25.6 C
Medan
Sunday, June 16, 2024

Jika Libur Lebaran Tak Dikontrol, Hati-hati Ledakan Covid-19

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Ledakan kasus baru Covid-19 di Sumatera Utara (Sumut) berpotensi besar terjadi jika libur lebaran Idul Fitri tidak dikendalikan atau dikontrol. Untuk itu, masyarakat diminta tidak mudik lebaran.

HALAU: Polisi menghalau pemudik motor yang melawan arah untuk menghindari posko penyekatan mudik di Kedungwaringin, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Minggu 9 Mei 2021 di tengah larangan mudik 2021. Pemerintah mencoba mengontrol aktivitas libur Lebaran, agar kasus Covid-19 tidak meledak.Foto: Fakhri Hermansyah/Antara.

“BELAJAR dari pengalaman, ketika ada momen libur panjang, terjadi lonjakan kasus corona. Namun setelah ditangani, kembali menurun. Tetapi kasus yang sama lagi-lagi ini terulang. Oleh sebab itu, jika libur lebaran tidak dikendalikan, maka bukan lonjakan lagi yang terjadi, tetapi ledakan,” ujar Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sumut, dr Alwi Mujahit Hasibuan, saat diwawancarai, Senin (10/5).

Karenanya, Alwi meminta masyarakat agar sama-sama berpartisipasi mengendalikan Covid-19 ini, sehingga tidak terjadi ledakan. “Partisipasi yang bisa dilakukan yaitu dengan tidak mudik lebaran. Jika tidak demikian, bukan tidak mungkin nanti kita seperti India,” ucapnya.

Ia mengatakan, belakangan ini terjadi komunikasi yang bermasalah atau bahkan sengaja dibuat bermasalah. Contohnya, Gubernur Sumut Edy Rahmayadi menyampaikan pernyataan tentang persoalan Covid-19. Kemudian, pernyataan itu diramu dan disajikan, lalu dibenturkan dengan Wali Kota Medan, Bobby Nasution yang notabene menantu Presiden Jokowi. “Hal itu jelas sangat tidak baik, apalagi menyangkut soal Covid-19. Selain itu, sangat tidak tepat terhadap penanganan Covid-19 yang sudah setahun lebih dilakukan,” ungkap Alwi.

Menurutnya, ada upaya menggiring dan membenturkan gubernur dengan wali kota. Apabila itu terjadi, tentu kerugian besar yang terjadi. “Ini jelas menguntungkan kelompok yang punya kepentingan politik. Padahal, gubernur dengan wali kota tidak ada masalah,” ucap dia.

Menurut Alwi, semua pihak sudah kelelahan dalam menghadapi pandemi ini. Karena itu, semestinya yang harus dilakukan bersatu-padu. “Energi kita sudah banyak tersita, anggaran telah habis banyak. Kalau setahun lagi pandemi terjadi, mungkin negara kita semakin terpuruk secara ekonomi. Jika sudah begitu, tentunya berdampak kepada politik dan lain sebagainya. Artinya, terjadi gejolak yang sangat tidak terkendali,” pungkas dia.

Terpisah, Jubir Satgas Covid-19 Sumut dr Aris Yudhariansyah menambahkan, perkembangan Covid-19 di Sumut tetap harus disadari masih berada pada masa pandemi. Terbukti, dengan masih adanya ditemukan penderita positif yang baru setiap harinya dan juga angka kematian. “Tetap waspada dan konsisten untuk melaksanakan protokol kesehatan dalam aktivitas kehidupan sehari-hari. Tidak lengah menjalankan 5M, memakai masker, mencuci tangan pakai sabun/hand sanitizer, menjaga jarak, menghindari kerumunan, dan mengurangi mobilitas,”

Aris menyebutkan, saat ini akumulasi kasus positif mencapai 30.147 kasus. Akumulasi ini setelah bertambah 89 kasus baru dari 7 kabupaten/kota. Sedangkan angka kesembuhan kini akumulasinya mencapai 26.803 kasus dengan penambahan 80 kasus baru dari 4 daerah. “Untuk angka kematian akibat Covid-19 jumlahnya 992 kasus setelah bertambah 4 kasus baru dari Batu Bara. Sementara angka suspek tetap 869 kasus,” tandasnya.

Perketat Prokes di Pasar Tradisional

Meski masih dalam pandemi Covid-19, namun keramaian di sejumlah pusat keramaian Kota Medan tidak dapat dihindarkan menjelang Hari Raya Idul Fitri. Salahsatunya pasar tradisional di Kota Medan.

