27.8 C
Medan
Saturday, May 18, 2024

Akhyar Serahkan 3 Nama Wakil Wali Kota ke DPP PDIP

Akhyar Nasution Wakil Wali Kota Medan

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Guru kader Utama PDIP Sumut, Akhyar Nasution mengaku sudah menyerahkan tiga nama bakal calon wakil Wali Kota Medan ke DPP PDIP. Ketiga nama calon wakil wali kota yang diusulkannya itu masing-masing memiliki karakter kepemimpinan, pengalaman di birokrasi, keilmuan dan religius.

Hal ini disampaikan Akhyar kepada wartawan usai membuka pameran UMKM di Manhattan Times Square Medan, Kamis (12/03/2020). Akhyar menceritakan, kehadirannya ke DPP PDIP beberapa hari lalu adalah rangkaian penjaringan internal PDIP di Sumut untuk pencalonannya sebagai Wali Kota Medan periode 2021-2024.

Di DPP PDIP, sebagai kader utama ia dimintai syarat bagi tiga nama calon wakil wali kota dari latar belakang yang bebas.

“Karena saya kader utama PDIP, DPP membebaskan saya memilih calon wakil di luar kader PDIP. Saya sudah serahkan tiga nama, ketiga nama itu di luar PDIP, dan saya yakini calon wakil wali kota yang saya serahkan itu bisa bekerjasama untuk mewujudkan pembangunan dan membikin Medan tambah cantik,” kata Akhyar.

Saat ditanya siapa tiga nama yang diusulkannya ke DPP itu, Akhyar enggan menyebutkan nama. Namun dia hanya menyebutkan kriteria ketiga tokoh yang telah diserahkannya ke DPP tersebut.

Kriteria pertama, seorang ulama yang pernah di birokrasi dan akademisi juga. Kedua, politisi yang aktif sebagai akademisi, berjiwa muda dan religius. Dan ketiga, seorang birokrat berpengalaman yang juga akademisi serta berkarakter memimpin.

“Ketiganya sudah saya kenal sejak lama, dan saya sudah menyaringnya benar-benar. Nama-namanya ada di DPP PDIP sekarang, dan mereka itu merupakan warga Medan dan cukup dikenali. Karena masing-masing berpengalaman di birokrasi, dikenali oleh politisi, memiliki keilmuan yang baik dan religius,” beber Akhyar yang merupakan lulusan Sekolah Guru Kader Utama PDIP angkatan IV pada tahun 2012 di Kulonprogo, DI Yogjakarta.

Dia menyebutkan, jika dirinya yang diputuskan sebagai calon Wali Kota Medan dari PDIP, maka tiga nama itu akan diputuskan menjadi satu nama. Selanjutnya, akan dibawa ke mitra koalisi partai lainnya disatukan menjadi pasangan calon wali kota dan calon wakil wali kota.

Begitupun, Akhyar tak menutup diri dengan partai lainnya untuk menjadi mitra koalisi. Adapun partai yang sudah intens berkomunikasi secara politik yakni PAN, PKS, Partai Demokrat, dan PPP. Sedangkan ke partai lainnya, Akhyar juga sudah merapatkan diri.

Dia juga menyampaikan, untuk menjadi kader utama PDIP seperti yang disandangnya saat ini tidak mudah karena harus melalui perjalanan yang panjang, bahkan harus memiliki kemampuan, pengetahuan berorganisasi serta pengalaman di partai. Karena sulitnya mendapatkan ‘gelar’ guru kader utama, di Sumut dari ratusan ribu kader PDIP tercatat hanya 30 orang yang memiliki sertifikat guru kader utama.

Akhyar menceritakan pengalamannya bergabung di PDIP. Saat itu ia baru mau menjadi pemilih pemula. Saat itulah dirinya mendaftarkan diri menjadi kader PDI, keluarlah kartu anggota.

Kemudian, ia masuk di kepengurusan tingkat ranting di tahun 1994, dan seterusnya menjadi pengurus di anak cabang dan cabang, hingga akhirnya menjadi anggota DPRD Medan tahun 1999-2004.

“Jadi saya di PDIP itu sudah guru kader utama dan berkarier aktif di kepengurusan dari tingkat ranting, anak cabang, hingga DPD PDIP Sumut. Saya juga mendapatkan warisan darah PDI dari kakek dan ayah saya. Jadi saya sangat paham yang akan dibuat partai, yakni mengutamakan kadernya.

Tak hanya itu, Akhyar menyatakan, saat ini keinginan dan doa para kader serta anggota PDIP di Kota Medan agar partainya sebagai Rumah Besar Wong Cilik memberikan tugas kepartaian kepada para kader-kader PDIP.

