24 C
Medan
Sunday, June 16, 2024

Nasib Berpihak pada Argentina

AFP PHOTO / DANIEL GARCIA Pemain Argentina, Lionel Messi (2 dari kanan) meninggalkan lapangan usai pertandingan persahabatan melawan Trinidad and Tobago, di Stadion Monumental di Buenos Aires, Argentina, 4 Juni 2014, sebagai persiapan menghadapi Piala Dunia 2014 di Brazil.
AFP PHOTO / DANIEL GARCIA
Pemain Argentina, Lionel Messi (2 dari kanan) meninggalkan lapangan usai pertandingan persahabatan melawan Trinidad and Tobago, di Stadion Monumental di Buenos Aires, Argentina, 4 Juni 2014, sebagai persiapan menghadapi Piala Dunia 2014 di Brazil.

Piala Dunia Brasil 2014 bakal resmi dimulai pada 12 Juni mendatang waktu Brasil atau 13 Juni dini hari WIB. Ditandai dengan kick off laga pembuka Brasil kontra Kroasia, sebanyak 32 tim bakal bersaing ketat merebut gelar juara. Siapa paling berpeluang? Berikut ini prediksinya.

Sebagian besar pengamat sepak bola menjagokan tuan rumah Brasil sebagai salah satu kandidat kuat. Sebab, tantangan terbesar di Piala Dunia kali ini adalah medan laga. Piala Dunia digelar di negara dengan wilayah geografis terluas di Amerika Selatan dan terluas kelima di dunia. Dengan lokasi venue digelar dari ujung utara (Manaus) yang bersuhu tropis hingga ujung selatan (Porto Alegre) yang bersuhu dingin, sudah jelas aral yang menghadang tim-tim peserta: perubahan suhu yang ekstrim dan jarak antar venue yang sangat jauh.

Karena itu, sang pemenang adalah mereka yang mampu terus bugar di tiap laga. Brasil menjadi pilihan terkuat karena dia dianggap lebih familiar dengan wilayahnya sendiri. Selain itu, skuad Luis Felipe Scolari juga lebih solid karena tak banyak perubahan pasca Selecao menjuarai Piala Konfederasi tahun lalu.

Masalahnya, Brasil melawan semua tradisi. Selama ini, tak pernah ada ceritanya tim yang juara Piala Konfederasi bakal juara juga di Piala Dunia. Brasil sukses di Piala Konfederasi 1997, 2005, 2009, dan 2013. Tapi, kemudian mereka gagal menjadi jawara di Piala Dunia edisi 1998, 2006, serta 2010. Hal yang sama berlaku pada 2001 ketika Prancis menjadi juara Konfederasi, tapi kemudian babak belur di Piala Dunia 2002.

Bagaimana dengan tim-tim Eropa? Peluang mereka masih sulit. Tradisi menunjukkan peserta asal benua biru itu tak pernah merengkuh gelar di benua Amerika. Terakhir kali Piala Dunia digelar di benua tersebut, Italia kalah dalam adu penalti melawan Brasil di final 1994.

Fakta itu diperkuat dengan kesulitan tim-tim Eropa melawan suhu panas Brasil. Sampai-sampai, allenatore Italia Cesare Prandelli mengusulkan agar FIFA memberi time out di tengah laga. Selain itu, jarak yang antar venue yang cukup jauh bakal menguras kebugaran para pemain. Situs QZ menghitung, rata-rata jarak tempuh tim di fase grup 2.866 km. Bandingkan dengan Piala Dunia Afrika Selatan 2010 yang hampir separonya, 1.451 km.

Di Piala Dunia kali ini, nasib sedang berpihak pada Argentina. Tim asuhan Alejandro Sabella itu diuntungkan dengan hasil drawing. Mereka menjadi tim dengan jarak tempuh menuju venue paling dekat. Lionel Messi dkk hanya perlu menempuh 1.683 km di fase grup. Tiga laga fase grup dilakoni di Belo Horizonte, Rio de Janeiro, dan Porto Alegre. Mereka hampir tak beranjak dari Brasil bagian selatan.

Jika lolos sebagai juara grup pun, Argentina tetap diuntungkan. Mereka hanya melintasi kota-kota yang tak terlalu jauh dari markas mereka di Belo Horizonte. Yakni, Brasilia, Rio de Janeiro, dan Sao Paulo. Ini berarti hampir selama turnamen berlangsung tim Tango tak pernah melintasi lebih dari separo wilayah Brasil. Lokasi terjauh hanya Brasilia yang jaraknya tak lebih dari dua jam penerbangan dari Belo Horizonte.

Fakta tersebut sangat berbeda jika dibandingkan dengan Inggris, misalnya. Mereka harus menempuh 3.184 km hanya untuk fase grup. Di laga awal melawan Italia mereka sudah harus berhadapan dengan panas menyengat di Manaus, kota ujung utara Brasil di negara bagian Amazona.

