Tanah Timbun Perumahan Contempo Regency Berserakan
MEDAN- Masyarakat dan developer Perumahan Contempo Regency di Jalan Brigjen Zein Hamid Km 6,2, Kelurahan Titi Kuning, Medan Johor, sepakat melakukan musyawarah terkait material tanah timbun yang berserakan di jalan sehingga meresahkan warga.
Musyawarah tersebut rencananya akan digelar di proyek perumahan tersebut hari ini (12/9) sekira pukul 11.00 WIB.
“Dari aksi masyarakat yang terjadi kemarin, kita sudah mengambil hikmahnya. Kami selaku pengembang akan melakukan antisipasi berbagai keluhan warga. Kami akan melakukan musyawarah,” ujar Hasibuan, selaku pihak pengembang saat ditemui di lokasi proyek, Minggu (11/9) siang.
Dijelaskannya, tuntutan warga agar pihak pengembang membersihkan tanah timbun yang berceceran di jalan akan disikapi, sehingga keluhan warga tersebut tidak terjadi lagi.
“Tuntutan warga sudah kita antisipasi dengan melakukan pembersihan di sekitar jalan yang dipenuhi tumpahan tanah,” katanya.
Menurutnya, rencananya di lahan yang masih dalam tahap penimbunan itu akan dibangun 100 unit rumah pertokoan (ruko) dan saat ini izin pembangunannya sedang dalam pengurusan.
Sementara Zulfan, warga setempat mengatakan, mereka tetap menagih janji pihak pengembang yang akan melakukan musyawarah untuk mengantisipasi dampak polusi udara serta kecelakaan yang sering dialami pengendara roda dua. “Kami tidak ada masalah dengan bagian dalamnya, yang kami permasalahkan adalah bagian luar. Kalau tidak juga diantisipasi, kami mengancam akan turun kembali melakukan aksi meminta agar pembangunan perumahan tersebut dihentikan,” kata Zulfan.
Warga lainnya, Rifai menambahkan, tumpahan tanah tersebut sudah membuat polusi udara di sekitar tempat tinggalnya. “Kami melakukan aksi bukan untuk meminta duit, tapi kami minta agar kondisi jalan yang dipenuhi tumpahan tanah kuning ini dibersihkan,” ungkapnya saat berada di warung tempatnya berjualan.
Akibat penimbunan ini, lanjut Rifai, selain debu yang beterbangan, juga mengakibatkan jalan rusak dan bergelombang. “Sudah sebulan kami alami kondisi seperti ini. Kalau musim kemarau debu-debu beterbangan dan sangat menggangu kesehatan kami. Sementara kalau musim hujan, badan jalan menjadi licin karena tanah timbun tersebut berserakan di jalan. Pengguna sepeda motor harus berhati-hati agar tidak terjatuh akibat jalanan licin,” ungkapnya.
Menurutnya, aksi warga yang dilakukan pada Sabtu lalu merupakan puncak kekesalan mereka yang telah dipendam selama sebulan. Karena tak ada kepedulian pihak pengembang terhadap kondisi warga sekitar, akhirnya mereka melakukan aksi. “Setelah warga berunjuk rasa dengan mengamuk, baru pihak pengembang berjanji akan menyelesaikannya,” ungkapnya lagi.
Sementara Dadang, perwakilan warga yang ditemui saat berada di lokasi, mengaku sangat menyambut positif rencana musyawarah yang akan dilakukan hari ini. “Ya, katanya pihak pengembang bersedia bermusyawarah dengan warga,” ungkapnya.
Pantauan wartawan koran ini di lokasi, pengerjaan penimbunan lahan belum berjalan akibat ricuh Sabtu malam lalu. Sedangkan para supir alat angkutan berat untuk meratakan tanah hannya bisa membersihkan kendaraannya selama tidak berfungsi.
Sedangkan untuk tumpahan tanah yang berada di badan jalan terlihat sedang dibersihakn dua pekerja yang menyiramnya dengan air. Kemudian tanah tersebut disekop dan disapu dengan sapu lidi agar sisa tanah tidak berserakan di jalan.(adl)