26.7 C
Medan
Friday, May 3, 2024

Sidak Dinas Perindustrian Jangan ‘Takuti’ Pemilik Usaha

Gunawan Benjamin

SUMUTPOS.CO – Belakangan ini, Tim Terpadu Pemko Medan rutin menggelar inspeksi mendadak (sidak) ke industri-industri olahan pangan di Kota Medan. Namun sidak tersebut hendaknya jangan terkesan seperti menakuti pemilik usaha.

Pengamat Ekonomi di Sumut, Gunawan Benjamin menilai, sidak yang dilakukan terkesan seremonial tanpa diikutitindaklanjut ataupun hasil dari sidak itu sendiri.

“Saya melihat dalam sidak yang dilakukan para aparatur dan aparat itu umumnya diambil setelah kejadian. Misal terjadi kenaikan harga barang yang signifikan serta menganggu, baru dilakukan sidak,” kata Gunawan Benjamin kepada koran ini, Rabu (10/1).

Pernyataan ini ia lontarkan, menyikapi aktivitas sidak Tim Terpadu Pemko Medan yang dikomandoi Dinas Perindustrian (Disprin) Kota Medan, dengan mengajak aparat hukum seperti TNI dan Polri serta instansi terkait lainnya.

Sebagai contoh, lanjut Gunawan, sidak baru dilakukan sewaktu diketahui ada informasi tentang label halal atau sertifikasi suatu produk usaha yang habis masa berlakunya. “Tapi, adakah tindaklanjut setelah sidak tersebut? Karena saya sempat mengikuti kegiatan sidak yang dilakukan pemerintah sebelumnya terkait dengan mahalnya harga cabai. Namun setelah sidak harga tidak juga turun. Jadi memang efektivitas dan nilai substansi dari sidak itu yang perlu kita (masyarakat) dengar,” katanya.

Sekaitan sidak Tim Terpadu Pemko Medan tersebut, alumnus Universitas Gajah Mada (UGM) ini juga mempertanyakan apa hasilnya. Sebab menurut dia lebih besar gaung kegiatan sidaknya ketimbang hasilnya. “Jangan cuma sidak tapi tidak ada tindaklanjut. Dan kalaupun ada tindaklanjutnya sebaiknya aparat terkait juga mempublikasikan. Sehingga, masyarakat tahu, dari sidak itu ada yang di-follow up. Karena sidak itukan muncul dari suatu masalah. Sehingga harapan masyarakat dari itu sidak memberikan solusi dari masalah yang timbul,” katanya.

Dosen Universitas Islam Negeri (UIN) Sumut ini menekankan, kalau sidak hanya melihat fenomena harga suatu barang saja, atau sekadar memastikan kebenaran informasi dari yang sebelumnya terdengar tentang suatu produk, lantas apa manfaat sidak tersebut.

“Inikan sama artinya buang-buang energi dan biaya saja. Mending tidak melakukan sidak, tetapi terjun langsung mengintervensi pasar untuk menstabilkan harga. Itu substansi sidak seharusnya. Bukan terkesan menakut-nakuti pemilik usaha melainkan ada pembinaan dan pengawasan rutin yang dilakukan,” pungkasnya.

Kepala Dinas Perindustrian Kota Medan Zulkifli Sitepu saat dikonfirmasi mengatakan, pihaknya akan rutin melakukan pengawasan dan pembinaan terhadap pelaku-pelaku industri olahan pangan di Medan. “Ya, sidak-sidak seperti ini akan rutin kita lakukan, tidak hanya pada jelang hari-hari besar saja,” katanya.

Gunawan Benjamin

SUMUTPOS.CO – Belakangan ini, Tim Terpadu Pemko Medan rutin menggelar inspeksi mendadak (sidak) ke industri-industri olahan pangan di Kota Medan. Namun sidak tersebut hendaknya jangan terkesan seperti menakuti pemilik usaha.

Pengamat Ekonomi di Sumut, Gunawan Benjamin menilai, sidak yang dilakukan terkesan seremonial tanpa diikutitindaklanjut ataupun hasil dari sidak itu sendiri.

“Saya melihat dalam sidak yang dilakukan para aparatur dan aparat itu umumnya diambil setelah kejadian. Misal terjadi kenaikan harga barang yang signifikan serta menganggu, baru dilakukan sidak,” kata Gunawan Benjamin kepada koran ini, Rabu (10/1).

Pernyataan ini ia lontarkan, menyikapi aktivitas sidak Tim Terpadu Pemko Medan yang dikomandoi Dinas Perindustrian (Disprin) Kota Medan, dengan mengajak aparat hukum seperti TNI dan Polri serta instansi terkait lainnya.

Sebagai contoh, lanjut Gunawan, sidak baru dilakukan sewaktu diketahui ada informasi tentang label halal atau sertifikasi suatu produk usaha yang habis masa berlakunya. “Tapi, adakah tindaklanjut setelah sidak tersebut? Karena saya sempat mengikuti kegiatan sidak yang dilakukan pemerintah sebelumnya terkait dengan mahalnya harga cabai. Namun setelah sidak harga tidak juga turun. Jadi memang efektivitas dan nilai substansi dari sidak itu yang perlu kita (masyarakat) dengar,” katanya.

Sekaitan sidak Tim Terpadu Pemko Medan tersebut, alumnus Universitas Gajah Mada (UGM) ini juga mempertanyakan apa hasilnya. Sebab menurut dia lebih besar gaung kegiatan sidaknya ketimbang hasilnya. “Jangan cuma sidak tapi tidak ada tindaklanjut. Dan kalaupun ada tindaklanjutnya sebaiknya aparat terkait juga mempublikasikan. Sehingga, masyarakat tahu, dari sidak itu ada yang di-follow up. Karena sidak itukan muncul dari suatu masalah. Sehingga harapan masyarakat dari itu sidak memberikan solusi dari masalah yang timbul,” katanya.

Dosen Universitas Islam Negeri (UIN) Sumut ini menekankan, kalau sidak hanya melihat fenomena harga suatu barang saja, atau sekadar memastikan kebenaran informasi dari yang sebelumnya terdengar tentang suatu produk, lantas apa manfaat sidak tersebut.

“Inikan sama artinya buang-buang energi dan biaya saja. Mending tidak melakukan sidak, tetapi terjun langsung mengintervensi pasar untuk menstabilkan harga. Itu substansi sidak seharusnya. Bukan terkesan menakut-nakuti pemilik usaha melainkan ada pembinaan dan pengawasan rutin yang dilakukan,” pungkasnya.

Kepala Dinas Perindustrian Kota Medan Zulkifli Sitepu saat dikonfirmasi mengatakan, pihaknya akan rutin melakukan pengawasan dan pembinaan terhadap pelaku-pelaku industri olahan pangan di Medan. “Ya, sidak-sidak seperti ini akan rutin kita lakukan, tidak hanya pada jelang hari-hari besar saja,” katanya.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/