakukan prostitusi, pemiliknya atau pengusahanya bisa ditindak tegas dan ditahan, karena sudah ada bentuk traficking atau penjualan orang di sana. Jangan-jangan Disbudpar dan polisi juga tarik setoran dari sana,” tegasnya.

Penyataan Surya soal razia ecek-ecek ini terbukti saat Polsek Medan Barat menggerebek 2 tempat spa esek-esek di Jalan Adam Malik, Selasa (8/9) sekira pukul 21.00 WIB. Keduanya adalah Glamour dan Diamond Spa. Selain diduga jadi sarang prostitusi, kedua spa itu juga ditengarai jadi tempat pesta narkoba. Namanya juga razia ecek-ecek ya hasilnya esek-ecek juga.

“Alah, modusnya polisi itu, penggerebekan sudah bocor duluan. Ecek-eceknya itu. Merazia spa kok malam-malam gini ya anehlah. Pria hidung belang masuk ke spa itu dari siang sampai sore saja, kalau malam gini manalah ada,” kesal Adi (28), warga sekitar yang mengaku sudah lama resah dengan praktek prostitusi berkedok spa itu.

“Aku orang sini bang. Disitu memang ramainya siang sampai sore saja. Tau kalilah aku,” beber Adi datang ke lokasi menyaksikan penggerebekan. Rencana penggerebekan itu diduga sudah ‘dibocorkan’. Buktinya, sebelum polisi tiba pemilik usaha telah mengosongkan lokasi dan memulangkan karyawannya (terapis).

Kapolsek Medan barat, Kompol Siswandi saat di konfirmasi wartawan mengaku hanya menindaklanjuti laporan warga. “Awalnya kami dapat info bahwa Glamour dan Diamod spa menyediakan plus plus, lalu kami cek langsung di lokasi dan tidak ada ditemukan, itu aja kok,” katanya. (bay/mag-1/deo)

Foto Amri/PM Cewek-cewek yang terjaring dalam razia di salon dan spa Mei Ching.
Foto Amri/PM
Cewek-cewek yang terjaring dalam razia di salon dan spa Mei Ching.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Berkembang prostitusi berkedok panti pijat dan spa tak lepas dari lemahnya penindakan dari Disbudpar Medan dan aparat kepolisian. “Kenapa berkembang pesat? Karena tidak jelas tindakan tegasnya. Jadi pengusaha ini sepele dan tidak takut pada hukum,” tegas praktisi hukum, Surya Adinata, SH.

Selama ini lanjut Direktur Lembaga Bantuan Hukum Medan ini, razia yang dilakukan polisi dan Disbudpar Medan hanya pencitraan agar mereka dianggap bekerja. “Razia ecek-eceklah bisa kita bilang. Ini kan terkesan untuk cari muka saja, agar dibilang kerja,” ujarnya.

Karena itu ia menegaskan, izin usaha yang melakukan bisnis tersebut harus segera dicabut. “Tindakan tegas harus dilakukan, cabut izin usahanya itu biar tidak bisa lagi beroperasi. Karena itu kan sudah melanggar ketentuan, kan ada perdanya itu,” jelasnya.

Tak hanya itu, Surya juga menduga banyak panti pijat dan spa yang mempekerjakan anak di bawah umur. “Harusnya ini diusut juga, harus didalami, siapa-siapa terapis di sana. Kalau terapisnya anak dibawah umur yang melakukan prostitusi, pemiliknya atau pengusahanya bisa ditindak tegas dan ditahan, karena sudah ada bentuk traficking atau penjualan orang di sana. Jangan-jangan Disbudpar dan polisi juga tarik setoran dari sana,” tegasnya.

Penyataan Surya soal razia ecek-ecek ini terbukti saat Polsek Medan Barat menggerebek 2 tempat spa esek-esek di Jalan Adam Malik, Selasa (8/9) sekira pukul 21.00 WIB. Keduanya adalah Glamour dan Diamond Spa. Selain diduga jadi sarang prostitusi, kedua spa itu juga ditengarai jadi tempat pesta narkoba. Namanya juga razia ecek-ecek ya hasilnya esek-ecek juga.

“Alah, modusnya polisi itu, penggerebekan sudah bocor duluan. Ecek-eceknya itu. Merazia spa kok malam-malam gini ya anehlah. Pria hidung belang masuk ke spa itu dari siang sampai sore saja, kalau malam gini manalah ada,” kesal Adi (28), warga sekitar yang mengaku sudah lama resah dengan praktek prostitusi berkedok spa itu.

“Aku orang sini bang. Disitu memang ramainya siang sampai sore saja. Tau kalilah aku,” beber Adi datang ke lokasi menyaksikan penggerebekan. Rencana penggerebekan itu diduga sudah ‘dibocorkan’. Buktinya, sebelum polisi tiba pemilik usaha telah mengosongkan lokasi dan memulangkan karyawannya (terapis).

Kapolsek Medan barat, Kompol Siswandi saat di konfirmasi wartawan mengaku hanya menindaklanjuti laporan warga. “Awalnya kami dapat info bahwa Glamour dan Diamod spa menyediakan plus plus, lalu kami cek langsung di lokasi dan tidak ada ditemukan, itu aja kok,” katanya. (bay/mag-1/deo)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/