25.6 C
Medan
Saturday, June 1, 2024

Suami Istri Tersangka Penipu Rp12 Miliar Menghilang

Keberadaan tersangka pelaku penipuan dengan modus investasi bodong, ES alias Sutini dan suaminya Faisal masih misterius.

Pasalnya, setelah para korban penipuan mendatangi rumah suami istri itu di Jalan Medan Area Selatan No 148 Lingkungan V Kelurahan Pasar Merah Timur Kecamatan Medan Area, ternyata kosong.

POSTER KECAMAN: Warga menempel poster dan gambar pelaku penipuan di dinding rumah.
POSTER KECAMAN:
Warga menempel poster dan gambar pelaku penipuan di dinding rumah.

Rumah tersebut dalam kondisi tidak berpenghuni. Tidak terdengar aktivitas di dalamnya. Debu, sampah daun, plastik berserakan di teras rumah. Kondisi lampu mati, baik di dalam maupun di luar rumah yang bercat warna ungu-putih dengan kombinasi keramik merah.

Rumah tersebut diperkirakan tipe 36 dengan luas tanah/bangunan kurang lebih 100 meter persegi. Tepat di depan dinding keramik depan ditempel foto pemilik rumah dan poster bertuliskan buronan penipu.

Ana, salah seorang wanita yang tinggal di depan rumah pelaku tidak mengetahui banyak latar belakangnya, lantaran baru tinggal beberapa bulan. Ia mengaku, baru beberapa hari terakhir rumah itu kosong.

“Baru 6 bulan saya tinggal di sini, jadi saya tidak mengetahui orangnya seperti apa. Kalau rumahnya sudah beberapa hari kosong, tapi saya tidak tahu pasti. Setahu saya mereka tidak punya anak,” ucapnya.

Sementara itu, salah seorang warga yang tinggal tidak jauh dari rumah pelaku menyebut, pasangan suami istri ini kurang bergaul dan bermasyarakat. “Mereka tertutup orangnya sombong. Mereka juga malas bekerja,” ujar warga yang tak ingin diketahui identitasnya.

Wanita yang berusia 65 tahun ini menyebut, bapak dari Sutini merupakan seorang ustad dan tokoh masyarakat tetapi saat ini sudah meninggal. “Perbuatannya itu membuat malu nama almarhum bapaknya (Ustad H Miskun). Karena, mendiang adalah penduduk asli di sini dan juga tokoh masyarakat,” ucapnya.

Ia menuturkan, Sutini merupakan anak pertama dari empat bersaudara. “Setahu saya rumah itu adalah warisan, tetapi sudah dibeli suaminya dan mungkin pakai uang hasil menipu,” sebutnya.

Hasan, Kepling V Kel Pasar Merah Timur Kecamatan Medan Area yang diwawancarai mengatakan pernyataan yang senada. “Sutini kurang bergaul, apalagi suaminya. Padahal, almarhum bapaknya adalah tokoh masyarakat. Kalau profil Sutini dan suaminya saya kurang tahu sepak terjangnya,” ujar Hasan.

Ia menuturkan, dirinya terkejut ketika para korban penipuan berdatangan ke rumahnya. “Saya terkejut karena Minggu (8/6) sore puluhan orang pada berdatangan ke rumah saya. Ternyata setelah bercerita saya baru tahu kalau mereka korban penipuan sampai miliaran. Saya sama sekali tidak tahu kalau mereka bercerita. Setelah itu, mereka minta izin untuk masuk ke rumah Sutini,” ungkap Hasan.

Menurutnya, para korban ingin memastikan apakah mereka ada di rumah atau tidak. Sebab, para korban lampu teras dan depan rumah hidup. Selain itu, kipas angin dalam kondisi hidup.

“Setelah berkoordinasi dengan Pak Lurah, saya menghubungi adik Sutini, Wardah yang tinggal di Tembung agar datang ke rumah kakaknya untuk menyaksikan. Setelah datang, akhirnya para korban masuk dan ternyata memang tidak ada,” sebutnya sembari mengatakan, kejadiannya sampai pukul 23.30 WIB Minggu (8/6) lalu.

Setelah itu, kata Hasan, para korban menempel foto dan poster keduanya. Selanjutnya para korban mendata barang-barang berharga yang masih tersimpan di dalam rumah. “Seperti kulkas, AC, tempat tidur springbed, LCD tv 32 inci, lampu hias dan lainnya. Mereka juga menggembok pagar. Istilahnya bisa dibilang disegel oleh korban,” jelasnya.

Hasan berpendapat, pasangan suami istri itu kabur ke Aceh. Pasalnya, ibu dari Sutini tinggal di Aceh bersama adik Sutini yang berprofesi seorang dokter. “Saya rasa dia ke Aceh karena ibunya di sana sedang sakit stroke,” ungkapnya.

Disinggung sejak kapan kepergian Sutini dan Faisal, Hasan tak bisa memastikan. Namun, informasi yang diperoleh dari warganya, mereka pergi sejak Sabtu (7/6) pagi sekira pukul 03.00 WIB dinihari.

Terpisah, beberapa korban yang dihubungi Sumut Pos menyebut sedang berunding dan mencari tahu keberadaan pelaku. Disinggung mengenai laporan pengaduan, para korban itu menyebut masih sedang dilengkapi dan dalam waktu dekat segera dilaporkan secara resmi. (mag-8/azw)

Keberadaan tersangka pelaku penipuan dengan modus investasi bodong, ES alias Sutini dan suaminya Faisal masih misterius.

