MEDAN, SUMUTPOS.CO – Program Studi (Prodi) Ekonomi Pembangunan (EP) Fakultas Sosial Sains (FSS) Universitas Pembangunan Panca Budi (Unpab) menghadirkan Direktur Utama (Dirut) PT Bank Sumut Dr Edie Rizliyanto SE MM dan Guru Besar Universitas Mercu Buana (UMB) Jakarta Prof Dr Ing Darwin Sebayang pada seminar “Menuju Program Studi World Class University” di Ruang A Seminar Kampus Tamadun Mandiri Unpab, Jalan Gatot Subroto Km 4,5 Medan, baru-baru ini.
Seminar yang dibuka Dekan FSS Unpab Suryanita SH MHum itu dihadiri Rektor Unpab Dr H Muhammad Isa Indrawan SE MM, Ketua Prodi EP FSS Unpab Saimara Sebayang SE MSi, dan para dosen di lingkungan FSS Unpab. Seminar dipandu Lia Nazliana Nasution SE MSi yang juga ketua panitia kegiatan tersebut.
Dirut PT Bank Sumut Edie Rizliyanto dalam seminar itu menjelaskan tentang karakteristik lulusan yang dibutuhkan pengguna lulusan di era globalisasi. Menurutnya, Indek Prestasi Kumulatif (IPK) bukan hal terpenting dalam menjamin kualitas intelektual seseorang, melainkan sekadar memberikan secara singkat tentang parameter kompetensi, skill, dan knowledge (pengetahuan) seseorang.
“Selain itu penting bagi mahasiswa terjun langsung ke lapangan untuk mendapatkan soft skill dan memperdalam serta meningkatkan keterampilan juga kreatifitas diri dalam lingkungan yang sesuai dengan disiplin ilmu yang dimilikinya,” kata Edie.
Ditegaskannya, agar mampu bersaing di era globalisasi, perguruan tinggi harus membekali lulusannya dengan empat hal. Yakni attitude (sikap) yang baik, skill (keterampilan), knowledge (pengetahuan), dan experience (pengalaman).
Selain itu, kata Edie, kalangan akademisi harus tanggap terhadap perubahan model bisnis di era digital ini. Setidaknya, akademisi lebih maju lima tahun di depan daripada dunia usaha.
“Untuk itu, sebaiknya perguruan tinggi juga memakai dosen dari kalangan praktisi. Dengan demikian perguruan tinggi mampu mendeteksi hal-hal yang akan menjadi model perubahan ke depan,” harapnya.
Sedangkan Guru Besar UMB Jakarta Prof Darwin Sebayang mengatakan, untuk menjadi world class university (universitas berkalas dunia), maka harus dilakukan perubahan kurikulum yang merujuk kepada kebutuhan dunia, serantau (ASEAN), Indonesia di masa kini dan mendatang
“Aktivitas proses belajar dan mengajar, penelitian, dan pengabdian masyarakat sebaiknya disesuaikan dengan visi, misi dan pilar filosofi pendiri Unpab Prof Kadirun Yahya, yakni tampil beda,” kata Darwin yang mengaku murid Alm Prof Kadirun Yahya ini.
Menuju world class university, tambah pria yang 10 tahun menjadi dosen di Malaysia ini, merupakan proses yang berkesinambungan. Oleh karena budaya life long leaning harus dimulai dari PAUD, SD, SMP, SMA sehingga menjadi unggulan di dalam dan luar negeri.
Sebelumnya, Rektor Unpab Dr H Muhammad Isa Indrawan SE MM dalam sambutannya mengatakan, Prodi Ekonomi Pembangunan (EP) Unpab yang kini terakreditasi A dari BAN-PT sangat penting peranannya dalam pembangunan daerah dan wilayah. Karena seringkali pembangunan tidak memakai standar-standar akademik dan struktur jelas. Akibatnya, pembangunan yang dilakukan hanya bersifat parsial dan tidak berkesinambungan.
“Perencanaan pembangunan seringkali tidak berdasarkan potensi daerah. Misalnya produksi industri tidak mendekatkan diri dengan bahan baku yang berakibat pada cost yang tinggi. Akibatnya kita tak bisa bersaing dengan produk negara lain. Kita berharap Prodi Ekonomi Pembangunan Unpab berperan agar pembangunan yang dilakukan di Sumut mengikuti kaidah-kaidah akademik,” harapnya. (gus/ris/azw)