30 C
Medan
Wednesday, June 26, 2024

Proyek Jembatan Sicanang Berulang Kali Amblas, Tim Ahli Bakal Diturunkan

SUTAN SIREGAR/SUMUT POS
JEMBATAN: Warga melintasi jembatan darurat di Jalan Sicanang Medan Labuhan, Rabu (31/10). Jembatan Titi II yang dibangun PT Jaya Suskes Prima, rubuh sebelum rampung.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Komisi D DPRD Medan berencana menurunkan tim ahli untuk melihat proyek pembangunan Jembatan Titi II Sicanang, Medan Belawan. Hal itu dilakukan karena proyek tersebut sudah beberapa kali amblas dengan alasan faktor alam.

Ketua Komisi D DPRD Medan Parlaungan Simangungsong mengaku, dipastikan pada pekan depan akan melakukan peninjauan ke lokasi proyek tersebut bersama tim ahli. “Kita ingin melihat secara fisik pengerjaan jembatan tersebut bersama tim ahli, yang direncanakan pada minggu depan dan sudah kita jadwalkan,” kata Parlaungan kepada wartawan, kemarin.

Diutarakan dia, sebenarnya peninjauan dilakukan pada Selasa (6/11) lalu. Namun, karena berbenturan dengan jadwal paripurna kunjungan tersebut terpaksa ditunda. “Kita juga mau tahu bagaimana konsep pembangunan yang dilakukan pemborongnya, apakah benar-benar matang? Selain itu, menelusuri juga soal penyebab amblasnya proyek tersebut beberapa kali,” sebutnya.

Ia menyebutkan, pada pengerjaannya sudah diingatkan untuk menjaga kualitas jembatan karena arus air yang cukup deras. Makanya, kontraktor yang mengerjakan harus profesional dan memiliki konsep yang matang. “Jembatan di atas laut saja bisa dibangun dengan kokoh, tapi kenapa di sana tidak? Apalagi, jembatan yang akan dibangun tidak terlalu besar,” tuturnya.

Dia menambahkan, pembangunan yang dilakukan harus memperhatikan kualitas dan bukan sekadar asal jadi. Sebab, jembatan itu menyangkut keselamatan orang banyak yang tinggal di kawasan Kelurahan Sicanang. “Beberapa kali amblas harus jadi pelajaran pahit, dan berikutnya jangan sampai terulang lagi. Terlebih, jembatan itu akses satu-satunya masyarakay yang tinggal di sana,” tukasnya.

Sementara, Wali Kota Medan Dzulmi Eldin mengatakan, pembangunan jembatan yang sempat roboh beberapa waktu lalu sudah memiliki studi. Artinya, telah dilakukan kajian sebelumnya dan Detail Enggenering Design (DED) perencanaan dari konsultan. “Existing (bangunan) yang putus tempo hari itu bukan merupakan konstruksi jembatan yang akan dibangun. Lagi pula, robohnya konstruksi akibat kondisi tanah yang labil atau faktor alam,” ujarnya.

Untuk diketahui, jembatan tersebut pertama kali dikerjakan pada Oktober 2017 oleh PT Jaya Star Utama dengan pimpinan proyek Susi dengan anggaran Rp8 miliar lebih. Namun, belum selesai dikerjakan ternyata pada 6 November 2017 jembatan tersebut roboh.

Setelah terhenti beberapa bulan, maka pembangunan dilanjutkan dengan tender ulang dan dikerjakan PT Pillaren. Akan tetapi, kontraktornya merupakan orang yang sama dengan perusahaan sebelumnya. Lantas, pada 29 Agustus 2018 jembatan amblas lagi yang dianggap human error bukan faktor alam.

