25.6 C
Medan
Wednesday, May 22, 2024

Puluhan Driver Grab Demo Manajemen

SUTAN SIREGAR/SUMUT POS
PROTES SOPIR TAKSI ONLINE_Sejumlah sopir taksi online Grab melakukan protes didepan kantornya diKomplek Central Business District (CBD) Blok CC No28/29, Medan Polonia, Senin (10/7). Kedatangan para sopir Grab ini ingin meminta penjelasan terkait cara dan sistem kerja yang kerap diubah-ubah oleh pihak manajemen.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Kantor Grab yang berlokasi di Kompleks Central Bussiness Districk (CBD) Polonia didemo puluhan mitra kerjanya, driver grab. Puluhan driver yang tergabung dalam Asosiasi Driver Online ini menyebut manajemen Grab Car tak transparan terhadap mengeluarkan kebijakan dan bonus.

Koordinator aksi, Pandu, mengatakan aksi mereka untuk meminta manajemen Grab Car, perusahan transportasi berbasis online ini memberikan penjelasan atas sejumlah kebijakan yang mereka berlakukan.“Ada empat hal yang kami permasalahkan. Kami memprotes skema pekerjaan yang dinilai dibuat sesuka hati. Seminggu terakhir, Grab membuat skema sembilan trip seminggu. Namun di minggu berikutnya, diubah tanpa konfirmasi terlebih dahulu ke driver,” katanya, saat berorasi Senin (10/7)

Kedua, Pandu menjelaskan, masalah insentif. Grab tidak transparan dalam penerapan bonus dan insentif. Manajemen dinilai tidak ada transparansi, tidak ada keterbukaan kepada para driver.

Ketiga adalah masalah sanksi (suspend). Selama ini suspend diberikan secara sepihak. Tidak ada konfirmasi terlebih dahulu kepada driver yang terkena suspend mengenai kesalahan yang dilakukan, dan ketika driver yang bersangkutan ingin mengaktifkan lagi akunnya, harus membayar dengan nominal yang tidak memiliki ukuran resmi.

“Kemudian lagi tak ada rekapitulasi yang jelas yang diberikan kepada driver. Berapa potongannya, berapa nominal yang sudah kami capai dan berapa yang disetorkan ke rekening kami. Sementara, ada yang dipotong sebesar bonus yang dimiliki driver sebelum terkena suspend dan ada juga yang diharuskan membayar Rp 700 ribu saat di akunnya tidak memiliki saldo,” jelas Pandu.

Pandu menuturkan, keempat adalah masalah Tunjangan Hari Raya (THR), manajemen dianggap telah melakukan pemotongan secara tidak transparan. Ada yang mengalami pemotongan 20 persen, 15 persen, 6 persen, dan ada tambahan pemotongan 10 persen.“Karena itu kami datang ke kantor manajemen Grab untuk mempertanyakannya. Grab diminta untuk memperjelas keempat masalah di atas, yakni soal skema, insentif, suspend dan pemotongan THR,” tuturnya.

Disebutkan, apabila permasalahan dari para mitra Grab tersebut tidak diselesaikan oleh pihak manajemen, maka mereka akan menempuh jalur hukum.“Tadi sudah ada mau pertemuan sama manajemen, tapi mereka hanya memperbolehkan tiga orang. Kami mau empat orang, karena ada dua kawan kami yang terkena suspend, satu orang sebagai juru runding, dan satu lagi untuk mendokumentasikan kami saat berunding,” tegas Pandu.

Namun pihak Grab tetap tidak memperbolehkannya. “Kami berencana menempuh jalur hukum, yakni dengan mengajukan gugatan ke pihak manajemen Grab,” pungkasnya. (dvs/ila)

 

SUTAN SIREGAR/SUMUT POS
PROTES SOPIR TAKSI ONLINE_Sejumlah sopir taksi online Grab melakukan protes didepan kantornya diKomplek Central Business District (CBD) Blok CC No28/29, Medan Polonia, Senin (10/7). Kedatangan para sopir Grab ini ingin meminta penjelasan terkait cara dan sistem kerja yang kerap diubah-ubah oleh pihak manajemen.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Kantor Grab yang berlokasi di Kompleks Central Bussiness Districk (CBD) Polonia didemo puluhan mitra kerjanya, driver grab. Puluhan driver yang tergabung dalam Asosiasi Driver Online ini menyebut manajemen Grab Car tak transparan terhadap mengeluarkan kebijakan dan bonus.

Koordinator aksi, Pandu, mengatakan aksi mereka untuk meminta manajemen Grab Car, perusahan transportasi berbasis online ini memberikan penjelasan atas sejumlah kebijakan yang mereka berlakukan.“Ada empat hal yang kami permasalahkan. Kami memprotes skema pekerjaan yang dinilai dibuat sesuka hati. Seminggu terakhir, Grab membuat skema sembilan trip seminggu. Namun di minggu berikutnya, diubah tanpa konfirmasi terlebih dahulu ke driver,” katanya, saat berorasi Senin (10/7)

Kedua, Pandu menjelaskan, masalah insentif. Grab tidak transparan dalam penerapan bonus dan insentif. Manajemen dinilai tidak ada transparansi, tidak ada keterbukaan kepada para driver.

Ketiga adalah masalah sanksi (suspend). Selama ini suspend diberikan secara sepihak. Tidak ada konfirmasi terlebih dahulu kepada driver yang terkena suspend mengenai kesalahan yang dilakukan, dan ketika driver yang bersangkutan ingin mengaktifkan lagi akunnya, harus membayar dengan nominal yang tidak memiliki ukuran resmi.

“Kemudian lagi tak ada rekapitulasi yang jelas yang diberikan kepada driver. Berapa potongannya, berapa nominal yang sudah kami capai dan berapa yang disetorkan ke rekening kami. Sementara, ada yang dipotong sebesar bonus yang dimiliki driver sebelum terkena suspend dan ada juga yang diharuskan membayar Rp 700 ribu saat di akunnya tidak memiliki saldo,” jelas Pandu.

Pandu menuturkan, keempat adalah masalah Tunjangan Hari Raya (THR), manajemen dianggap telah melakukan pemotongan secara tidak transparan. Ada yang mengalami pemotongan 20 persen, 15 persen, 6 persen, dan ada tambahan pemotongan 10 persen.“Karena itu kami datang ke kantor manajemen Grab untuk mempertanyakannya. Grab diminta untuk memperjelas keempat masalah di atas, yakni soal skema, insentif, suspend dan pemotongan THR,” tuturnya.

Disebutkan, apabila permasalahan dari para mitra Grab tersebut tidak diselesaikan oleh pihak manajemen, maka mereka akan menempuh jalur hukum.“Tadi sudah ada mau pertemuan sama manajemen, tapi mereka hanya memperbolehkan tiga orang. Kami mau empat orang, karena ada dua kawan kami yang terkena suspend, satu orang sebagai juru runding, dan satu lagi untuk mendokumentasikan kami saat berunding,” tegas Pandu.

Namun pihak Grab tetap tidak memperbolehkannya. “Kami berencana menempuh jalur hukum, yakni dengan mengajukan gugatan ke pihak manajemen Grab,” pungkasnya. (dvs/ila)

 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/