25.2 C
Medan
Saturday, June 22, 2024

Nuntut Ilmu Kebal, Eks Mahasiswa Harapan Itu Akhirnya Gila

Foto: Hulman/PM Tim medis RSUD DS mengobati alat kelamin Susanto alias Acing, yang dipotongnya sendiri.
Foto: Hulman/PM
Tim medis RSUD DS mengobati alat kelamin Susanto alias Acing, yang dipotongnya sendiri.

LUBUKPAKAMm SUMUTPOS.CO – Demi menuntut ilmu sakti mandra guna (kebal), tak jarang orang melakukan hal-hal di luar logika. Namun tak sedikit pula yang menjadi gila. Seperti dilakukan Susanto alias Acing. Pria berusia 38 tahun itu bersemedi selama 1 tahun agar bisa sakti, hasilnya Acing malah menderita sakit jiwa hingga 13 tahun.

Acing merupakan pria yang sebelumnya tanpa identitas dan melakukan hal nekat dengan memotong kemaluannya, Minggu (8/6) sore. Warga Jalan Katamso Baru No. 22 Medan itu sudah mendapat pertolongan dan menerima 15 jahitan.

Hal itu diungkapkan, Johan (38), teman sekolah Acin yang ditemui di ruang perawatan Acing di isolasi Akasia, Selasa (10/6) siang. Saat dikunjungi temannya itu, Acing tampak menyambut kedatangan Johan Gendut (nama akrab Johan).

Kata pertama yang diucapkan Acing adalah meminta sebatang rokok. Johan pun memberikannya dan menyalakan rokok itu. Tapi baru beberapa kali Acing mengisap, mendadak Acing bersuara keras dalam bahasa hokkian untuk membuangnya. Johan pun tidak dapat menolak perintah sahabatnya itu.

Kepada kru koran ini, Johan bercerita jika Acing mengalami gangguan jiwa akibat gagal menuntut ilmu. Saat itu, Acing melakukan semedi selama setahun. Sejak itulah pria yang pernah menimba ilmu di Universitas Harapan jurusan manajemen hingga semester 8 itu mulai mengalami gangguan jiwa.

Awalnya, Acing yang suka membantu menjaga toko milik orangtuanya itu terkadang menangis tiba-tiba. Secara bertahap gangguan jiwa Acing semakin tampak, terlebih ketika mulai berbicara sendiri. Parahnya lagi, Acing suka bicara tentang kehidupan manusia 100 tahun lalu.

“Kalau Acing kebanyakan merokok bisa pusing dan marah-marah bang,” sebut Johan.

Karena merasa gangguan jiwa yang dialami Acing mulai parah, pihak keluarga pun memutuskan untuk mengobatinya dengan mengirim ke RS Jiwa Tuntungan milik Pemprovsu.

Tak berapa lama kedatangan Johan, muncul sosok wanita paruh baya. Ternyata wanita itu Susi (67), yang merupakan orangtua Acing. Saat melihat Susi, Acing langsung menyambutnya dengan sebutan Mama. Wanita uzur ini pun kaget mendengar penjelasan perawat jika kelamin anaknya itu nyaris putus akibat dipotongnya sendiri.

Lalu Acing meminta roti kering yang dibawa ibunya dan memakannya hingga beberapa keping. Tapi saat ibunya memberikan air mineral, Acing menolaknya dan malah meminta kue pulut. Tapi Susi tidak memberikannya karena tidak bisa dimakan Acing alasan tidak baik untuk luka pada kelaminnya.

Kepada kru koran ini, Susi bercerita jika Acing kabur dari Rumah Sakit Jiwa (RSJ) di Tuntungan (31/5) lalu. Hal itu diketahuinya saat dirinya pergi ke RSJ itu mengunjungi anaknya. Namun saat tiba di sana, Susi kaget karena anaknya sudah kabur. Menurut cerita petugas RSJ di sana, sebelum kabur Acing masih mengepel lantai tapi ketika melihat bangku yang ada di sekitarnya, Acing mengambilnya untuk dijadikan tangga dan melompat keluar tembok. Karena sering kabur dari RSJ itu, Susi pun tidak mempermasalahkannya. Tapi Susi mencoba mencari Acing dengan mendatangi pihak keluarga dan berkeliling kota Medan, tapi Acing tidak ditemukan.