Dalam beberapa hari terakhir, pengunjung pasar membludak, yang bertujuan untuk membeli kebutuhan lebaran. Apalagi warga Medan kebanyakan tidak mudik.

Jubir Satgas Covid-19 Kota Medan, dr Mardohar Tambunan mengakui saat ini keramaian di pasar tradisional tidak dapat dielakkan. Kendati demikian, dia menegaskan Tim Satgas Covid-19 Kota Medan bekerja keras terus mengingatkan masyarakat agar taat pada protokol kesehatan (prokes).

“Menjaga prokes terus kita sampaikan. Semakin dekat lebaran, semakin tegas kita menyampaikannya baik itu melalui edukasi secara formal, penyampaian dari masjid, hingga ke pasar-pasar tradisional. Kita tak pernah bosan walah sudah capek mengingatkan kepada penjual maupun pembeli di pasar. Kita tidak ingin setelah lebaran terjadi klaster baru penularan corona,” ungkapnya kepada wartawan, Senin (10/5).

Mardohar menyebutkan, di pasar tradisional banyak sekali masyarakat yang melanggar prokes. Namun, ada juga yang taat prokes. “Kesadaran masyarakat di sana sebagian bisa dikatakan baik. Tapi sebagian lagi kurang baik karena kalau sudah sibuk belanja maka prokesnya pun lupa. Tapi, saat diingatkan baik secara langsung maupun melalui pengeras suara barulah sibuk memasang maskernya dan menjaga jaraknya,” ujar dia.

Ia juga mengaku, pihaknya terus bekerja keras bersama pihak kecamatan dan pengelola pasar demi mencegah penularan virus corona. “Tim Satgas terus mobile, jika ada yang membandel terpaksa diterapkan sanksi disiplin,” tukasnya.

Sementara, Plt Direktur Utama PD Pasar Kota Medan, T Maya Maghdina mengatakan, pihaknya tidak bisa melarang orang berkunjung ke pasar dan tidak bisa pula untuk membatasi. Namun demikian, pihaknya terus mengimbau pengunjung menjalankan prokes.

“Kita ingatkan secara langsung kepadapara pengunjung agar menggunakan masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak. Bahkan, pada hari Sabtu dan Minggu kita dibantu oleh anggota Polri dan TNI yang menurunkan personilnya,” ujar Maya. (ris)

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Ledakan kasus baru Covid-19 di Sumatera Utara (Sumut) berpotensi besar terjadi jika libur lebaran Idul Fitri tidak dikendalikan atau dikontrol. Untuk itu, masyarakat diminta tidak mudik lebaran.

HALAU: Polisi menghalau pemudik motor yang melawan arah untuk menghindari posko penyekatan mudik di Kedungwaringin, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Minggu 9 Mei 2021 di tengah larangan mudik 2021. Pemerintah mencoba mengontrol aktivitas libur Lebaran, agar kasus Covid-19 tidak meledak.Foto: Fakhri Hermansyah/Antara.

“BELAJAR dari pengalaman, ketika ada momen libur panjang, terjadi lonjakan kasus corona. Namun setelah ditangani, kembali menurun. Tetapi kasus yang sama lagi-lagi ini terulang. Oleh sebab itu, jika libur lebaran tidak dikendalikan, maka bukan lonjakan lagi yang terjadi, tetapi ledakan,” ujar Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sumut, dr Alwi Mujahit Hasibuan, saat diwawancarai, Senin (10/5).

Karenanya, Alwi meminta masyarakat agar sama-sama berpartisipasi mengendalikan Covid-19 ini, sehingga tidak terjadi ledakan. “Partisipasi yang bisa dilakukan yaitu dengan tidak mudik lebaran. Jika tidak demikian, bukan tidak mungkin nanti kita seperti India,” ucapnya.

Ia mengatakan, belakangan ini terjadi komunikasi yang bermasalah atau bahkan sengaja dibuat bermasalah. Contohnya, Gubernur Sumut Edy Rahmayadi menyampaikan pernyataan tentang persoalan Covid-19. Kemudian, pernyataan itu diramu dan disajikan, lalu dibenturkan dengan Wali Kota Medan, Bobby Nasution yang notabene menantu Presiden Jokowi. “Hal itu jelas sangat tidak baik, apalagi menyangkut soal Covid-19. Selain itu, sangat tidak tepat terhadap penanganan Covid-19 yang sudah setahun lebih dilakukan,” ungkap Alwi.

