32 C
Medan
Monday, November 25, 2024
spot_img

Pemuda Dayak Hadang Wasekjen MUI Karena Dikira Sekjen FPI

Wakil Bupati Sintang Askiman dalam konferensi pers usai pertemuan mengatakan, aksi sekelompok massa semula datang ke bandara Susilo untuk menjemput kedatangan Presiden Majelis Adat Dayak Nasional (MADN) untuk pelantikan ketua Dewan Adat Dayak (DAD) Sintang. Ternyata yang akan dijemput batal datang ke Sintang.

Sementara kelompok massa secara bersamaan mendapat informasi kalau ada datang Sekjen FPI dan tiba ke Sintang menggunakan pesawat.

Jadi ada kabar keliru, padahal yang datang adalah Wasekjen MUI. “Kami sampaikan ke masyarakat Sintang dan Kalimantan Barat bukan penolakan kepada MUI, tapi keliru karena mendapat informasi sekjen FPI yang datang,” kata Askiman.

Askiman mengatakan, pihaknya sudah melakukan konfirmasi kepada kelompok massa bahwa aksi yang terjadi bandara sepenuhnya spontanitas. Tidak ada perencanaan sebelumnya.

Sementara mengenai spanduk, menurut Askiman, yang dibawa kelompok massa ke bandara, memang sudah lama dibuat.

Cuma spanduk tersebut mulanya untuk perangkat demo ke Jakarta pada Desember 2016 lalu. “Jadi spanduk kebetulan ada di mobil mereka,” kata Askiman.

Karena itu, menurut Askiman, usai pelantikan DAD Sintang, dirinya langsung menghubungi Kepala Kesbangpol supaya mengumpulkan tokoh agama dan masyarakat. Untuk mengambil langkah bersama dan menjaga Sintang tetap kondusif.

Ketua MUI Sintang, Ulwan, berharap kejadian serupa tidak terulang. Kejadian tersebut diharap menjadi pertama dan terakhir terjadi.

Keberagaman dan keharmonisan antara kelompok harus dijaga. Situasi Sintang yang kondusif dapat dipertahankan.

Terpisah, Ketua I MUI Sintang, Khoidul Mufid mengatakan Sanggau, Melawi maupun Sintang pada dasarnya ingin mendapatkan pencerahan dakwa murni dari kegiatan tabligh Akbar dengan menghadirkan Wasekjen MUI di Masjid Agung An Nur Sintang.

“Hanya ingin mendapat pencerahan dakwah murni tidak ada unsur politik apa pun. Kita tidak ingin, hubungan antar umat beragama itu terjadi gesekan,” katanya sebelum rapat dimulai.

Ia turut berharap insiden yang terjadi tidak berkembang, dan semua pihak dapat menjaga situasi Sintang agar terus kondusif. ” Saya rasa ini murni mis komunikasi dan informasi,” kata dia.

“Kita tidak menyangka sama sekali, dan sangat menyayangkan sekali atas insiden ini. Dan mudah mudahan ini hanya kesalahpahaman saja,” katanya.

Wakil Bupati Sintang Askiman dalam konferensi pers usai pertemuan mengatakan, aksi sekelompok massa semula datang ke bandara Susilo untuk menjemput kedatangan Presiden Majelis Adat Dayak Nasional (MADN) untuk pelantikan ketua Dewan Adat Dayak (DAD) Sintang. Ternyata yang akan dijemput batal datang ke Sintang.

Sementara kelompok massa secara bersamaan mendapat informasi kalau ada datang Sekjen FPI dan tiba ke Sintang menggunakan pesawat.

Jadi ada kabar keliru, padahal yang datang adalah Wasekjen MUI. “Kami sampaikan ke masyarakat Sintang dan Kalimantan Barat bukan penolakan kepada MUI, tapi keliru karena mendapat informasi sekjen FPI yang datang,” kata Askiman.

Askiman mengatakan, pihaknya sudah melakukan konfirmasi kepada kelompok massa bahwa aksi yang terjadi bandara sepenuhnya spontanitas. Tidak ada perencanaan sebelumnya.

Sementara mengenai spanduk, menurut Askiman, yang dibawa kelompok massa ke bandara, memang sudah lama dibuat.

Cuma spanduk tersebut mulanya untuk perangkat demo ke Jakarta pada Desember 2016 lalu. “Jadi spanduk kebetulan ada di mobil mereka,” kata Askiman.

Karena itu, menurut Askiman, usai pelantikan DAD Sintang, dirinya langsung menghubungi Kepala Kesbangpol supaya mengumpulkan tokoh agama dan masyarakat. Untuk mengambil langkah bersama dan menjaga Sintang tetap kondusif.

Ketua MUI Sintang, Ulwan, berharap kejadian serupa tidak terulang. Kejadian tersebut diharap menjadi pertama dan terakhir terjadi.

Keberagaman dan keharmonisan antara kelompok harus dijaga. Situasi Sintang yang kondusif dapat dipertahankan.

Terpisah, Ketua I MUI Sintang, Khoidul Mufid mengatakan Sanggau, Melawi maupun Sintang pada dasarnya ingin mendapatkan pencerahan dakwa murni dari kegiatan tabligh Akbar dengan menghadirkan Wasekjen MUI di Masjid Agung An Nur Sintang.

“Hanya ingin mendapat pencerahan dakwah murni tidak ada unsur politik apa pun. Kita tidak ingin, hubungan antar umat beragama itu terjadi gesekan,” katanya sebelum rapat dimulai.

Ia turut berharap insiden yang terjadi tidak berkembang, dan semua pihak dapat menjaga situasi Sintang agar terus kondusif. ” Saya rasa ini murni mis komunikasi dan informasi,” kata dia.

“Kita tidak menyangka sama sekali, dan sangat menyayangkan sekali atas insiden ini. Dan mudah mudahan ini hanya kesalahpahaman saja,” katanya.

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/