“Aku tahu anakku di RSUD DS karena diberitahu pihak rumah sakit. Kami tidak ada membuat iklan di koran atau membuat laporan ke polisi,” sebut Susi.

Pengakuan Susi, Acing rencananya tetap berada di RSUD Deli Serdang sampai benar-benar pulih. “Saya akan jaga anak saya di sini sampai luka yang dialaminya baik,” kata Susi sambil menghubungi keluarganya yang lain.

 

IDENTITAS TERUNGKAP DARI PERAWAT

Terungkapnya status Acing ketika para perawat di RSUD Deliserdang menanyainya, Selasa (10/6) pagi. Meski sering ngawur, dan malah bercerita tentang kerajaan Cina 100 tahun lalu. Namun sesekali Acing masih mengingat alamatnya atau nomor HP familinya.

Saat Acing menyebut alamat dan nomor HP ibunya bernama Susi, pihak rumah sakit pun langsung menghubungi Susi dan memberitahukan keluarga mereka dirawat di rumah sakit. Susi kala itu berjanji akan datang segera ke rumah sakit.

Amatan di rumah sakit, Acing terlihat sudah bisa duduk di atas tempat tidur meski kedua tangannya diborgol. Saat mencoba mewawancarai Acing, jawabannya selalu ngelantur. Acing malah mengaku tak merasakan sakit apapun saat memotong kemaluannya dengan parang di dapur rumah Imah (63) di Dusun Rahayu Desa Pasar V Kebun Kelapa Kecamatan Beringin pada Minggu (8/6) sore. “Yang punya rumah tidak tahu jika aku masuk ke rumahnya,” ucap Acing tertawa.

Ditanya mengapa nekat memotong kemaluannya, Acing menjawab, agar sama-sama tidak ada lagi di dunia ini. Karena Acing sayang sama pak ciknya karena mengajarinya kungfu dan untuk bicara jujur namun sudah meninggal dunia.

Begitu juga saat salah seorang perawat bertanya mengapa nekat memotong kemaluannya, Acing tetap mengatakan supaya sama-sama tidak ada lagi. “Tolong aku, aku mau jadi ikan, agar aku dimakan untuk balas budi karena telah menyelamatkan nyawaku. Aku bosan minum obat di RSJ sehingga aku kabur,” ungkapnya sambil sujud beberapa kali seperti sembahyang. (man/bd)

Foto: Hulman/PM Tim medis RSUD DS mengobati alat kelamin Susanto alias Acing, yang dipotongnya sendiri.
Foto: Hulman/PM
Tim medis RSUD DS mengobati alat kelamin Susanto alias Acing, yang dipotongnya sendiri.

LUBUKPAKAMm SUMUTPOS.CO – Demi menuntut ilmu sakti mandra guna (kebal), tak jarang orang melakukan hal-hal di luar logika. Namun tak sedikit pula yang menjadi gila. Seperti dilakukan Susanto alias Acing. Pria berusia 38 tahun itu bersemedi selama 1 tahun agar bisa sakti, hasilnya Acing malah menderita sakit jiwa hingga 13 tahun.

Acing merupakan pria yang sebelumnya tanpa identitas dan melakukan hal nekat dengan memotong kemaluannya, Minggu (8/6) sore. Warga Jalan Katamso Baru No. 22 Medan itu sudah mendapat pertolongan dan menerima 15 jahitan.

Hal itu diungkapkan, Johan (38), teman sekolah Acin yang ditemui di ruang perawatan Acing di isolasi Akasia, Selasa (10/6) siang. Saat dikunjungi temannya itu, Acing tampak menyambut kedatangan Johan Gendut (nama akrab Johan).

Kata pertama yang diucapkan Acing adalah meminta sebatang rokok. Johan pun memberikannya dan menyalakan rokok itu. Tapi baru beberapa kali Acing mengisap, mendadak Acing bersuara keras dalam bahasa hokkian untuk membuangnya. Johan pun tidak dapat menolak perintah sahabatnya itu.

Kepada kru koran ini, Johan bercerita jika Acing mengalami gangguan jiwa akibat gagal menuntut ilmu. Saat itu, Acing melakukan semedi selama setahun. Sejak itulah pria yang pernah menimba ilmu di Universitas Harapan jurusan manajemen hingga semester 8 itu mulai mengalami gangguan jiwa.