Menurutnya, ada upaya menggiring dan membenturkan gubernur dengan wali kota. Apabila itu terjadi, tentu kerugian besar yang terjadi. “Ini jelas menguntungkan kelompok yang punya kepentingan politik. Padahal, gubernur dengan wali kota tidak ada masalah,” ucap dia.

Menurut Alwi, semua pihak sudah kelelahan dalam menghadapi pandemi ini. Karena itu, semestinya yang harus dilakukan bersatu-padu. “Energi kita sudah banyak tersita, anggaran telah habis banyak. Kalau setahun lagi pandemi terjadi, mungkin negara kita semakin terpuruk secara ekonomi. Jika sudah begitu, tentunya berdampak kepada politik dan lain sebagainya. Artinya, terjadi gejolak yang sangat tidak terkendali,” pungkas dia.

Terpisah, Jubir Satgas Covid-19 Sumut dr Aris Yudhariansyah menambahkan, perkembangan Covid-19 di Sumut tetap harus disadari masih berada pada masa pandemi. Terbukti, dengan masih adanya ditemukan penderita positif yang baru setiap harinya dan juga angka kematian. “Tetap waspada dan konsisten untuk melaksanakan protokol kesehatan dalam aktivitas kehidupan sehari-hari. Tidak lengah menjalankan 5M, memakai masker, mencuci tangan pakai sabun/hand sanitizer, menjaga jarak, menghindari kerumunan, dan mengurangi mobilitas,”

Aris menyebutkan, saat ini akumulasi kasus positif mencapai 30.147 kasus. Akumulasi ini setelah bertambah 89 kasus baru dari 7 kabupaten/kota. Sedangkan angka kesembuhan kini akumulasinya mencapai 26.803 kasus dengan penambahan 80 kasus baru dari 4 daerah. “Untuk angka kematian akibat Covid-19 jumlahnya 992 kasus setelah bertambah 4 kasus baru dari Batu Bara. Sementara angka suspek tetap 869 kasus,” tandasnya.

Perketat Prokes di Pasar Tradisional

Meski masih dalam pandemi Covid-19, namun keramaian di sejumlah pusat keramaian Kota Medan tidak dapat dihindarkan menjelang Hari Raya Idul Fitri. Salahsatunya pasar tradisional di Kota Medan.

Dalam beberapa hari terakhir, pengunjung pasar membludak, yang bertujuan untuk membeli kebutuhan lebaran. Apalagi warga Medan kebanyakan tidak mudik.

Jubir Satgas Covid-19 Kota Medan, dr Mardohar Tambunan mengakui saat ini keramaian di pasar tradisional tidak dapat dielakkan. Kendati demikian, dia menegaskan Tim Satgas Covid-19 Kota Medan bekerja keras terus mengingatkan masyarakat agar taat pada protokol kesehatan (prokes).

“Menjaga prokes terus kita sampaikan. Semakin dekat lebaran, semakin tegas kita menyampaikannya baik itu melalui edukasi secara formal, penyampaian dari masjid, hingga ke pasar-pasar tradisional. Kita tak pernah bosan walah sudah capek mengingatkan kepada penjual maupun pembeli di pasar. Kita tidak ingin setelah lebaran terjadi klaster baru penularan corona,” ungkapnya kepada wartawan, Senin (10/5).

Mardohar menyebutkan, di pasar tradisional banyak sekali masyarakat yang melanggar prokes. Namun, ada juga yang taat prokes. “Kesadaran masyarakat di sana sebagian bisa dikatakan baik. Tapi sebagian lagi kurang baik karena kalau sudah sibuk belanja maka prokesnya pun lupa. Tapi, saat diingatkan baik secara langsung maupun melalui pengeras suara barulah sibuk memasang maskernya dan menjaga jaraknya,” ujar dia.

Ia juga mengaku, pihaknya terus bekerja keras bersama pihak kecamatan dan pengelola pasar demi mencegah penularan virus corona. “Tim Satgas terus mobile, jika ada yang membandel terpaksa diterapkan sanksi disiplin,” tukasnya.

Sementara, Plt Direktur Utama PD Pasar Kota Medan, T Maya Maghdina mengatakan, pihaknya tidak bisa melarang orang berkunjung ke pasar dan tidak bisa pula untuk membatasi. Namun demikian, pihaknya terus mengimbau pengunjung menjalankan prokes.

“Kita ingatkan secara langsung kepadapara pengunjung agar menggunakan masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak. Bahkan, pada hari Sabtu dan Minggu kita dibantu oleh anggota Polri dan TNI yang menurunkan personilnya,” ujar Maya. (ris)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/