Foto: Polisi Jenazah Yani, dan kedua anaknya Naya serta Gilang Raksono, dibunuh di tempat tidur, di Mabar, Medan Deli.
Korban yang bekerja di Gudang 89 sebagai Kepala Gudang Jalan Metal Krakatau, Medan Timur, ini dimata tetangga merupakan orang yang rajin bersosialisasi. “Kalau kunjungan-kunjungan ke tempat tetangga, ligat dia. Undangan lagi, sering kali dia,” ungkap Adek, tetangga korban.
Sementara itu, tetangga lainnya yang akrab disapa Anto Botak menyebutkan, magrib sebelum kejadian, Riyanto dan istrinya terlihat pergi dan baru kembali sekitar jam 10 malam. Saat pulang, pasangan itu sempat berpapasan dengan Anto Botak yang sedang duduk di depan rumahnya.
“Biasanya selalu terdengar suara mendiang ketika menelepon, karena suaranya lumayan keras. Tapi karena sempat tidur, aku tidak dengar apa-apa dan aku terbangun sekitar jam 01.30 wib,” ujarnya.
Lanjut Anto Botak, pun begitu, ada saksi sempat mendengar Riyanto bertelepon dengan seseorang (diduga pelaku) dengan nada kesal. Korban sempat mengatakan “kenapa tidak menelepon dulu, main datang-datang saja”.
Tak lama, terdengar suara kereta melaju keluar dengan kencang. Diduga pengendara tersebut adalah pelaku, karena suara keretanya beda dengan suara kereta korban.
Lanjut sumber, jalan di kawasan itu seperti buntu. Tapi jika ditelusuri sebenarnya bisa tembus ke belakang. Dan jalur itulah yang dilalui pelaku. Becermin dari jalan kabur yang dipilih, besar kemungkinan pelaku memang sudah pernah ke rumah korban. (cr8/cr2/ras)
Foto: Polisi Jenazah Yani, dan kedua anaknya Naya serta Gilang Raksono, dibunuh di tempat tidur, di Mabar, Medan Deli.
Korban yang bekerja di Gudang 89 sebagai Kepala Gudang Jalan Metal Krakatau, Medan Timur, ini dimata tetangga merupakan orang yang rajin bersosialisasi. “Kalau kunjungan-kunjungan ke tempat tetangga, ligat dia. Undangan lagi, sering kali dia,” ungkap Adek, tetangga korban.
Sementara itu, tetangga lainnya yang akrab disapa Anto Botak menyebutkan, magrib sebelum kejadian, Riyanto dan istrinya terlihat pergi dan baru kembali sekitar jam 10 malam. Saat pulang, pasangan itu sempat berpapasan dengan Anto Botak yang sedang duduk di depan rumahnya.
“Biasanya selalu terdengar suara mendiang ketika menelepon, karena suaranya lumayan keras. Tapi karena sempat tidur, aku tidak dengar apa-apa dan aku terbangun sekitar jam 01.30 wib,” ujarnya.
Lanjut Anto Botak, pun begitu, ada saksi sempat mendengar Riyanto bertelepon dengan seseorang (diduga pelaku) dengan nada kesal. Korban sempat mengatakan “kenapa tidak menelepon dulu, main datang-datang saja”.
Tak lama, terdengar suara kereta melaju keluar dengan kencang. Diduga pengendara tersebut adalah pelaku, karena suara keretanya beda dengan suara kereta korban.
Lanjut sumber, jalan di kawasan itu seperti buntu. Tapi jika ditelusuri sebenarnya bisa tembus ke belakang. Dan jalur itulah yang dilalui pelaku. Becermin dari jalan kabur yang dipilih, besar kemungkinan pelaku memang sudah pernah ke rumah korban. (cr8/cr2/ras)