25 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Bobby Diminta Buktikan Diri Pahami Kota Medan

pengamat Politik, Tamil Selvan, yang akrab disapa Kang Tamil.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Suhu perpolitikan tanah air mulai ramai menjelang pilkada serentak tahun 2020. Dari 270 daerah yang akan mengadakan pilkada dengan rincian 9 provinsi, 224 kabupaten, dan 37 kota, Kota Medan mendapatkan perhatian khusus dari pengamat politik nasional. Pasalnya, bursa pertarungan nampaknya bakal melibatkan menantu Presiden Jokowi, Bobby Afif Nasution.

Pengamat Politik Nasional, Tamil Selvan yang akrab disapa Kang Tamil, mengatakan predikat Pak Jokowi sebagai presiden pasti melekat pada diri Bobby. “Karena itu, Bobby diharapkan jangan hanya mengandalkan nama besar Jokowi sebagai mertuanya. Karena hal itu bisa menjadikan kompetisi menjadi tidak sehat,” kata Direktur Eksekutif TSJ Circle ini, kemarin.

Kang Tamil menjelaskan, predikat Jokowi sebagai pribadi dan Jokowi sebagai Presiden sulit dipisahkan. Karena predikat sebagai presiden itu melekat pada diri Jokowi sebagai mertua Bobby. “Pada Pilkada Kota Medan, dengan munculnya Bobby sebagai calon walikota, banyak pengaruh dan perilaku para pemangku jabatan publik yang akan menguntungkan dirinya,” jelas Kang Tamil.

Secara undang-undang, lanjutnya, setiap warga negara memang berhak memilih dan dipilih. Namun Bobby di usianya yang masih muda, menurutnya perlu membuktikan dirinya memahami permasalahan di Kota Medan. Sekaligus membuktikan bahwa Bobby mengerti solusi yang dibutuhkan warga Kota Medan, sehingga menjadikan dirinya menarik untuk dipilih.

“Wali kota sebenarnya di Kota Medan adalah golput. Sebab angka golput Kota Medan pada pilkada 2015 tertinggi di Indonesia, mencapai 74 persen. Hal ini membuktikan bahwa masyarakat tidak memiliki kepercayaan kepada para penyelenggara pemerintahan di Kota Medan. Apalagi tiga wali kota Medan berturut-turut ditangkap KPK. Dengan kondisi seperti ini, Medan butuh eksekutor dari sasaran-sasaran anggaran tepat bermuara pada kesejahteraan masyarakat,” katanya.

Terkait Kota Medan, menurut Kang Tamil, perlu ada grand design yang melibatkan para profesional di tingkat nasional, untuk mencari solusi bagi kompleksitas permasalahan yang ada di Kota Medan. “Kota Medan ini merupakan miniatur Indonesia, sehingga saya kira tidak berlebihan jika perlu diadakan sebuah grand design untuk memecahkan masalah-masalah di Kota Medan. Seperti korupsi, keamanan, ketimpangan sosial. Hal ini bisa dijadikan bahan kajian secara nasional,” tutupnya.

Saat ini, kalangan Istana memiliki 3 kerabat yang akan ikut berkompetisi di Pilkada Serentak 2020. Dari pihak Jokowi, ada putra sulunya Rakabuming Gibran yang mencalonkan diri di pilkada Kota Solo. Kemudian menantu Jokowi, Bobby Nasution yang akan maju pada pilkada Kota Medan.

Sementara dari pihak Ma’aruf Amin, ada putrinya Siti Nur Azizah yang berencana maju di pilkada Kota Tangerang Selatan, pada pilkada serentak tahun 2020 ini. (rel)

pengamat Politik, Tamil Selvan, yang akrab disapa Kang Tamil.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Suhu perpolitikan tanah air mulai ramai menjelang pilkada serentak tahun 2020. Dari 270 daerah yang akan mengadakan pilkada dengan rincian 9 provinsi, 224 kabupaten, dan 37 kota, Kota Medan mendapatkan perhatian khusus dari pengamat politik nasional. Pasalnya, bursa pertarungan nampaknya bakal melibatkan menantu Presiden Jokowi, Bobby Afif Nasution.

Pengamat Politik Nasional, Tamil Selvan yang akrab disapa Kang Tamil, mengatakan predikat Pak Jokowi sebagai presiden pasti melekat pada diri Bobby. “Karena itu, Bobby diharapkan jangan hanya mengandalkan nama besar Jokowi sebagai mertuanya. Karena hal itu bisa menjadikan kompetisi menjadi tidak sehat,” kata Direktur Eksekutif TSJ Circle ini, kemarin.

Kang Tamil menjelaskan, predikat Jokowi sebagai pribadi dan Jokowi sebagai Presiden sulit dipisahkan. Karena predikat sebagai presiden itu melekat pada diri Jokowi sebagai mertua Bobby. “Pada Pilkada Kota Medan, dengan munculnya Bobby sebagai calon walikota, banyak pengaruh dan perilaku para pemangku jabatan publik yang akan menguntungkan dirinya,” jelas Kang Tamil.

Secara undang-undang, lanjutnya, setiap warga negara memang berhak memilih dan dipilih. Namun Bobby di usianya yang masih muda, menurutnya perlu membuktikan dirinya memahami permasalahan di Kota Medan. Sekaligus membuktikan bahwa Bobby mengerti solusi yang dibutuhkan warga Kota Medan, sehingga menjadikan dirinya menarik untuk dipilih.

“Wali kota sebenarnya di Kota Medan adalah golput. Sebab angka golput Kota Medan pada pilkada 2015 tertinggi di Indonesia, mencapai 74 persen. Hal ini membuktikan bahwa masyarakat tidak memiliki kepercayaan kepada para penyelenggara pemerintahan di Kota Medan. Apalagi tiga wali kota Medan berturut-turut ditangkap KPK. Dengan kondisi seperti ini, Medan butuh eksekutor dari sasaran-sasaran anggaran tepat bermuara pada kesejahteraan masyarakat,” katanya.

Terkait Kota Medan, menurut Kang Tamil, perlu ada grand design yang melibatkan para profesional di tingkat nasional, untuk mencari solusi bagi kompleksitas permasalahan yang ada di Kota Medan. “Kota Medan ini merupakan miniatur Indonesia, sehingga saya kira tidak berlebihan jika perlu diadakan sebuah grand design untuk memecahkan masalah-masalah di Kota Medan. Seperti korupsi, keamanan, ketimpangan sosial. Hal ini bisa dijadikan bahan kajian secara nasional,” tutupnya.

Saat ini, kalangan Istana memiliki 3 kerabat yang akan ikut berkompetisi di Pilkada Serentak 2020. Dari pihak Jokowi, ada putra sulunya Rakabuming Gibran yang mencalonkan diri di pilkada Kota Solo. Kemudian menantu Jokowi, Bobby Nasution yang akan maju pada pilkada Kota Medan.

Sementara dari pihak Ma’aruf Amin, ada putrinya Siti Nur Azizah yang berencana maju di pilkada Kota Tangerang Selatan, pada pilkada serentak tahun 2020 ini. (rel)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/