26 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Ditemukan Benda Mirip Tulang dan Pakaian Dalam

FOTO: AMINOER RASYID/SUMUT POS Sejumlah pekerja dari Dinas Bina Marga melakukan pembongkaran lantai rumah Syamsul Anwar, tersangka penganiayaan PRT di Jalan Beo, Kecamatan Medan Timur, Selasa (9/12). Hari kedua pembongkaran, petugas menggunakan dua alat berat seperti bor vibrator dan mobil penyedot milik dinas Bina Marga.
FOTO: AMINOER RASYID/SUMUT POS
Sejumlah pekerja dari Dinas Bina Marga melakukan pembongkaran lantai rumah Syamsul Anwar, tersangka penganiayaan PRT di Jalan Beo, Kecamatan Medan Timur, Selasa (9/12). Hari kedua pembongkaran, petugas menggunakan dua alat berat seperti bor vibrator dan mobil penyedot milik dinas Bina Marga.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Dua hari melakukan penggalian di rumah tersangka Syamsul Anwar, Jalan Beo No. 17, Simpang Jalan Angsa/Madong Lubis, polisi mengamankan benda mirip tulang belulang serta pakaian dalam. Benda tersebut diamankan dari lubang kedua yang digali tak jauh dari lubang pertama, persisnya di bawah tangga.

“Setelah kita gali kedalaman 2 meter, kita temukan benda mirip kerangka tulang manusia berbentuk jari tangan dan mempunyai sendi mirip jari manusia,” kata Eko Hermanto selaku ketua tim yang melakukan penggalian di lokasi, Selasa (9/12) siang.

Menurut Kepala UPT III Dinas Bina Marga Kota Medan itu, benda mirip jari tangan manusia itu ditemukan sekira pukul 13.00 WIB. Sementara celana dalam pada pukul 01.00 dinihari.

“Benda mirip kerangka tulang jari manusia itu ditemukan saat menggali dibawa lemari, layaknya seperti kamar gudang. Saat kita lakukan penggalian di bawah lemari itu sedalam dua meter, baru kita temukan benda tersebut,” akunya.

Petugas Disaster Victim Identification (DVI) Polda Sumut dan Satuan Reskrim Polresta Medan yang mendapat informasi itu kemudian menuju rumah Syamsul guna mendalaminya.

Terkait temuan itu, Kapolresta Medan Kombes Pol Nico Afinta Karokaro membantah keras adanya temuan benda mirip tulang jari tangan manusia. Nico berulang kali menyatakan belum ada. “Belum, belum, belum ada,” bantahnya.

Nico mengaku, proses penggalian masih terus berjalan. “Ada tiga lubang yang sudah digali (dua di bawah tangga dan satu di bagian teras, red). Kedalamannya kurang lebih dua meter,” jelasnya.

Kanit (Kepala Unit) VC/ Judisila Satreskrim Polresta Medan AKP Martuasah Tobing mengatakan hal yang sama. “Belum ada itu, kita berdasarkan fakta. Sejauh ini kita masih menggali rumah Syamsul,” ujarnya.

Martuasah menyebut, ditemukan alat bukti pihaknya pasti akan memberi tahu. “Kalau ada pasti kita kabari. Sebab, jikalau tidak ada dibilang ada nantinya masyarakat berpandangan lain,” sebutnya.

Ditanya apakah penggailan juga dilakukan di ruko No. 10C yang berada persis di samping rumah Syamsul, Martuasah membantahnya.

“Itu sudah pernah kita cek dan hasilnya tidak ada. Ruko itu juga bukan milik Syamsul. Jadi, kita tidak bisa main bongkar begitu saja. Artinya, harus ada alat bukti yang kuat mengarah ke sana,” jelas Martuasah.

