26.7 C
Medan
Tuesday, June 11, 2024

Pemerintah Pusat Cueki 53 Penderita HIV di Sumut

HIV-Ilustrasi
HIV-Ilustrasi

MEDAN, SUMUTPOS.CO- Sumut menempati peringkat kelima napi terbanyak mengidap Human Immunodeficiency Virus (HIV) di Indonesia. Di sumut ada 53 orang Narapidana (Napi) yang menderita HIV. Dimana, sebanyak 27 orang napi mengindap HVI menghuni di Rumah Tahanan (Rutan) Klas IA Tanjung Gusta Medan. Data ini berdasarkan dari Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham) per oktober 2014. Sedangkan total keseluruhan se-Indonesia napi terjangkit HIV sebayak 969 orang.

Namun ironisnya, pemerintah pusat tidak memiliki anggaran khusus terhadap penanganan HIV bagi wargabinaan untuk biaya medis. Untungnya, berkat kerjasama yang dilakukan pihak lapas atau rutan bersama rumah sakit setempat, mampu memberikan pelayanan medis kepada penderita HIV tersebut. “Kalau anggaran dari pemerintah pusat langsung kepada kita tidak ada. Kalau ada dana dari NJO dan kerjasama dengan rumah sakit lah,” ujar Kepala Rutan Klas IA Tanjung Gusta Medan, Tony Nainggolan.

Dikatakan Tony, di Rutan Tanjung Gusta Medan terdapat dokter siaga selama 24 jam untuk menangani napi yang mengalami HIV dan napi mengalami penyakit pada umumnya. “Kita juga memiliki dokter di Rutan. Jadi, kondisi mereka bisa dikontrol setiap harinya untuk melihat perkembangan mereka,” tuturnya.

Tidak sampai di situ saja, Rutan Tanjung Gusta Medan juga bekerjasama dengan sejumlah rumah sakit ternama di Kota Medan untuk merujuk napi yang mengalami sakit parah.”Kita juga kerjasama dengan RS Adam Malik, RS Bina Kasih dan RS Haji Medan. Dan sejumlah NJO yang aktif dengan HIV juga membantu kita dalam penanganan HIV bagi napi kita,” jelas Tony.

Sedangkan penempatan napi yang terjangkit HIV, tidak berikan sel khusus karena mengingat Rutan sudah melebih kapasitas yang ada. “Tidak ada kita lakukan itu, tapi tetapkan kita berikan sosialisasi dan konseling kepada mereka,” ujarnya.

Dengan itu, Tony tetap memberikan terbaik secara maksimal dengan penanganan medis berskala dan khusus terhadap wargabinaan yang menderita HIV.”Apa pun cerita mereka harus mendapatkan haknya dan kita harus melakukan itu dengan maksimal,” pungkasnya.(gus/ila)

HIV-Ilustrasi
HIV-Ilustrasi

MEDAN, SUMUTPOS.CO- Sumut menempati peringkat kelima napi terbanyak mengidap Human Immunodeficiency Virus (HIV) di Indonesia. Di sumut ada 53 orang Narapidana (Napi) yang menderita HIV. Dimana, sebanyak 27 orang napi mengindap HVI menghuni di Rumah Tahanan (Rutan) Klas IA Tanjung Gusta Medan. Data ini berdasarkan dari Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham) per oktober 2014. Sedangkan total keseluruhan se-Indonesia napi terjangkit HIV sebayak 969 orang.

Namun ironisnya, pemerintah pusat tidak memiliki anggaran khusus terhadap penanganan HIV bagi wargabinaan untuk biaya medis. Untungnya, berkat kerjasama yang dilakukan pihak lapas atau rutan bersama rumah sakit setempat, mampu memberikan pelayanan medis kepada penderita HIV tersebut. “Kalau anggaran dari pemerintah pusat langsung kepada kita tidak ada. Kalau ada dana dari NJO dan kerjasama dengan rumah sakit lah,” ujar Kepala Rutan Klas IA Tanjung Gusta Medan, Tony Nainggolan.

Dikatakan Tony, di Rutan Tanjung Gusta Medan terdapat dokter siaga selama 24 jam untuk menangani napi yang mengalami HIV dan napi mengalami penyakit pada umumnya. “Kita juga memiliki dokter di Rutan. Jadi, kondisi mereka bisa dikontrol setiap harinya untuk melihat perkembangan mereka,” tuturnya.

Tidak sampai di situ saja, Rutan Tanjung Gusta Medan juga bekerjasama dengan sejumlah rumah sakit ternama di Kota Medan untuk merujuk napi yang mengalami sakit parah.”Kita juga kerjasama dengan RS Adam Malik, RS Bina Kasih dan RS Haji Medan. Dan sejumlah NJO yang aktif dengan HIV juga membantu kita dalam penanganan HIV bagi napi kita,” jelas Tony.

Sedangkan penempatan napi yang terjangkit HIV, tidak berikan sel khusus karena mengingat Rutan sudah melebih kapasitas yang ada. “Tidak ada kita lakukan itu, tapi tetapkan kita berikan sosialisasi dan konseling kepada mereka,” ujarnya.

Dengan itu, Tony tetap memberikan terbaik secara maksimal dengan penanganan medis berskala dan khusus terhadap wargabinaan yang menderita HIV.”Apa pun cerita mereka harus mendapatkan haknya dan kita harus melakukan itu dengan maksimal,” pungkasnya.(gus/ila)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/