26 C
Medan
Friday, June 28, 2024

Warga Larang Jasad NN ke Rumah Duka, Keluarga Sedih

Foto: Manahan/PM Kediaman almarhum NN. Warga setempat melarang jenazah pasien terduga kena virus ebola ini dibawa ke ruah duka.
Foto: Manahan/PM
Kediaman almarhum NN. Warga setempat melarang jenazah pasien terduga kena virus ebola ini dibawa ke ruah duka.

TANJUNGMORAWA,SUMUTPOS.CO – Pasien dugaan terkena virus Ebola, NN (57) menghembuskan nafas terakhir Selasa ( 9/9) sekira pukul 19.30 Wib , di RSUP Adam Malik Medan. Setelah dimandikan dan dikafani jenazah NN dibawa ke rumah duka menggunakan mobil ambulans.

Namun saat tiba di Simpang Sinalko, Kecamatan Tanjung Morawa saat menuju kediaman NN, tiba-tiba warga sekitar menghadang mobil ambulans yang membawa jenasah NN. Warga sekitar takut kalau penyekit yang diderita NN menular ke warga sekitar tempat tinggal NN. Perdebatan pun sempat terjadi antara keluarga almarhum NN dengan warga sekitar yang melakukan penghadangan. Namun warga sekitar tetap bersikeras tidak mengizinkan jenazah NN dibawa ke rumah duka. Keluarga pun membawa jenasah NN ke Musala Ubuddiyah yang berada di Gang Wakaf, Dusun III, Desa Tanjung Morawa B, Kecamatan Tanjung Morawa untuk disalatkan. Setelah disalatkan oleh keluarga dekat alamarhum, jenasah NN pun dimakamkan di tanah wakaf milik keluarga NN yang ada di sekitar musala sekira pukul 02.00 Wib.

Dona Nasution ( 51), adik almarhum NN mengaku sedih dengan sikap warga sekitar yang melarang jenazah abangnya dibawa ke rumah duka, disebabkan warga takut penyakit yang diderita NN menular ke warga sekitar. Akibatnya, jenazah NN pun tidak bisa disemayamkan di rumah duka.

“Aku sedih melihat warga sekitar yang melarang jenazah abangku dibawa ke rumah, karena mereka takut penyakit yang diderita almarhum menular ke mereka. Kami tidak dihargai warga sekitar dan diperlakukan seperti binatang saja,” ungkap Dona.

Sakti Harahap ( 52), keluarga almarhum juga kecewa dengan tindakan warga sekitar yang melarang jenasah NN dibawa ke rumah duka sehingga tidak bisa disemayamkan di rumah duka. Selain itu mereka pun kecwa dengan Kepada Desa Tanjung Morawa B, Kecamatan tanjung Morawa, H A Fauzi yang mengatakan kalau warga sekitar tidak menerima jenazah NN dibawa ke rumah duka. Seharusnya kepala desa bisa menjelaskan apa yang sebenarnya penyebab kematian almarhum NN dan menenangkan warga sehingga jenazah NN bisa dibawa ke rumah duka.

”Seharusnya kepala desa bisa menjelaskan apa penyebab kematian almarhum dan menenangkan warga sehingga jenazah almarhun bisa dibawa ke rumah duka,” ungkapnya.

Dirinya pun mengungkapkan tidak seharusnya warga menghadang mobil ambulans yang membawa jenazah NN.

”Seperti teroris saja almarhum itu, sedangkan teroris saja masih bisa dibawa jenazahnya ke rumah duka. Bagaimana kalau ini terjadi kepada keluarga mereka apa mereka terima diperlakukan seperti ini,” ungkapnya.

Sakti mengaku, keluarga membantah jika almarhum meninggal akibat terkena virus Ebola seperti yang diberitakan di media.

”Tak seharusnya media memberitakan alamarhum meninggal akibat terkena virus Ebola sehingga warga yang cepat tanggap ketakutan dan melarang jenazah almarhum dibawa ke rumah duka. Almarhum meninggal akibat menderita malaria berat bukan akibat terkena virus Ebola,” ungkapnya. Sakti pun menjelaskan kalau sampel darah almarhum sudah dibawa ke Jakarta untuk dilakukan pengecekan dan hasilnya belum keluar.

Kepala Dusun II Desa Tanjung Morawa B, Kecamatan Tanjung Morawa, Heri Sembiring membenarkan kalau ada penghadangan mobil ambulans yang membawa jenasah NN saat menuju ke rumah duka. Sementara itu terkait langsung dimakamkannya jenazah almarhum pada malam itu juga merupakan hasil musyawarah.

Kepala Desa Tanjung Morawa B Kecamatan Tanjung Morawa, H A Fauzi membantah kalau ada penghadangan mobil ambulans yang membawa jenasah almarhum NN oleh warga. Dirinya pun mengungkapkan tidak tahu persis apa yang terjadi saat pemakaman.

Seperti berita sebelumnya, NN merupakan seorang supervisor perusahaan mie instan Indonesia di Nigeria. Sudah empat tahun NN betugas di sana. Berdasarkan data yang diperoleh pihak rumah sakit, NN pulang dari Nigeria dan tiba di Indonesia pada 27 Agustus 2014, kemudian mengalami demam dan hilang kesadaran.

