25 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

TRAGIS! Dua Bocah Tewas Kecebur ke Septic Tank

Foto: Fachril/PM Kedua bocah disemayamkan di rumah duka, kemarin.
Foto: Fachril/PM
Kedua bocah disemayamkan di rumah duka, Kamus (8/9).

MARELAN, SUMUTPOS.CO – Musibah pun menghampiri saat Zara Maisarah dan Citra Ayut Putri, berniat ingin pergi mengaji. Dua bocah 3 ini tewas setelah kecebur di septic tank berukuran 1,5X2 meter, Kamis (8/9) sore.

 Awalnya, kedua bocah yang masih saudara sepupu itu sudah tiba di tempatnya belajar mengaji yang berjarak sekitar 50 meter dari rumahnya. Tapi karena karena guru ngaji belum datang, lantas bermain ke lokasi rumah yang sedang dibangun  milik Wardoyo (45) di Jalan Jala, Gang Amaliyah,  Lingkungan 19, Kelurahan Rengas Pulau, Kecamatan Medan Marelan.
 Saat Zara dan Citra bermain di sebelah tempat mereka mengaji mereka, kebetulan para pekerja bangunan tak berada di lokasi, karena hanya bekerja setengah hari karena ada musibah.
 Lantas kedua bocah yang masih ingusan itu bermain ke areal korekan septic tank yang sudah tergenang air hujan. Tanpa diduga, Zara dan Citra jatuh ke lubang tanah tersebut.
 Sore menjelang magrib, Kek Jamil, famili pemilik rumah Wardoyo datang ingin membereskan barang-barang bangunan, melihat kedua bocah itu sudah terapung. Sontak pria berusia 81 tahun itu terkejut, lalu melaporkan kepada tetangga dan warga lainnya. Seketika pula penemuan itu menghebohkan warga sekitar.
 Keluarga yang telah menerima informasi itu langsung datang ke TKP. Seketika isak tangis menggema. “Anakku.. anakku..” jerit keluarga kedua bocah malang itu, seiring di angkat dari lokasi untuk dibawa ke rumah duka.
 Tak berapa lama petugas Polsek Medan Labuhan datang ke lokasi untuk melakukan oleh TKP. Pihak keluarga tak terima anak mereka divisum, dan mengiklaskan kematian kedua bocah itu dengan membuat pernyataan tidak keberatan.
 “Tadi anak itu mau ngaji, karena tak ada guru ngajinya, makanya main-main ke lokasi bangunan itu. Rupanya tenggelam. Air itu sedalam pinggang orang dewasa,” kata warga sekitar.
 Terpisah, Wakapolsek Medan Labuhan, AKP TL Tambunan dikonfirmasi mengatakan, pihaknya sudah melakukan olah TKP. “Anggota sudah di lapangan, keluarga tak mau divisum,” katanya.
Rajin Mengaji
Suasana duka tampak menyelimuti rumah duka. Sanak saudara dan warga sekitar tampak silih berganti melakukan takjiah. Persiapan persemayaman telah dilakukan pihak keluarga, kedua jenazah yang masih saudara sepupu itu disemayamkan di satu rumah tempat mereka tinggal.
 Para kerabat yang berada di rumah duka terlihat diam seakan menyesali musibah yang terjadi. Sehingga silsilah mengenai sosok kedua bocah itu tak dapat diutarakan panjang lebar. Namun terungkap, Zara Maisarah dan Citra Ayu Putri adalah bocah yang rajin mengaji.
 “Benar-benar tak menyangka, padahal setiap sore, anak-anak ini rajin ngaji kalau sudah masuk waktu ngaji,” ungkap seorang wanita di rumah duka.
 Penyesalan dan kesedihan sangat terpancar dari kedua orangtua Zara bernama Abdullah dan Yati, serta orangtua Citra bernama Hermansyah dan Yuni. Jenazah yang diletakkan berdampingan menjadi ratapan isak tangis dari kedua orang tua mereka masing-masing.
 “Sedih kali orangtuanya, karena gak nyangka dengan kejadian ini,” ungkap wanita 34 tahun di depan rumah duka.
 Di bawaj hujan deras yang menyelimuti rumah duka, kedua jenazah terbaring kaku berdampingan, di antara sanak saudara dan warga sekitar yang datang untuk takjiah. (ril/yaa)
Foto: Fachril/PM Kedua bocah disemayamkan di rumah duka, kemarin.
Foto: Fachril/PM
Kedua bocah disemayamkan di rumah duka, Kamus (8/9).