Pasalnya, setelah para korban penipuan mendatangi rumah suami istri itu di Jalan Medan Area Selatan No 148 Lingkungan V Kelurahan Pasar Merah Timur Kecamatan Medan Area, ternyata kosong.

POSTER KECAMAN: Warga menempel poster dan gambar pelaku penipuan di dinding rumah.
POSTER KECAMAN:
Warga menempel poster dan gambar pelaku penipuan di dinding rumah.

Rumah tersebut dalam kondisi tidak berpenghuni. Tidak terdengar aktivitas di dalamnya. Debu, sampah daun, plastik berserakan di teras rumah. Kondisi lampu mati, baik di dalam maupun di luar rumah yang bercat warna ungu-putih dengan kombinasi keramik merah.

Rumah tersebut diperkirakan tipe 36 dengan luas tanah/bangunan kurang lebih 100 meter persegi. Tepat di depan dinding keramik depan ditempel foto pemilik rumah dan poster bertuliskan buronan penipu.

Ana, salah seorang wanita yang tinggal di depan rumah pelaku tidak mengetahui banyak latar belakangnya, lantaran baru tinggal beberapa bulan. Ia mengaku, baru beberapa hari terakhir rumah itu kosong.

“Baru 6 bulan saya tinggal di sini, jadi saya tidak mengetahui orangnya seperti apa. Kalau rumahnya sudah beberapa hari kosong, tapi saya tidak tahu pasti. Setahu saya mereka tidak punya anak,” ucapnya.

Sementara itu, salah seorang warga yang tinggal tidak jauh dari rumah pelaku menyebut, pasangan suami istri ini kurang bergaul dan bermasyarakat. “Mereka tertutup orangnya sombong. Mereka juga malas bekerja,” ujar warga yang tak ingin diketahui identitasnya.

Wanita yang berusia 65 tahun ini menyebut, bapak dari Sutini merupakan seorang ustad dan tokoh masyarakat tetapi saat ini sudah meninggal. “Perbuatannya itu membuat malu nama almarhum bapaknya (Ustad H Miskun). Karena, mendiang adalah penduduk asli di sini dan juga tokoh masyarakat,” ucapnya.

Ia menuturkan, Sutini merupakan anak pertama dari empat bersaudara. “Setahu saya rumah itu adalah warisan, tetapi sudah dibeli suaminya dan mungkin pakai uang hasil menipu,” sebutnya.

Hasan, Kepling V Kel Pasar Merah Timur Kecamatan Medan Area yang diwawancarai mengatakan pernyataan yang senada. “Sutini kurang bergaul, apalagi suaminya. Padahal, almarhum bapaknya adalah tokoh masyarakat. Kalau profil Sutini dan suaminya saya kurang tahu sepak terjangnya,” ujar Hasan.

Ia menuturkan, dirinya terkejut ketika para korban penipuan berdatangan ke rumahnya. “Saya terkejut karena Minggu (8/6) sore puluhan orang pada berdatangan ke rumah saya. Ternyata setelah bercerita saya baru tahu kalau mereka korban penipuan sampai miliaran. Saya sama sekali tidak tahu kalau mereka bercerita. Setelah itu, mereka minta izin untuk masuk ke rumah Sutini,” ungkap Hasan.

Menurutnya, para korban ingin memastikan apakah mereka ada di rumah atau tidak. Sebab, para korban lampu teras dan depan rumah hidup. Selain itu, kipas angin dalam kondisi hidup.

“Setelah berkoordinasi dengan Pak Lurah, saya menghubungi adik Sutini, Wardah yang tinggal di Tembung agar datang ke rumah kakaknya untuk menyaksikan. Setelah datang, akhirnya para korban masuk dan ternyata memang tidak ada,” sebutnya sembari mengatakan, kejadiannya sampai pukul 23.30 WIB Minggu (8/6) lalu.

Setelah itu, kata Hasan, para korban menempel foto dan poster keduanya. Selanjutnya para korban mendata barang-barang berharga yang masih tersimpan di dalam rumah. “Seperti kulkas, AC, tempat tidur springbed, LCD tv 32 inci, lampu hias dan lainnya. Mereka juga menggembok pagar. Istilahnya bisa dibilang disegel oleh korban,” jelasnya.

Hasan berpendapat, pasangan suami istri itu kabur ke Aceh. Pasalnya, ibu dari Sutini tinggal di Aceh bersama adik Sutini yang berprofesi seorang dokter. “Saya rasa dia ke Aceh karena ibunya di sana sedang sakit stroke,” ungkapnya.

Disinggung sejak kapan kepergian Sutini dan Faisal, Hasan tak bisa memastikan. Namun, informasi yang diperoleh dari warganya, mereka pergi sejak Sabtu (7/6) pagi sekira pukul 03.00 WIB dinihari.

Terpisah, beberapa korban yang dihubungi Sumut Pos menyebut sedang berunding dan mencari tahu keberadaan pelaku. Disinggung mengenai laporan pengaduan, para korban itu menyebut masih sedang dilengkapi dan dalam waktu dekat segera dilaporkan secara resmi. (mag-8/azw)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/