Awalnya, Acing yang suka membantu menjaga toko milik orangtuanya itu terkadang menangis tiba-tiba. Secara bertahap gangguan jiwa Acing semakin tampak, terlebih ketika mulai berbicara sendiri. Parahnya lagi, Acing suka bicara tentang kehidupan manusia 100 tahun lalu.

“Kalau Acing kebanyakan merokok bisa pusing dan marah-marah bang,” sebut Johan.

Karena merasa gangguan jiwa yang dialami Acing mulai parah, pihak keluarga pun memutuskan untuk mengobatinya dengan mengirim ke RS Jiwa Tuntungan milik Pemprovsu.

Tak berapa lama kedatangan Johan, muncul sosok wanita paruh baya. Ternyata wanita itu Susi (67), yang merupakan orangtua Acing. Saat melihat Susi, Acing langsung menyambutnya dengan sebutan Mama. Wanita uzur ini pun kaget mendengar penjelasan perawat jika kelamin anaknya itu nyaris putus akibat dipotongnya sendiri.

Lalu Acing meminta roti kering yang dibawa ibunya dan memakannya hingga beberapa keping. Tapi saat ibunya memberikan air mineral, Acing menolaknya dan malah meminta kue pulut. Tapi Susi tidak memberikannya karena tidak bisa dimakan Acing alasan tidak baik untuk luka pada kelaminnya.

Kepada kru koran ini, Susi bercerita jika Acing kabur dari Rumah Sakit Jiwa (RSJ) di Tuntungan (31/5) lalu. Hal itu diketahuinya saat dirinya pergi ke RSJ itu mengunjungi anaknya. Namun saat tiba di sana, Susi kaget karena anaknya sudah kabur. Menurut cerita petugas RSJ di sana, sebelum kabur Acing masih mengepel lantai tapi ketika melihat bangku yang ada di sekitarnya, Acing mengambilnya untuk dijadikan tangga dan melompat keluar tembok. Karena sering kabur dari RSJ itu, Susi pun tidak mempermasalahkannya. Tapi Susi mencoba mencari Acing dengan mendatangi pihak keluarga dan berkeliling kota Medan, tapi Acing tidak ditemukan.

“Aku tahu anakku di RSUD DS karena diberitahu pihak rumah sakit. Kami tidak ada membuat iklan di koran atau membuat laporan ke polisi,” sebut Susi.

Pengakuan Susi, Acing rencananya tetap berada di RSUD Deli Serdang sampai benar-benar pulih. “Saya akan jaga anak saya di sini sampai luka yang dialaminya baik,” kata Susi sambil menghubungi keluarganya yang lain.

 

IDENTITAS TERUNGKAP DARI PERAWAT

Terungkapnya status Acing ketika para perawat di RSUD Deliserdang menanyainya, Selasa (10/6) pagi. Meski sering ngawur, dan malah bercerita tentang kerajaan Cina 100 tahun lalu. Namun sesekali Acing masih mengingat alamatnya atau nomor HP familinya.

Saat Acing menyebut alamat dan nomor HP ibunya bernama Susi, pihak rumah sakit pun langsung menghubungi Susi dan memberitahukan keluarga mereka dirawat di rumah sakit. Susi kala itu berjanji akan datang segera ke rumah sakit.

Amatan di rumah sakit, Acing terlihat sudah bisa duduk di atas tempat tidur meski kedua tangannya diborgol. Saat mencoba mewawancarai Acing, jawabannya selalu ngelantur. Acing malah mengaku tak merasakan sakit apapun saat memotong kemaluannya dengan parang di dapur rumah Imah (63) di Dusun Rahayu Desa Pasar V Kebun Kelapa Kecamatan Beringin pada Minggu (8/6) sore. “Yang punya rumah tidak tahu jika aku masuk ke rumahnya,” ucap Acing tertawa.

Ditanya mengapa nekat memotong kemaluannya, Acing menjawab, agar sama-sama tidak ada lagi di dunia ini. Karena Acing sayang sama pak ciknya karena mengajarinya kungfu dan untuk bicara jujur namun sudah meninggal dunia.

Begitu juga saat salah seorang perawat bertanya mengapa nekat memotong kemaluannya, Acing tetap mengatakan supaya sama-sama tidak ada lagi. “Tolong aku, aku mau jadi ikan, agar aku dimakan untuk balas budi karena telah menyelamatkan nyawaku. Aku bosan minum obat di RSJ sehingga aku kabur,” ungkapnya sambil sujud beberapa kali seperti sembahyang. (man/bd)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/