25.6 C
Medan
Saturday, June 1, 2024

Dirut Baru PDAM Tirtanadi Dievalusi per Enam Bulan

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Gubernur Sumatera Utara, Edy Rahmayadi langsung melantik Direktur Utama Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirtanadi pilihannya, Kabir Beni, usai menjadi yang teratas dalam seleksi pimpinan direksi di BUMD tersebut, di Rumah Dinas Gubsu Jl. Jenderal Sudirman Medan, Selasa (10/110).

WAWANCARA: Dirut PDAM Tirtanadi Sumut, Kabir Bedi diwawancarai wartawan usai dilantik. PRAN HASIBUAN/SUMUT POS.
WAWANCARA: Dirut PDAM Tirtanadi Sumut, Kabir Bedi diwawancarai wartawan usai dilantik. PRAN HASIBUAN/SUMUT POS.

Kali ini Edy tidak main-main, dalam jangka waktu setahun Kabir Beni harus mampu merealisasikan target sesuai perencanaannya, jika tidak akan dicopot dari jabatannya tersebut. Pun demikian, dalam jangka waktu enam bulan ke depan, kinerja Kabir juga bakal dievaluasi Gubsu.

“Jaminannya enam bulan gak benar (kinerja tidak memuaskan, Red), saya ganti lagi. Saya evaluasi per enam bulan, dan jika tak ada progres yang bisa dipastikan untuk menyejahterahkan rakyat dengan air bersih kita ini, kita cari orang yang cocok. Jika tak cocok lagi, saya suruh wartawan aja yang jadi dirut PDAM,” katanya menjawab wartawan usai pelantikan.

Edy mengaku tau persis saat ini kemampuan atau ketersediaan air bersih di Kota Medan dan sekitarnya, masih sangat minim. Akan tetapi ia menyebut, menuntaskan persoalan dimaksud tidak semudah membalik telapak tangan.

“Untuk itu kasih kesempatan kepada dia untuk konsolidasi pembenahan ke organisasi ke dalam. Disamping itu dia juga harus tau kebutuhan rakyat yang harus segera mendapat air bersih. Pastinya bertahap tidak bisa langsung sekaligus,” katanya.

Namun, kata dia lagi, yang perlu dilihat ke depan adalah progres dari perencanaan yang telah disusun sebelumnya. Kemudian antara perencanaan, penganggaran, dan implementasinya harus sejalan sebagai sebuah tujuan menyejahterakan rakyat di bidang kebutuhan air bersih.

“Kedua untuk dirut (kinerjanya akan ditopang) oleh tiga orang direksi. Dan pastinya tidak mungkin tanpa kemampuan finansial mampu mendongkrak ini semua. Tetapi ini juga adalah bisnis, tak bisa uang APBD (melalui penyertaan modal) digunakan cuma-cuma untuk itu. Karena salah satu tuntutan untuk dirut ini adalah, menyejahterakan rakyat di air bersihnya dan kedua pendapatan asli daerah sebab PDAM adalah perusahaan,” tegas Edy.

Gubsu juga menekankan, soal target PAD PDAM Tirtanadi Sumut mesti terukur dalam hal realisasinya. “Ini pasti, sebab itu kewajiban. Karena setiap saat kita laporkan dan pertanggungjawabkan juga ke DPRD,” pungkasnya.

Sementara itu Kabir Bedi menyatakan kesediaannya membawa perubahan di PDAM Tirtanadi sebagaimana yang diinstruksikan Gubsu Edy untuk meningkatkan pelayanan air minum bagi masyarakat. Beberapa langkah yang akan dilakukan adalah menekan tingkat kebocoran (losses) air Tirtanadi, dan juga siap menarik investor. “Menurunkan tingkat kebocoran air Tirtanadi dulu. Itu nomor satu yang paling gampang dilakukan,” kata dia.

Langkah berikutnya adalah meng-uprating Instalasi Pengolahan Air (IPA) milik Tirtanadi. Selanjutnya menyinkronkan program antara provinsi dan nasional. “Karena kita tahu juga ada SPAM Regional itu yang dapat bantuan dari pusat,” sebutnya.

Intinya dalam tempo lima tahun paling lambat, lanjut Kabir, ia akan menaikkan kapasitas produksi air minum Tirtanadi menjadi sebesar 12.000 liter per detik dari saat ini yang hanya sekitar 6.400 liter per detik.

Menurutnya dengan produksi hanya 6.400 liter per detik, hanya mampu melayani sekitar 50% coverage area. “Itulah permasalahan utama. Jadi kalau kita berbicara hitungan ideal, agar pelanggan dilayani secara baik, kita harus mengejar 10.000 hingga 12.000 liter per detik,” terangnya.

Soal modal, juga tak luput dari rencana kinerjanya. Ia tidak akan bergantung dari penyertaan modal Pemprov Sumut. Ia akan membentuk tim untuk mengevaluasi dan mencari alternatif pembiayaan-pembiayaan yang menguntungkan bagi seluruh pihak. Bahkan beberapa diantaranya calon investor sudah di depan mata. “Jadi kita sudah ada alternatif, beberapa program mengundang investor, nanti pola-polanya sudah ada, tapi belum bisa kita sampaikan di sini.

Terkait modal, kalau diperhatikan bisnis PDAM Tirtanadi adalah entity bisnis. Setiap entity bisnis itu harus selalu mendapatkan profit, di mana profit tersebut harus lebih besar daripada bunga kalau kita berbicara bunga bank. Nah kemungkinan nanti kita ke depan ada juga, akan dibicarakan lebih lanjut untuk melaksanakan pengembangan instalasi melalui peminjaman-peminjaman dari institusi keuangan, tapi nanti akan ada tahapan-tahapan selanjutnya,” paparnya. (prn/ila)

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Gubernur Sumatera Utara, Edy Rahmayadi langsung melantik Direktur Utama Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirtanadi pilihannya, Kabir Beni, usai menjadi yang teratas dalam seleksi pimpinan direksi di BUMD tersebut, di Rumah Dinas Gubsu Jl. Jenderal Sudirman Medan, Selasa (10/110).

