MEDAN- Nasib malang dialami Khairul (38). Karena tidak memiliki uang untuk membayar uang perawatan maka pasien RS Bina Kasih Medan ini tidak diperbolehkan pulang.
Khairul yang tinggal di Tanjung Anom Kabupaten Deliserdang ini dirawat di RS Bina Kasih akibat kecelakaan dua bulan lalu, tepatnya 12 Agustus.
“Saya saat itu ditabrak pengendara sepeda motor saat akan beli nasi goreng. Waktu kejadian saya tidak sadarkan diri dan waktu terbangun sudah berada di RS Bina Kasih. Saya pun dioperasi setelah orang tua kandung saya meminjam Rp2 juta untuk jaminan awal baru saya bisa dioperasi untuk pemasangan pen. Setelah seluruh prosesnya selesai saya tidak diperbolehkan pulang sebelum melunasinya,” jelas Khairul yang kesehariannya berkerja sebagai sopir angkot ini ketika ditemui di ruang Mawar 9 RS Bina Kasih, Kamis (11/10).
Dia mengaku, sebelumnya pihak keluarga sudah memberikan surat miskin kepada pihak rumah sakit, lantaran kartu Jamkesmasnya tidak ada. “Orangtua saya sudah pernah bawa surat miskin ke sini, tapi tetap tidak bisa karena yang berlaku di sini hanya Jamkesmas dan Medan Sehat. Sementara saya tidak ada surat itu,”ungkapnya.
Biaya operasi sendiri bilang Khairul dikenakan Rp12,5 juta, selebihnya biaya perawatan hingga total seluruhnya Rp20 juta.
Kini bilang Khairul hanya ruangan dan makan saja yang disediakan pihak rumah sakit. Sementara obat dan perban harus mengganti sendiri dengan biaya pribadi.(uma)
MEDAN- Nasib malang dialami Khairul (38). Karena tidak memiliki uang untuk membayar uang perawatan maka pasien RS Bina Kasih Medan ini tidak diperbolehkan pulang.
Khairul yang tinggal di Tanjung Anom Kabupaten Deliserdang ini dirawat di RS Bina Kasih akibat kecelakaan dua bulan lalu, tepatnya 12 Agustus.
“Saya saat itu ditabrak pengendara sepeda motor saat akan beli nasi goreng. Waktu kejadian saya tidak sadarkan diri dan waktu terbangun sudah berada di RS Bina Kasih. Saya pun dioperasi setelah orang tua kandung saya meminjam Rp2 juta untuk jaminan awal baru saya bisa dioperasi untuk pemasangan pen. Setelah seluruh prosesnya selesai saya tidak diperbolehkan pulang sebelum melunasinya,” jelas Khairul yang kesehariannya berkerja sebagai sopir angkot ini ketika ditemui di ruang Mawar 9 RS Bina Kasih, Kamis (11/10).
Dia mengaku, sebelumnya pihak keluarga sudah memberikan surat miskin kepada pihak rumah sakit, lantaran kartu Jamkesmasnya tidak ada. “Orangtua saya sudah pernah bawa surat miskin ke sini, tapi tetap tidak bisa karena yang berlaku di sini hanya Jamkesmas dan Medan Sehat. Sementara saya tidak ada surat itu,”ungkapnya.
Biaya operasi sendiri bilang Khairul dikenakan Rp12,5 juta, selebihnya biaya perawatan hingga total seluruhnya Rp20 juta.
Kini bilang Khairul hanya ruangan dan makan saja yang disediakan pihak rumah sakit. Sementara obat dan perban harus mengganti sendiri dengan biaya pribadi.(uma)