NN mulai dirawat di RSUP H Adam Malik Minggu (7/9) setelah dirujuk dari RSUD Deli Serdang di Lubuk Pakam. Dia mengalami demam dan penurunan kesadaran. Setelah diperiksa ada tanda-tanda malaria berat dengan gangguan fungsi otak, atau mengalami malaria serebral atau malaria otak. (cr-1-/nit/gir)

Foto: Manahan/PM Kediaman almarhum NN. Warga setempat melarang jenazah pasien terduga kena virus ebola ini dibawa ke ruah duka.
Foto: Manahan/PM
Kediaman almarhum NN. Warga setempat melarang jenazah pasien terduga kena virus ebola ini dibawa ke ruah duka.

TANJUNGMORAWA,SUMUTPOS.CO – Pasien dugaan terkena virus Ebola, NN (57) menghembuskan nafas terakhir Selasa ( 9/9) sekira pukul 19.30 Wib , di RSUP Adam Malik Medan. Setelah dimandikan dan dikafani jenazah NN dibawa ke rumah duka menggunakan mobil ambulans.

Namun saat tiba di Simpang Sinalko, Kecamatan Tanjung Morawa saat menuju kediaman NN, tiba-tiba warga sekitar menghadang mobil ambulans yang membawa jenasah NN. Warga sekitar takut kalau penyekit yang diderita NN menular ke warga sekitar tempat tinggal NN. Perdebatan pun sempat terjadi antara keluarga almarhum NN dengan warga sekitar yang melakukan penghadangan. Namun warga sekitar tetap bersikeras tidak mengizinkan jenazah NN dibawa ke rumah duka. Keluarga pun membawa jenasah NN ke Musala Ubuddiyah yang berada di Gang Wakaf, Dusun III, Desa Tanjung Morawa B, Kecamatan Tanjung Morawa untuk disalatkan. Setelah disalatkan oleh keluarga dekat alamarhum, jenasah NN pun dimakamkan di tanah wakaf milik keluarga NN yang ada di sekitar musala sekira pukul 02.00 Wib.

Dona Nasution ( 51), adik almarhum NN mengaku sedih dengan sikap warga sekitar yang melarang jenazah abangnya dibawa ke rumah duka, disebabkan warga takut penyakit yang diderita NN menular ke warga sekitar. Akibatnya, jenazah NN pun tidak bisa disemayamkan di rumah duka.

“Aku sedih melihat warga sekitar yang melarang jenazah abangku dibawa ke rumah, karena mereka takut penyakit yang diderita almarhum menular ke mereka. Kami tidak dihargai warga sekitar dan diperlakukan seperti binatang saja,” ungkap Dona.

Sakti Harahap ( 52), keluarga almarhum juga kecewa dengan tindakan warga sekitar yang melarang jenasah NN dibawa ke rumah duka sehingga tidak bisa disemayamkan di rumah duka. Selain itu mereka pun kecwa dengan Kepada Desa Tanjung Morawa B, Kecamatan tanjung Morawa, H A Fauzi yang mengatakan kalau warga sekitar tidak menerima jenazah NN dibawa ke rumah duka. Seharusnya kepala desa bisa menjelaskan apa yang sebenarnya penyebab kematian almarhum NN dan menenangkan warga sehingga jenazah NN bisa dibawa ke rumah duka.

”Seharusnya kepala desa bisa menjelaskan apa penyebab kematian almarhum dan menenangkan warga sehingga jenazah almarhun bisa dibawa ke rumah duka,” ungkapnya.

Dirinya pun mengungkapkan tidak seharusnya warga menghadang mobil ambulans yang membawa jenazah NN.

”Seperti teroris saja almarhum itu, sedangkan teroris saja masih bisa dibawa jenazahnya ke rumah duka. Bagaimana kalau ini terjadi kepada keluarga mereka apa mereka terima diperlakukan seperti ini,” ungkapnya.

Sakti mengaku, keluarga membantah jika almarhum meninggal akibat terkena virus Ebola seperti yang diberitakan di media.

”Tak seharusnya media memberitakan alamarhum meninggal akibat terkena virus Ebola sehingga warga yang cepat tanggap ketakutan dan melarang jenazah almarhum dibawa ke rumah duka. Almarhum meninggal akibat menderita malaria berat bukan akibat terkena virus Ebola,” ungkapnya. Sakti pun menjelaskan kalau sampel darah almarhum sudah dibawa ke Jakarta untuk dilakukan pengecekan dan hasilnya belum keluar.

Kepala Dusun II Desa Tanjung Morawa B, Kecamatan Tanjung Morawa, Heri Sembiring membenarkan kalau ada penghadangan mobil ambulans yang membawa jenasah NN saat menuju ke rumah duka. Sementara itu terkait langsung dimakamkannya jenazah almarhum pada malam itu juga merupakan hasil musyawarah.

Kepala Desa Tanjung Morawa B Kecamatan Tanjung Morawa, H A Fauzi membantah kalau ada penghadangan mobil ambulans yang membawa jenasah almarhum NN oleh warga. Dirinya pun mengungkapkan tidak tahu persis apa yang terjadi saat pemakaman.

Seperti berita sebelumnya, NN merupakan seorang supervisor perusahaan mie instan Indonesia di Nigeria. Sudah empat tahun NN betugas di sana. Berdasarkan data yang diperoleh pihak rumah sakit, NN pulang dari Nigeria dan tiba di Indonesia pada 27 Agustus 2014, kemudian mengalami demam dan hilang kesadaran.

NN mulai dirawat di RSUP H Adam Malik Minggu (7/9) setelah dirujuk dari RSUD Deli Serdang di Lubuk Pakam. Dia mengalami demam dan penurunan kesadaran. Setelah diperiksa ada tanda-tanda malaria berat dengan gangguan fungsi otak, atau mengalami malaria serebral atau malaria otak. (cr-1-/nit/gir)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/