“Saya pribadi memohon doa restu dari rekan-rekan kader PDIP atas seluruh perjalanan yang dilalui ini. Semoga seluruh kader-kader kita tambah semangat dalam perjuangan,” ucapnya berdoa. (adz)

Akhyar Nasution Wakil Wali Kota Medan

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Guru kader Utama PDIP Sumut, Akhyar Nasution mengaku sudah menyerahkan tiga nama bakal calon wakil Wali Kota Medan ke DPP PDIP. Ketiga nama calon wakil wali kota yang diusulkannya itu masing-masing memiliki karakter kepemimpinan, pengalaman di birokrasi, keilmuan dan religius.

Hal ini disampaikan Akhyar kepada wartawan usai membuka pameran UMKM di Manhattan Times Square Medan, Kamis (12/03/2020). Akhyar menceritakan, kehadirannya ke DPP PDIP beberapa hari lalu adalah rangkaian penjaringan internal PDIP di Sumut untuk pencalonannya sebagai Wali Kota Medan periode 2021-2024.

Di DPP PDIP, sebagai kader utama ia dimintai syarat bagi tiga nama calon wakil wali kota dari latar belakang yang bebas.

“Karena saya kader utama PDIP, DPP membebaskan saya memilih calon wakil di luar kader PDIP. Saya sudah serahkan tiga nama, ketiga nama itu di luar PDIP, dan saya yakini calon wakil wali kota yang saya serahkan itu bisa bekerjasama untuk mewujudkan pembangunan dan membikin Medan tambah cantik,” kata Akhyar.

Saat ditanya siapa tiga nama yang diusulkannya ke DPP itu, Akhyar enggan menyebutkan nama. Namun dia hanya menyebutkan kriteria ketiga tokoh yang telah diserahkannya ke DPP tersebut.

Kriteria pertama, seorang ulama yang pernah di birokrasi dan akademisi juga. Kedua, politisi yang aktif sebagai akademisi, berjiwa muda dan religius. Dan ketiga, seorang birokrat berpengalaman yang juga akademisi serta berkarakter memimpin.

“Ketiganya sudah saya kenal sejak lama, dan saya sudah menyaringnya benar-benar. Nama-namanya ada di DPP PDIP sekarang, dan mereka itu merupakan warga Medan dan cukup dikenali. Karena masing-masing berpengalaman di birokrasi, dikenali oleh politisi, memiliki keilmuan yang baik dan religius,” beber Akhyar yang merupakan lulusan Sekolah Guru Kader Utama PDIP angkatan IV pada tahun 2012 di Kulonprogo, DI Yogjakarta.

Dia menyebutkan, jika dirinya yang diputuskan sebagai calon Wali Kota Medan dari PDIP, maka tiga nama itu akan diputuskan menjadi satu nama. Selanjutnya, akan dibawa ke mitra koalisi partai lainnya disatukan menjadi pasangan calon wali kota dan calon wakil wali kota.

Begitupun, Akhyar tak menutup diri dengan partai lainnya untuk menjadi mitra koalisi. Adapun partai yang sudah intens berkomunikasi secara politik yakni PAN, PKS, Partai Demokrat, dan PPP. Sedangkan ke partai lainnya, Akhyar juga sudah merapatkan diri.

Dia juga menyampaikan, untuk menjadi kader utama PDIP seperti yang disandangnya saat ini tidak mudah karena harus melalui perjalanan yang panjang, bahkan harus memiliki kemampuan, pengetahuan berorganisasi serta pengalaman di partai. Karena sulitnya mendapatkan ‘gelar’ guru kader utama, di Sumut dari ratusan ribu kader PDIP tercatat hanya 30 orang yang memiliki sertifikat guru kader utama.

Akhyar menceritakan pengalamannya bergabung di PDIP. Saat itu ia baru mau menjadi pemilih pemula. Saat itulah dirinya mendaftarkan diri menjadi kader PDI, keluarlah kartu anggota.

Kemudian, ia masuk di kepengurusan tingkat ranting di tahun 1994, dan seterusnya menjadi pengurus di anak cabang dan cabang, hingga akhirnya menjadi anggota DPRD Medan tahun 1999-2004.

“Jadi saya di PDIP itu sudah guru kader utama dan berkarier aktif di kepengurusan dari tingkat ranting, anak cabang, hingga DPD PDIP Sumut. Saya juga mendapatkan warisan darah PDI dari kakek dan ayah saya. Jadi saya sangat paham yang akan dibuat partai, yakni mengutamakan kadernya.

Tak hanya itu, Akhyar menyatakan, saat ini keinginan dan doa para kader serta anggota PDIP di Kota Medan agar partainya sebagai Rumah Besar Wong Cilik memberikan tugas kepartaian kepada para kader-kader PDIP.

“Saya pribadi memohon doa restu dari rekan-rekan kader PDIP atas seluruh perjalanan yang dilalui ini. Semoga seluruh kader-kader kita tambah semangat dalam perjuangan,” ucapnya berdoa. (adz)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/