MARELAN, SUMUTPOS.CO – Musibah pun menghampiri saat Zara Maisarah dan Citra Ayut Putri, berniat ingin pergi mengaji. Dua bocah 3 ini tewas setelah kecebur di septic tank berukuran 1,5X2 meter, Kamis (8/9) sore.

 Awalnya, kedua bocah yang masih saudara sepupu itu sudah tiba di tempatnya belajar mengaji yang berjarak sekitar 50 meter dari rumahnya. Tapi karena karena guru ngaji belum datang, lantas bermain ke lokasi rumah yang sedang dibangun  milik Wardoyo (45) di Jalan Jala, Gang Amaliyah,  Lingkungan 19, Kelurahan Rengas Pulau, Kecamatan Medan Marelan.
 Saat Zara dan Citra bermain di sebelah tempat mereka mengaji mereka, kebetulan para pekerja bangunan tak berada di lokasi, karena hanya bekerja setengah hari karena ada musibah.
 Lantas kedua bocah yang masih ingusan itu bermain ke areal korekan septic tank yang sudah tergenang air hujan. Tanpa diduga, Zara dan Citra jatuh ke lubang tanah tersebut.
 Sore menjelang magrib, Kek Jamil, famili pemilik rumah Wardoyo datang ingin membereskan barang-barang bangunan, melihat kedua bocah itu sudah terapung. Sontak pria berusia 81 tahun itu terkejut, lalu melaporkan kepada tetangga dan warga lainnya. Seketika pula penemuan itu menghebohkan warga sekitar.
 Keluarga yang telah menerima informasi itu langsung datang ke TKP. Seketika isak tangis menggema. “Anakku.. anakku..” jerit keluarga kedua bocah malang itu, seiring di angkat dari lokasi untuk dibawa ke rumah duka.
 Tak berapa lama petugas Polsek Medan Labuhan datang ke lokasi untuk melakukan oleh TKP. Pihak keluarga tak terima anak mereka divisum, dan mengiklaskan kematian kedua bocah itu dengan membuat pernyataan tidak keberatan.
 “Tadi anak itu mau ngaji, karena tak ada guru ngajinya, makanya main-main ke lokasi bangunan itu. Rupanya tenggelam. Air itu sedalam pinggang orang dewasa,” kata warga sekitar.
 Terpisah, Wakapolsek Medan Labuhan, AKP TL Tambunan dikonfirmasi mengatakan, pihaknya sudah melakukan olah TKP. “Anggota sudah di lapangan, keluarga tak mau divisum,” katanya.
Rajin Mengaji
Suasana duka tampak menyelimuti rumah duka. Sanak saudara dan warga sekitar tampak silih berganti melakukan takjiah. Persiapan persemayaman telah dilakukan pihak keluarga, kedua jenazah yang masih saudara sepupu itu disemayamkan di satu rumah tempat mereka tinggal.
 Para kerabat yang berada di rumah duka terlihat diam seakan menyesali musibah yang terjadi. Sehingga silsilah mengenai sosok kedua bocah itu tak dapat diutarakan panjang lebar. Namun terungkap, Zara Maisarah dan Citra Ayu Putri adalah bocah yang rajin mengaji.
 “Benar-benar tak menyangka, padahal setiap sore, anak-anak ini rajin ngaji kalau sudah masuk waktu ngaji,” ungkap seorang wanita di rumah duka.
 Penyesalan dan kesedihan sangat terpancar dari kedua orangtua Zara bernama Abdullah dan Yati, serta orangtua Citra bernama Hermansyah dan Yuni. Jenazah yang diletakkan berdampingan menjadi ratapan isak tangis dari kedua orang tua mereka masing-masing.
 “Sedih kali orangtuanya, karena gak nyangka dengan kejadian ini,” ungkap wanita 34 tahun di depan rumah duka.
 Di bawaj hujan deras yang menyelimuti rumah duka, kedua jenazah terbaring kaku berdampingan, di antara sanak saudara dan warga sekitar yang datang untuk takjiah. (ril/yaa)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/