25.2 C
Medan
Saturday, June 22, 2024

Kalau Punya Pesawat Sendiri, Tak Payah Aku Berangkat ke Mekah

Foto: Parlinsungan/Sumut Pos NBM, jemaah yang gagal berangkat ke Tanah Suci Makkah, karena didiuga mengalami sakit jiwa.
Foto: Parlinsungan/Sumut Pos
NBM, jemaah yang gagal berangkat ke Tanah Suci Makkah, karena didiuga mengalami sakit jiwa.

Jamaah calon haji yang mengalami disorientasi juga ditemukan di Embarkasi Medan. Adalah NBM (74), jamaah asal Padanglawas, yang dinyatakan menderita disorientasi oleh Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) melalui surat yang dikeluarkan Bidang Kesehatan PPIH Embarkasi Medan bernomor 06/Bidkes/PPIH/2016.

Kamis (11/8) sore, wartawan Sumut Pos sengaja menjenguk NBM di Rumah Sakit Haji Medan, tempatnya dirawat. Begitu tiba di Rumah Sakit Haji Medan, Sumut Pos langsung menuju ruang informasi, guna mengetahui di ruangan mana NBM dirawat.

Tidak banyak pertanyaan dari sang resepsionis. Begitu Sumut Pos menyebutkan nama yang hendak dikunjungi, resepsionis itu langsung membuka daftar pasien, lalu mengangkat telepon. Terdengar, resepsionis itu menanyakan apakah ada pasien bernama NBM. Setelah 3 kali menghubungi melalui telepon, baru resepsionis itu mengarahkan Sumut Pos untuk mendatangi ruang Jabal Nur.

Setibanya di ruang Jabal Nur, kembali Sumut Pos mendatangi meja informasi. Setelah menyebutkan nama yang hendak dikunjungi, resepsionis menunjukkan ruang bertulis A9 yang berada tepat di depan meja resepsionis. Selanjutnya, Sumut Pos langsung menuju ruangan tersebut dan secara perlahan mebuka pintu kaca ruangan itu.

Begitu pintu terbuka, Sumut Pos mendapati seorang wanita tua, sedang salat di atas tempat tidur pasien. Tidak ada seorang pun di ruangan itu, selain wanita berusia 74 tahun itu. Sumut Pos kembali keluar untuk menunggu NBM selesai menunaikan salat Ashar.

Setelah kembali masuk, Sumut Pos mendapati NBM baru membuka mukena, lalu melipat dan meletakkannya di atas sajadah yang juga sudah terlipat rapi. Seketika, NBM tersenyum menyambut kehadiran Sumut Pos. Tanpa banyak kata, Sumut Pos memperkenalkan diri. Namun, perkenalan itu sepertinya tidak maksimal karena NBM sepertinya tidak begitu mendengar apa yang disampaikan dengan suara pelan.

Saat Sumut Pos memulai pembicaraan dengan menanyakan alasan dia belum diberangkatkan ke Tanah Suci, raut wajah NBM langsung berubah sedih. Dia mengaku tidak tahu alasan dirinya belum diberangkatkan ke Tanah Suci. Ketika ditanyakan kondisi kesehatannya, dengan tegas NBM mengaku sehat. Namun, NBM menceritakan kejadian yang sempat dialaminya di Asrama Haji Medan.

“Dibilang orang itu sama aku kalau aku tak jadi berangkat. Kubilang, kalau nggak berangkat, pulang sajalah aku. Untuk apa aku nginap di sini kalau tidak berangkat. Tujuanku ke Mekah sajanya,” ungkap NBM.

Dikatakannya, menurut orang yang mengatakan dirinya tidak jadi berangkat, mobil yang membawanya ke Medan rusak. Makanya dia tak bisa berbuat apa-apa dan hanya meminta agar bisa kembali ke kampung halamannya. Namun, karena dia terus meminta pulang, orang-orang yang ada di Asrama Haji malah menyebutnya telah membuat rusuh. Kemudian, dia dibawa ke Rumah Sakit Haji Medan tanpa diberi penjelasan soal penyakitnya.

“Kalau aku punya pesawat sendiri, tidak payah aku berangkat ke Mekah. Jangankan pesawat, motor (mobil) pun aku tak punya. Jangankan motor (mobil), Honda (sepeda motor) pun aku nggak punya,” ungkapnya memelas.