Ia menambahkan, saat ini pihaknya masih mencari saksi yang mengetahui atau melihat langsung soal dugaan adanya makam di rumah Syamsul. “Menurut saksi yang ada, mereka hanya mendengar saja. Sementara yang pernah melihat itu belum dapat dan itu sedang kita cari,” pungkasnya.

Amatan Sumut Pos hingga pukul 22.00 WIB tadi malam, penggalian di rumah Syamsul masih berlangsung. Tim yang diturunkan menggali di tiga lubang tersebut masih bekerja.

Penggalian hari kedua ini mengerahkan satu unit alat berat, Jackhammer. Alat pengebor itu dipergunakan untuk menghancurkan lantai di bagian teras. Sementara di bawah tangga, penggalian dilakukan secara manual dengan menggunakan, alat pertukangan seperti cangkul, palu besar, sekop dan lainnya.

Tak hanya itu, tim juga menurunkan satu unit truk penyedot air. Truk tersebut digunakan untuk menyedot air yang keluar dari lubang galian. Pengamanan pun diperketat. Petugas memasang garis polisi di setiap sudut jalan.

Meski sudah dilarang dan dipasang garis polisi, ratusan warga dari berbagai daerah tetap berkerumun di lokasi. Warga membanjiri di setiap sudut police line. Beberapa kali warga yang kecewa tak diperkenankanmelihat penggalian, melakukan pelembaran batu.

Polisi yang berjaga dari pagi hari mulai naik pitam dan membubarkan paksamassa. Suara ledakan seperti pistol bahkan terdengar hingga suasana sempat hening beberapa saat.

Namun, situasi gemuruh kembali terjadi sekitar pukul 21.47 karena ada aksi pelemparan batu lagi dari masyarakat yang kecewa karena tidak diperbolehkan mendekat ke lokasi penggalian.

Pantauan di lokasi, personil kepolisian terus menjaga tempat penggalian agar steril dari masyarakat dengan radius beberapa meter. Proses pembongkaran guna membuktikan informasi adanya penguburan sejumlah mayat di dalam rumah juga masih terus berjalan. (ris/dik)

FOTO: AMINOER RASYID/SUMUT POS Sejumlah pekerja dari Dinas Bina Marga melakukan pembongkaran lantai rumah Syamsul Anwar, tersangka penganiayaan PRT di Jalan Beo, Kecamatan Medan Timur, Selasa (9/12). Hari kedua pembongkaran, petugas menggunakan dua alat berat seperti bor vibrator dan mobil penyedot milik dinas Bina Marga.
FOTO: AMINOER RASYID/SUMUT POS
Sejumlah pekerja dari Dinas Bina Marga melakukan pembongkaran lantai rumah Syamsul Anwar, tersangka penganiayaan PRT di Jalan Beo, Kecamatan Medan Timur, Selasa (9/12). Hari kedua pembongkaran, petugas menggunakan dua alat berat seperti bor vibrator dan mobil penyedot milik dinas Bina Marga.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Dua hari melakukan penggalian di rumah tersangka Syamsul Anwar, Jalan Beo No. 17, Simpang Jalan Angsa/Madong Lubis, polisi mengamankan benda mirip tulang belulang serta pakaian dalam. Benda tersebut diamankan dari lubang kedua yang digali tak jauh dari lubang pertama, persisnya di bawah tangga.

“Setelah kita gali kedalaman 2 meter, kita temukan benda mirip kerangka tulang manusia berbentuk jari tangan dan mempunyai sendi mirip jari manusia,” kata Eko Hermanto selaku ketua tim yang melakukan penggalian di lokasi, Selasa (9/12) siang.

Menurut Kepala UPT III Dinas Bina Marga Kota Medan itu, benda mirip jari tangan manusia itu ditemukan sekira pukul 13.00 WIB. Sementara celana dalam pada pukul 01.00 dinihari.

“Benda mirip kerangka tulang jari manusia itu ditemukan saat menggali dibawa lemari, layaknya seperti kamar gudang. Saat kita lakukan penggalian di bawah lemari itu sedalam dua meter, baru kita temukan benda tersebut,” akunya.

