25 C
Medan
Friday, June 28, 2024

Kalau Punya Pesawat Sendiri, Tak Payah Aku Berangkat ke Mekah

Meski demikian, NBM mengaku kalau dirinya masih berharap untuk dapat berangkat ke Tanah Suci untuk menunaikan ibadah Haji. Dikatakannya, hal itu sudah sangat lama didambakannya, sehingga dirinya berusaha untuk dapat memenuhi Ongkos Naik Haji (ONH).

“Ada kebun aku sedikit. Dari sanalah, sedikit demi sedikit aku tabung. Sangkin lamanya aku menabung, sampai cukup untuk ongkos haji,” sambung NBM.

Disinggung soal keluarga, NBM mengaku memiliki dua orang anak dan 10 orang cucu. Namun, anak dan cucunya tidak tinggal bersamanya. Saat dia berada di Rumah Sakit Haji Medan ini, dia mengaku sudah dikunjungi anak dan cucunya, sehingga dirinya lebih bersemangat.

“Baru saja pulang anakku tadi,“ tandasnya.

Setelah berbincang dengan NBM, Sumut Pos kembali mendatangi resepsionis guna menanyakan dokter yang menangani NBM. Namun, resepsionis itu mengatakan kalau Dokter Nita yang merawat NBM sudah pulang. Sementara untuk perawat, menurut resepsionis itu, para perawat tidak mengetahui karena hanya sebatas mengantar makan ke kamar pasien dan sesekali menyuntikkan obat.

“Kalau humas di sini Pak Fauzi namanya. Tapi itu pun sudah pulang juga,” ujarnya.

Sebelumnya, pada Selasa (9/8) malam, Sekretaris PPIH Embarkasi Medan, Bahrum Saleh menyebut kepada Sumut Pos jika NBM menderita sakit jiwa. Saat itu, Bahrum menyatakan hal itu di gedung Bundar Asrama Haji Medan, tepat di depan ruang Dokumen. Untuk meyakinkan Sumut Pos, Bahrum menunjukkan selembar surat yang dikeluarkan Bidang Kesehatan PPIH Embarkasi Medan bernomor 06/Bidkes/PPIH/2016 yang menyatakan Napisah menderita disorientasi. Bersamaan dengan Bahrum Saleh, Ketua Kloter 2 Embarkasi Medan, Umar Ritonga ada di sana. Dikatakan Umar kalau dirinya sempat dimarahi dan diceramahi NBM, dengan menyebut tidak ada guna berhaji baginya, kalau belum ziarah ke makam ibunya.

Tidak hanya itu, pada Rabu (10/8) siang, Kepala Bidang Kesehatan PPIH Embarkasi Medan, dr Jefri H Sitorus menyebut kalau sakit jiwa yang dialami NBM, jenis gaduh gelisah. Namun, saat itu Jefri mengaku kalau tingkat keparahan penyakit jiwa yang diderita NBM belum dapat ditentukan.

Dikatakan Jefri, hal itu karena untuk menentukan itu butuh waktu lama, karena dilakukan dengan pemantauan. Oleh karena itu, Jefri mengaku menunggu laporan dari Dokter Spesialis Jiwa Rumah Sakit Haji Medan yang menangani NBM. (ain/adz)

 

Meski demikian, NBM mengaku kalau dirinya masih berharap untuk dapat berangkat ke Tanah Suci untuk menunaikan ibadah Haji. Dikatakannya, hal itu sudah sangat lama didambakannya, sehingga dirinya berusaha untuk dapat memenuhi Ongkos Naik Haji (ONH).

“Ada kebun aku sedikit. Dari sanalah, sedikit demi sedikit aku tabung. Sangkin lamanya aku menabung, sampai cukup untuk ongkos haji,” sambung NBM.

Disinggung soal keluarga, NBM mengaku memiliki dua orang anak dan 10 orang cucu. Namun, anak dan cucunya tidak tinggal bersamanya. Saat dia berada di Rumah Sakit Haji Medan ini, dia mengaku sudah dikunjungi anak dan cucunya, sehingga dirinya lebih bersemangat.

“Baru saja pulang anakku tadi,“ tandasnya.

Setelah berbincang dengan NBM, Sumut Pos kembali mendatangi resepsionis guna menanyakan dokter yang menangani NBM. Namun, resepsionis itu mengatakan kalau Dokter Nita yang merawat NBM sudah pulang. Sementara untuk perawat, menurut resepsionis itu, para perawat tidak mengetahui karena hanya sebatas mengantar makan ke kamar pasien dan sesekali menyuntikkan obat.

“Kalau humas di sini Pak Fauzi namanya. Tapi itu pun sudah pulang juga,” ujarnya.

Sebelumnya, pada Selasa (9/8) malam, Sekretaris PPIH Embarkasi Medan, Bahrum Saleh menyebut kepada Sumut Pos jika NBM menderita sakit jiwa. Saat itu, Bahrum menyatakan hal itu di gedung Bundar Asrama Haji Medan, tepat di depan ruang Dokumen. Untuk meyakinkan Sumut Pos, Bahrum menunjukkan selembar surat yang dikeluarkan Bidang Kesehatan PPIH Embarkasi Medan bernomor 06/Bidkes/PPIH/2016 yang menyatakan Napisah menderita disorientasi. Bersamaan dengan Bahrum Saleh, Ketua Kloter 2 Embarkasi Medan, Umar Ritonga ada di sana. Dikatakan Umar kalau dirinya sempat dimarahi dan diceramahi NBM, dengan menyebut tidak ada guna berhaji baginya, kalau belum ziarah ke makam ibunya.

Tidak hanya itu, pada Rabu (10/8) siang, Kepala Bidang Kesehatan PPIH Embarkasi Medan, dr Jefri H Sitorus menyebut kalau sakit jiwa yang dialami NBM, jenis gaduh gelisah. Namun, saat itu Jefri mengaku kalau tingkat keparahan penyakit jiwa yang diderita NBM belum dapat ditentukan.

Dikatakan Jefri, hal itu karena untuk menentukan itu butuh waktu lama, karena dilakukan dengan pemantauan. Oleh karena itu, Jefri mengaku menunggu laporan dari Dokter Spesialis Jiwa Rumah Sakit Haji Medan yang menangani NBM. (ain/adz)

 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/