“Prediksi memang bisa membuat semua orang keliru. Tapi jika Brasil adalah kandidat kuat di final, bisa dikatakan Argentina juga bisa sangat berpeluang. Mereka bahkan bisa lebih siap di laga final dibanding Brasil yang menempuh lebih dari 4 ribu km di fase grup,” kata Tim Vickery, kolumnis BBC spesialis sepak bola Amerika Latin. (jpnn/tom)

AFP PHOTO / DANIEL GARCIA Pemain Argentina, Lionel Messi (2 dari kanan) meninggalkan lapangan usai pertandingan persahabatan melawan Trinidad and Tobago, di Stadion Monumental di Buenos Aires, Argentina, 4 Juni 2014, sebagai persiapan menghadapi Piala Dunia 2014 di Brazil.
AFP PHOTO / DANIEL GARCIA
Pemain Argentina, Lionel Messi (2 dari kanan) meninggalkan lapangan usai pertandingan persahabatan melawan Trinidad and Tobago, di Stadion Monumental di Buenos Aires, Argentina, 4 Juni 2014, sebagai persiapan menghadapi Piala Dunia 2014 di Brazil.

Piala Dunia Brasil 2014 bakal resmi dimulai pada 12 Juni mendatang waktu Brasil atau 13 Juni dini hari WIB. Ditandai dengan kick off laga pembuka Brasil kontra Kroasia, sebanyak 32 tim bakal bersaing ketat merebut gelar juara. Siapa paling berpeluang? Berikut ini prediksinya.

Sebagian besar pengamat sepak bola menjagokan tuan rumah Brasil sebagai salah satu kandidat kuat. Sebab, tantangan terbesar di Piala Dunia kali ini adalah medan laga. Piala Dunia digelar di negara dengan wilayah geografis terluas di Amerika Selatan dan terluas kelima di dunia. Dengan lokasi venue digelar dari ujung utara (Manaus) yang bersuhu tropis hingga ujung selatan (Porto Alegre) yang bersuhu dingin, sudah jelas aral yang menghadang tim-tim peserta: perubahan suhu yang ekstrim dan jarak antar venue yang sangat jauh.

Karena itu, sang pemenang adalah mereka yang mampu terus bugar di tiap laga. Brasil menjadi pilihan terkuat karena dia dianggap lebih familiar dengan wilayahnya sendiri. Selain itu, skuad Luis Felipe Scolari juga lebih solid karena tak banyak perubahan pasca Selecao menjuarai Piala Konfederasi tahun lalu.

Masalahnya, Brasil melawan semua tradisi. Selama ini, tak pernah ada ceritanya tim yang juara Piala Konfederasi bakal juara juga di Piala Dunia. Brasil sukses di Piala Konfederasi 1997, 2005, 2009, dan 2013. Tapi, kemudian mereka gagal menjadi jawara di Piala Dunia edisi 1998, 2006, serta 2010. Hal yang sama berlaku pada 2001 ketika Prancis menjadi juara Konfederasi, tapi kemudian babak belur di Piala Dunia 2002.

Bagaimana dengan tim-tim Eropa? Peluang mereka masih sulit. Tradisi menunjukkan peserta asal benua biru itu tak pernah merengkuh gelar di benua Amerika. Terakhir kali Piala Dunia digelar di benua tersebut, Italia kalah dalam adu penalti melawan Brasil di final 1994.

Fakta itu diperkuat dengan kesulitan tim-tim Eropa melawan suhu panas Brasil. Sampai-sampai, allenatore Italia Cesare Prandelli mengusulkan agar FIFA memberi time out di tengah laga. Selain itu, jarak yang antar venue yang cukup jauh bakal menguras kebugaran para pemain. Situs QZ menghitung, rata-rata jarak tempuh tim di fase grup 2.866 km. Bandingkan dengan Piala Dunia Afrika Selatan 2010 yang hampir separonya, 1.451 km.

Di Piala Dunia kali ini, nasib sedang berpihak pada Argentina. Tim asuhan Alejandro Sabella itu diuntungkan dengan hasil drawing. Mereka menjadi tim dengan jarak tempuh menuju venue paling dekat. Lionel Messi dkk hanya perlu menempuh 1.683 km di fase grup. Tiga laga fase grup dilakoni di Belo Horizonte, Rio de Janeiro, dan Porto Alegre. Mereka hampir tak beranjak dari Brasil bagian selatan.

Jika lolos sebagai juara grup pun, Argentina tetap diuntungkan. Mereka hanya melintasi kota-kota yang tak terlalu jauh dari markas mereka di Belo Horizonte. Yakni, Brasilia, Rio de Janeiro, dan Sao Paulo. Ini berarti hampir selama turnamen berlangsung tim Tango tak pernah melintasi lebih dari separo wilayah Brasil. Lokasi terjauh hanya Brasilia yang jaraknya tak lebih dari dua jam penerbangan dari Belo Horizonte.

Fakta tersebut sangat berbeda jika dibandingkan dengan Inggris, misalnya. Mereka harus menempuh 3.184 km hanya untuk fase grup. Di laga awal melawan Italia mereka sudah harus berhadapan dengan panas menyengat di Manaus, kota ujung utara Brasil di negara bagian Amazona.

“Prediksi memang bisa membuat semua orang keliru. Tapi jika Brasil adalah kandidat kuat di final, bisa dikatakan Argentina juga bisa sangat berpeluang. Mereka bahkan bisa lebih siap di laga final dibanding Brasil yang menempuh lebih dari 4 ribu km di fase grup,” kata Tim Vickery, kolumnis BBC spesialis sepak bola Amerika Latin. (jpnn/tom)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/