WAWANCARA: Dirut PDAM Tirtanadi Sumut, Kabir Bedi diwawancarai wartawan usai dilantik. PRAN HASIBUAN/SUMUT POS.
WAWANCARA: Dirut PDAM Tirtanadi Sumut, Kabir Bedi diwawancarai wartawan usai dilantik. PRAN HASIBUAN/SUMUT POS.

Kali ini Edy tidak main-main, dalam jangka waktu setahun Kabir Beni harus mampu merealisasikan target sesuai perencanaannya, jika tidak akan dicopot dari jabatannya tersebut. Pun demikian, dalam jangka waktu enam bulan ke depan, kinerja Kabir juga bakal dievaluasi Gubsu.

“Jaminannya enam bulan gak benar (kinerja tidak memuaskan, Red), saya ganti lagi. Saya evaluasi per enam bulan, dan jika tak ada progres yang bisa dipastikan untuk menyejahterahkan rakyat dengan air bersih kita ini, kita cari orang yang cocok. Jika tak cocok lagi, saya suruh wartawan aja yang jadi dirut PDAM,” katanya menjawab wartawan usai pelantikan.

Edy mengaku tau persis saat ini kemampuan atau ketersediaan air bersih di Kota Medan dan sekitarnya, masih sangat minim. Akan tetapi ia menyebut, menuntaskan persoalan dimaksud tidak semudah membalik telapak tangan.

“Untuk itu kasih kesempatan kepada dia untuk konsolidasi pembenahan ke organisasi ke dalam. Disamping itu dia juga harus tau kebutuhan rakyat yang harus segera mendapat air bersih. Pastinya bertahap tidak bisa langsung sekaligus,” katanya.

Namun, kata dia lagi, yang perlu dilihat ke depan adalah progres dari perencanaan yang telah disusun sebelumnya. Kemudian antara perencanaan, penganggaran, dan implementasinya harus sejalan sebagai sebuah tujuan menyejahterakan rakyat di bidang kebutuhan air bersih.

“Kedua untuk dirut (kinerjanya akan ditopang) oleh tiga orang direksi. Dan pastinya tidak mungkin tanpa kemampuan finansial mampu mendongkrak ini semua. Tetapi ini juga adalah bisnis, tak bisa uang APBD (melalui penyertaan modal) digunakan cuma-cuma untuk itu. Karena salah satu tuntutan untuk dirut ini adalah, menyejahterakan rakyat di air bersihnya dan kedua pendapatan asli daerah sebab PDAM adalah perusahaan,” tegas Edy.

Gubsu juga menekankan, soal target PAD PDAM Tirtanadi Sumut mesti terukur dalam hal realisasinya. “Ini pasti, sebab itu kewajiban. Karena setiap saat kita laporkan dan pertanggungjawabkan juga ke DPRD,” pungkasnya.

Sementara itu Kabir Bedi menyatakan kesediaannya membawa perubahan di PDAM Tirtanadi sebagaimana yang diinstruksikan Gubsu Edy untuk meningkatkan pelayanan air minum bagi masyarakat. Beberapa langkah yang akan dilakukan adalah menekan tingkat kebocoran (losses) air Tirtanadi, dan juga siap menarik investor. “Menurunkan tingkat kebocoran air Tirtanadi dulu. Itu nomor satu yang paling gampang dilakukan,” kata dia.

Langkah berikutnya adalah meng-uprating Instalasi Pengolahan Air (IPA) milik Tirtanadi. Selanjutnya menyinkronkan program antara provinsi dan nasional. “Karena kita tahu juga ada SPAM Regional itu yang dapat bantuan dari pusat,” sebutnya.

Intinya dalam tempo lima tahun paling lambat, lanjut Kabir, ia akan menaikkan kapasitas produksi air minum Tirtanadi menjadi sebesar 12.000 liter per detik dari saat ini yang hanya sekitar 6.400 liter per detik.

Menurutnya dengan produksi hanya 6.400 liter per detik, hanya mampu melayani sekitar 50% coverage area. “Itulah permasalahan utama. Jadi kalau kita berbicara hitungan ideal, agar pelanggan dilayani secara baik, kita harus mengejar 10.000 hingga 12.000 liter per detik,” terangnya.

Soal modal, juga tak luput dari rencana kinerjanya. Ia tidak akan bergantung dari penyertaan modal Pemprov Sumut. Ia akan membentuk tim untuk mengevaluasi dan mencari alternatif pembiayaan-pembiayaan yang menguntungkan bagi seluruh pihak. Bahkan beberapa diantaranya calon investor sudah di depan mata. “Jadi kita sudah ada alternatif, beberapa program mengundang investor, nanti pola-polanya sudah ada, tapi belum bisa kita sampaikan di sini.

Terkait modal, kalau diperhatikan bisnis PDAM Tirtanadi adalah entity bisnis. Setiap entity bisnis itu harus selalu mendapatkan profit, di mana profit tersebut harus lebih besar daripada bunga kalau kita berbicara bunga bank. Nah kemungkinan nanti kita ke depan ada juga, akan dibicarakan lebih lanjut untuk melaksanakan pengembangan instalasi melalui peminjaman-peminjaman dari institusi keuangan, tapi nanti akan ada tahapan-tahapan selanjutnya,” paparnya. (prn/ila)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/