Petugas Disaster Victim Identification (DVI) Polda Sumut dan Satuan Reskrim Polresta Medan yang mendapat informasi itu kemudian menuju rumah Syamsul guna mendalaminya.

Terkait temuan itu, Kapolresta Medan Kombes Pol Nico Afinta Karokaro membantah keras adanya temuan benda mirip tulang jari tangan manusia. Nico berulang kali menyatakan belum ada. “Belum, belum, belum ada,” bantahnya.

Nico mengaku, proses penggalian masih terus berjalan. “Ada tiga lubang yang sudah digali (dua di bawah tangga dan satu di bagian teras, red). Kedalamannya kurang lebih dua meter,” jelasnya.

Kanit (Kepala Unit) VC/ Judisila Satreskrim Polresta Medan AKP Martuasah Tobing mengatakan hal yang sama. “Belum ada itu, kita berdasarkan fakta. Sejauh ini kita masih menggali rumah Syamsul,” ujarnya.

Martuasah menyebut, ditemukan alat bukti pihaknya pasti akan memberi tahu. “Kalau ada pasti kita kabari. Sebab, jikalau tidak ada dibilang ada nantinya masyarakat berpandangan lain,” sebutnya.

Ditanya apakah penggailan juga dilakukan di ruko No. 10C yang berada persis di samping rumah Syamsul, Martuasah membantahnya.

“Itu sudah pernah kita cek dan hasilnya tidak ada. Ruko itu juga bukan milik Syamsul. Jadi, kita tidak bisa main bongkar begitu saja. Artinya, harus ada alat bukti yang kuat mengarah ke sana,” jelas Martuasah.

Ia menambahkan, saat ini pihaknya masih mencari saksi yang mengetahui atau melihat langsung soal dugaan adanya makam di rumah Syamsul. “Menurut saksi yang ada, mereka hanya mendengar saja. Sementara yang pernah melihat itu belum dapat dan itu sedang kita cari,” pungkasnya.

Amatan Sumut Pos hingga pukul 22.00 WIB tadi malam, penggalian di rumah Syamsul masih berlangsung. Tim yang diturunkan menggali di tiga lubang tersebut masih bekerja.

Penggalian hari kedua ini mengerahkan satu unit alat berat, Jackhammer. Alat pengebor itu dipergunakan untuk menghancurkan lantai di bagian teras. Sementara di bawah tangga, penggalian dilakukan secara manual dengan menggunakan, alat pertukangan seperti cangkul, palu besar, sekop dan lainnya.

Tak hanya itu, tim juga menurunkan satu unit truk penyedot air. Truk tersebut digunakan untuk menyedot air yang keluar dari lubang galian. Pengamanan pun diperketat. Petugas memasang garis polisi di setiap sudut jalan.

Meski sudah dilarang dan dipasang garis polisi, ratusan warga dari berbagai daerah tetap berkerumun di lokasi. Warga membanjiri di setiap sudut police line. Beberapa kali warga yang kecewa tak diperkenankanmelihat penggalian, melakukan pelembaran batu.

Polisi yang berjaga dari pagi hari mulai naik pitam dan membubarkan paksamassa. Suara ledakan seperti pistol bahkan terdengar hingga suasana sempat hening beberapa saat.

Namun, situasi gemuruh kembali terjadi sekitar pukul 21.47 karena ada aksi pelemparan batu lagi dari masyarakat yang kecewa karena tidak diperbolehkan mendekat ke lokasi penggalian.

Pantauan di lokasi, personil kepolisian terus menjaga tempat penggalian agar steril dari masyarakat dengan radius beberapa meter. Proses pembongkaran guna membuktikan informasi adanya penguburan sejumlah mayat di dalam rumah juga masih terus berjalan. (ris/dik)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/