Usai longsor berhasil diatasi, pengerjaan kembali diteruskan. Kontraktor yang mengerjakan dengan nama berbeda yakni PT Jaya Suskes Prima dengan anggaran Rp13.642.000.000. Namun, oknum kontraktor ternyata sama yaitu Susi. Pada 20 Oktober 2018 tanah di sekitar jembatan kembali amblas dengan diameter yang lebar. Akibatnya, 11.000 jiwa lebih warga Kelurahan Sicanang terisolir dan aktifitasnya menjadi terkendala. (ris/azw)

SUTAN SIREGAR/SUMUT POS
JEMBATAN: Warga melintasi jembatan darurat di Jalan Sicanang Medan Labuhan, Rabu (31/10). Jembatan Titi II yang dibangun PT Jaya Suskes Prima, rubuh sebelum rampung.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Komisi D DPRD Medan berencana menurunkan tim ahli untuk melihat proyek pembangunan Jembatan Titi II Sicanang, Medan Belawan. Hal itu dilakukan karena proyek tersebut sudah beberapa kali amblas dengan alasan faktor alam.

Ketua Komisi D DPRD Medan Parlaungan Simangungsong mengaku, dipastikan pada pekan depan akan melakukan peninjauan ke lokasi proyek tersebut bersama tim ahli. “Kita ingin melihat secara fisik pengerjaan jembatan tersebut bersama tim ahli, yang direncanakan pada minggu depan dan sudah kita jadwalkan,” kata Parlaungan kepada wartawan, kemarin.

Diutarakan dia, sebenarnya peninjauan dilakukan pada Selasa (6/11) lalu. Namun, karena berbenturan dengan jadwal paripurna kunjungan tersebut terpaksa ditunda. “Kita juga mau tahu bagaimana konsep pembangunan yang dilakukan pemborongnya, apakah benar-benar matang? Selain itu, menelusuri juga soal penyebab amblasnya proyek tersebut beberapa kali,” sebutnya.

Ia menyebutkan, pada pengerjaannya sudah diingatkan untuk menjaga kualitas jembatan karena arus air yang cukup deras. Makanya, kontraktor yang mengerjakan harus profesional dan memiliki konsep yang matang. “Jembatan di atas laut saja bisa dibangun dengan kokoh, tapi kenapa di sana tidak? Apalagi, jembatan yang akan dibangun tidak terlalu besar,” tuturnya.

Dia menambahkan, pembangunan yang dilakukan harus memperhatikan kualitas dan bukan sekadar asal jadi. Sebab, jembatan itu menyangkut keselamatan orang banyak yang tinggal di kawasan Kelurahan Sicanang. “Beberapa kali amblas harus jadi pelajaran pahit, dan berikutnya jangan sampai terulang lagi. Terlebih, jembatan itu akses satu-satunya masyarakay yang tinggal di sana,” tukasnya.

Sementara, Wali Kota Medan Dzulmi Eldin mengatakan, pembangunan jembatan yang sempat roboh beberapa waktu lalu sudah memiliki studi. Artinya, telah dilakukan kajian sebelumnya dan Detail Enggenering Design (DED) perencanaan dari konsultan. “Existing (bangunan) yang putus tempo hari itu bukan merupakan konstruksi jembatan yang akan dibangun. Lagi pula, robohnya konstruksi akibat kondisi tanah yang labil atau faktor alam,” ujarnya.

Untuk diketahui, jembatan tersebut pertama kali dikerjakan pada Oktober 2017 oleh PT Jaya Star Utama dengan pimpinan proyek Susi dengan anggaran Rp8 miliar lebih. Namun, belum selesai dikerjakan ternyata pada 6 November 2017 jembatan tersebut roboh.

Setelah terhenti beberapa bulan, maka pembangunan dilanjutkan dengan tender ulang dan dikerjakan PT Pillaren. Akan tetapi, kontraktornya merupakan orang yang sama dengan perusahaan sebelumnya. Lantas, pada 29 Agustus 2018 jembatan amblas lagi yang dianggap human error bukan faktor alam.

Usai longsor berhasil diatasi, pengerjaan kembali diteruskan. Kontraktor yang mengerjakan dengan nama berbeda yakni PT Jaya Suskes Prima dengan anggaran Rp13.642.000.000. Namun, oknum kontraktor ternyata sama yaitu Susi. Pada 20 Oktober 2018 tanah di sekitar jembatan kembali amblas dengan diameter yang lebar. Akibatnya, 11.000 jiwa lebih warga Kelurahan Sicanang terisolir dan aktifitasnya menjadi terkendala. (ris/azw)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/