30 C
Medan
Wednesday, May 29, 2024

Fenomena Equinox di Medan 14 September, Siap-siap Nikmati Hari Tanpa Bayangan

TANPA BAYANGAN Sejumlah orang mendirikan telur di bawah terik matahari, saat terjadi fenomena equinox atau hari tanpa bayangan yang terjadi pada 2018 lalu. Di Medan, hari tanpa bayangan ini diprediksi bakal terjadi pada 14 September mendatang.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Fenomena equinox atau dikenal dengan hari tanpa bayangan akan melanda hampir seluruh wilayah Indonesia, termasuk Kota Medan. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Medan menyebutkan, fenomena itu akan terjadi di Kota Medan, tepatnya pada 14 September 2019 mendatang.

“Fenomena ini dimulai sejak 8 September di Sabang, Aceh, hingga 20 Oktober 2019 di Seba, NTT. Untuk Kota Medan dan sekitarnya, kami prediksi akan terjadi pada Sabtu tanggal 14 September, tepatnya berkisar pukul 12.21 WIB,” ucap kepala Bidang Data dan Informasi BMKG Medan, Erida kepada Sumut Pos, Selasa (10/9).

Erida menjelaskan, hal ini disebabkan adanya rotasi bumi, maka terjadi pergeseran Matahari dari garis Khatulistiwa menuju ke Selatan. “Jadi sebenarnya bukan tidak ada bayangan, tapi karena adanya pergeseran matahari yang tepat berada di atas kita, maka bayangan pun tepat berada di bawah benda, hingga bayangannya tidak terlihat karenanya,” ujarnya.

Dilanjutkannya, hari tanpa bayangan muncul karena bidang ekuator bumi atau bidang rotasi bumi tidak tepat berimpit dengan bidang ekliptika atau bidang revolusi bumi. “Dan sebenarnya ini merupakan hal yang biasa atau fenomena alam yang biasa terjadi dari tahun ke tahun. Sama seperti gerhana, pergeseran lah yang menyebabkan semua itu, baik rotasi bulan yang mengelilingi Bumi maupun rotasi Bumi mengelilingi Matahari,” jelasnya.

Untuk dampaknya sendiri terhadap cuaca pada kota-kota yang terkena fenomena ini, Erida menjelaskan fenomena ini tidak berpengaruh terhadap cuaca disekitarnya. “Tidak ada pengaruhnya, cuaca sehari-hari tidak bisa diprediksi dari fenomena seperti ini, itu dua hal yang berbeda,” tandasnya.

Rupanya tak hanya wilayah Indonesia yang menikmati hari tanpa bayangan. Sejumlah negara lain juga merasakan hal yang sama.

Seperti diungkapkan oleh Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) bahwa hari tanpa bayangan ini bisa terjadi di semua tempat yang kira-kira berjarak 2.500 kilometer dari khatulistiwa. “Daerah-daerah itu dikenal sebagai daerah tropis. Ada di Asia Selatan, Asia Tenggara, Afrika, Amerika Tengah, dan Amerika Selatan,” ujar Peneliti Pusat Sains Antariksa LAPAN Rhorom Priyatikanto.

TANPA BAYANGAN Sejumlah orang mendirikan telur di bawah terik matahari, saat terjadi fenomena equinox atau hari tanpa bayangan yang terjadi pada 2018 lalu. Di Medan, hari tanpa bayangan ini diprediksi bakal terjadi pada 14 September mendatang.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Fenomena equinox atau dikenal dengan hari tanpa bayangan akan melanda hampir seluruh wilayah Indonesia, termasuk Kota Medan. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Medan menyebutkan, fenomena itu akan terjadi di Kota Medan, tepatnya pada 14 September 2019 mendatang.

“Fenomena ini dimulai sejak 8 September di Sabang, Aceh, hingga 20 Oktober 2019 di Seba, NTT. Untuk Kota Medan dan sekitarnya, kami prediksi akan terjadi pada Sabtu tanggal 14 September, tepatnya berkisar pukul 12.21 WIB,” ucap kepala Bidang Data dan Informasi BMKG Medan, Erida kepada Sumut Pos, Selasa (10/9).

Erida menjelaskan, hal ini disebabkan adanya rotasi bumi, maka terjadi pergeseran Matahari dari garis Khatulistiwa menuju ke Selatan. “Jadi sebenarnya bukan tidak ada bayangan, tapi karena adanya pergeseran matahari yang tepat berada di atas kita, maka bayangan pun tepat berada di bawah benda, hingga bayangannya tidak terlihat karenanya,” ujarnya.

Dilanjutkannya, hari tanpa bayangan muncul karena bidang ekuator bumi atau bidang rotasi bumi tidak tepat berimpit dengan bidang ekliptika atau bidang revolusi bumi. “Dan sebenarnya ini merupakan hal yang biasa atau fenomena alam yang biasa terjadi dari tahun ke tahun. Sama seperti gerhana, pergeseran lah yang menyebabkan semua itu, baik rotasi bulan yang mengelilingi Bumi maupun rotasi Bumi mengelilingi Matahari,” jelasnya.

Untuk dampaknya sendiri terhadap cuaca pada kota-kota yang terkena fenomena ini, Erida menjelaskan fenomena ini tidak berpengaruh terhadap cuaca disekitarnya. “Tidak ada pengaruhnya, cuaca sehari-hari tidak bisa diprediksi dari fenomena seperti ini, itu dua hal yang berbeda,” tandasnya.

Rupanya tak hanya wilayah Indonesia yang menikmati hari tanpa bayangan. Sejumlah negara lain juga merasakan hal yang sama.

Seperti diungkapkan oleh Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) bahwa hari tanpa bayangan ini bisa terjadi di semua tempat yang kira-kira berjarak 2.500 kilometer dari khatulistiwa. “Daerah-daerah itu dikenal sebagai daerah tropis. Ada di Asia Selatan, Asia Tenggara, Afrika, Amerika Tengah, dan Amerika Selatan,” ujar Peneliti Pusat Sains Antariksa LAPAN Rhorom Priyatikanto.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/