SUMUTPOS.CO – Polisi menyita mobil KIA Visto milik Ahmad Imam Al Hafitd alias Hafitd (19). Di dalam mobil berwarna silver itulah tempat eksekusi Ade Sara Angelina Suroto (19) hingga tewas.
Mobil bernopol B 8328 JO itu kini berada di halaman Polres Bekasi, Jl Pramuka, Bekasi, Jawa Barat. Kondisinya masih cukup baik, namun terdapat beberapa baret di sisi kiri dan kanan. Di dalamnya, ada sisir dan bando, serta koran. Di bagian jok belakang terdapat buku statistik. Di bagian kaca, ada stiker McDonald.
Menurut polisi, di mobil itulah Hafitd dan kekasihnya Assyifa Ramadhani alias Sifa (19) menghabisi nyawa Sara. Setelah merencanakan aksi selama sepekan, keduanya lalu menjebak Sara di Gondangdia. Sara disetrum, dipukul hingga disumpel dengan kertas hingga tak bernyawa.
Mobil itu tiba-tiba berkali-kali mogok setelah Hafitd dan Sifa menghabisi nyawa Sara 4 Maret 2014 pukul 00.30 WIB. Hafitd sempat membawa mobil itu ke bengkel.
“Mobil Hafitd tiba-tiba mogok. Pelaku meminta tolong sopir taksi untuk mengecharge aki sampai mobil hidup lagi,” kata Kasat Reskrim Polres Bekasi Kota, Kompol Nuredy Irwansyah.
Saat itu, Sifa dan jasad Sara tetap berada di dalam mobil. Sifa duduk di bangku depan, samping Hafitd. Sedangkan jasad Sara ditutupi selendang pashmina duduk di kursi belakang. “Akhirnya mobil menyala. Sekitar 200 meter, mobil itu mogok lagi,” ujar Nuredy.
Hafitd lalu meminta tolong pengendara mobil lain yang melintas untuk mengecharge akinya. “Setelah mobil hidup, dan jalan beberapa meter mati lagi mobilnya,” kata Nuredy.
Mahasiswa Kalbis Institute itu kemudian menelepon temannya dan meminta dibelikan aki.
Jakarta – Ahmad Imam Al Hafitd alias Hafitd (19) meminta tolong temannya untuk membelikan aki. Hafitd menyambut temannya yang datang memberikan aki. Ia keluar dari mobil. Jasad Sara yang ditutupi selendang pashmina itu mengundang tanda tanya sang teman.
“Lo bertiga?” kata Kasat Reskrim Polres Bekasi Kota, Kompol Nuredy Irwansyah, menirukan ucapan teman Hafitd.
Saat itu, kekasih Hafitd Assyifa Ramadhani alias Sifa (19) duduk di bangku samping Hafitd. Sedangkan jasad Sara duduk di kursi belakang dengan diselimuti pashmina.
Melihat ‘pemandangan’ itu, teman lalu bertanya lagi kepada Hafitd. “Teman Hafitd bertanya, itu siapa di dalam mobil? Hafitd jawab, mayat,” Nuredy.
Menurut Nuredy, teman Hafitd kaget dan terdiam. “Teman Hafitd lalu pergi setelah memberikan aki,” ujar Nuredy.
Mobil akhirnya jalan namun tetap mengalami ngadat.
“Akhirnya dibawa ke Rawamangun. Hafitd mencari bengkel dan mobil diperbaiki,” kata Nuredy.
Ketika berada di bengkel, mayat Sara yang dijaga Sifa tetap berada di dalam mobil. (net/bbs/fal)