Foto: Parlinsungan/Sumut Pos NBM, jemaah yang gagal berangkat ke Tanah Suci Makkah, karena didiuga mengalami sakit jiwa.
Foto: Parlinsungan/Sumut Pos
NBM, jemaah yang gagal berangkat ke Tanah Suci Makkah, karena didiuga mengalami sakit jiwa.

Jamaah calon haji yang mengalami disorientasi juga ditemukan di Embarkasi Medan. Adalah NBM (74), jamaah asal Padanglawas, yang dinyatakan menderita disorientasi oleh Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) melalui surat yang dikeluarkan Bidang Kesehatan PPIH Embarkasi Medan bernomor 06/Bidkes/PPIH/2016.

Kamis (11/8) sore, wartawan Sumut Pos sengaja menjenguk NBM di Rumah Sakit Haji Medan, tempatnya dirawat. Begitu tiba di Rumah Sakit Haji Medan, Sumut Pos langsung menuju ruang informasi, guna mengetahui di ruangan mana NBM dirawat.

Tidak banyak pertanyaan dari sang resepsionis. Begitu Sumut Pos menyebutkan nama yang hendak dikunjungi, resepsionis itu langsung membuka daftar pasien, lalu mengangkat telepon. Terdengar, resepsionis itu menanyakan apakah ada pasien bernama NBM. Setelah 3 kali menghubungi melalui telepon, baru resepsionis itu mengarahkan Sumut Pos untuk mendatangi ruang Jabal Nur.

Setibanya di ruang Jabal Nur, kembali Sumut Pos mendatangi meja informasi. Setelah menyebutkan nama yang hendak dikunjungi, resepsionis menunjukkan ruang bertulis A9 yang berada tepat di depan meja resepsionis. Selanjutnya, Sumut Pos langsung menuju ruangan tersebut dan secara perlahan mebuka pintu kaca ruangan itu.

Begitu pintu terbuka, Sumut Pos mendapati seorang wanita tua, sedang salat di atas tempat tidur pasien. Tidak ada seorang pun di ruangan itu, selain wanita berusia 74 tahun itu. Sumut Pos kembali keluar untuk menunggu NBM selesai menunaikan salat Ashar.

Setelah kembali masuk, Sumut Pos mendapati NBM baru membuka mukena, lalu melipat dan meletakkannya di atas sajadah yang juga sudah terlipat rapi. Seketika, NBM tersenyum menyambut kehadiran Sumut Pos. Tanpa banyak kata, Sumut Pos memperkenalkan diri. Namun, perkenalan itu sepertinya tidak maksimal karena NBM sepertinya tidak begitu mendengar apa yang disampaikan dengan suara pelan.

Saat Sumut Pos memulai pembicaraan dengan menanyakan alasan dia belum diberangkatkan ke Tanah Suci, raut wajah NBM langsung berubah sedih. Dia mengaku tidak tahu alasan dirinya belum diberangkatkan ke Tanah Suci. Ketika ditanyakan kondisi kesehatannya, dengan tegas NBM mengaku sehat. Namun, NBM menceritakan kejadian yang sempat dialaminya di Asrama Haji Medan.

“Dibilang orang itu sama aku kalau aku tak jadi berangkat. Kubilang, kalau nggak berangkat, pulang sajalah aku. Untuk apa aku nginap di sini kalau tidak berangkat. Tujuanku ke Mekah sajanya,” ungkap NBM.

Dikatakannya, menurut orang yang mengatakan dirinya tidak jadi berangkat, mobil yang membawanya ke Medan rusak. Makanya dia tak bisa berbuat apa-apa dan hanya meminta agar bisa kembali ke kampung halamannya. Namun, karena dia terus meminta pulang, orang-orang yang ada di Asrama Haji malah menyebutnya telah membuat rusuh. Kemudian, dia dibawa ke Rumah Sakit Haji Medan tanpa diberi penjelasan soal penyakitnya.

“Kalau aku punya pesawat sendiri, tidak payah aku berangkat ke Mekah. Jangankan pesawat, motor (mobil) pun aku tak punya. Jangankan motor (mobil), Honda (sepeda motor) pun aku nggak punya,” ungkapnya memelas.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/