27.8 C
Medan
Saturday, May 4, 2024

Kota Medan ‎Diguyur Hujan Abu Vulkanik

Foto: Anita/PM Aktivitas Gunung Sinabung di Kabupaten Karo meningkat. Pada Selasa (23/2), terjadi 5 kali luncuran awan panas.
Foto: Anita/PM
Aktivitas Gunung Sinabung di Kabupaten Karo meningkat. Pada Selasa (23/2), terjadi 5 kali luncuran awan panas.

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Sebagian Kota Medan, Sumatera Utara diguyur hujan abu vulkanik tipis yang cukup mengganggu pandangan bagi pengendara dan pejalan kaki, Minggu (3/7) sekitar pukul 21.00 WIB.

Menurut Juru Bicara Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho, hujan abu vulkanik yang terjadi merupakan produk erupsi Gunung Sinabung yang terletak di Kabupaten Karo, Pukul 18.29 WIB.

“Erupsi tidak terlalu besar dengan tinggi kolom abu vulkanik 1.500 meter, angin bertiup perlahan ke Timur – Tenggara. Material abu vulkanik terbawa angin dan jatuh di Kota Medan,” ujar Sutopo Minggu malam.

‎Sutopo menginformasikan, aktivitas vulkanik Gunung Sinabung masih sangat tinggi. Potensi erupsi susulan juga masih tinggi. Sepanjang Minggu (3/7) sudah terjadi 3 kali erupsi, 38 kali gempa guguran, 10 kali gempa frekuensi rendah, dan 2 kali gempa hybride. Teramati guguran lava pijar sejauh 1.000 m ke arah Tenggara – Timur dan Selatan-Tenggara.

Status Gunung Sinabung masih tetap awas. Rekomendasi dari PVMBG, masyarakat dan pengunjung dilarang melakukan aktivitas pada radius 3 km dari puncak,” ujar Sutopo.

Selain itu, pada jarak 7 km untuk sektor selatan-tenggara, 6 km untuk sektor tenggara-timur dan 4 km untuk sektor utara-timur laut, masyarakat harus dievakuasi ke lokasi yang aman. Artinya daerah itu adalah zona merah yang sangat berbahaya dan harus dikosongkan.

“Hingga saat ini masih ada 9.319 jiwa (2.592 KK) yang mengungsi di 9 pos pengungsian. Mereka akan merayakan lebaran di pengungsian. Selain itu juga masih ada 1.683 KK warga dari 4 desa yang tinggal di hunian sementara, sambil menunggu proses relokasi mandiri,” ujar Sutopo.

Mereka adalah warga Desa Berastepu, Gamber, Kota Tonggal, Gurukinayan yang desa asalnya dinyatakan sebagai zona merah dan harus direlokasi.

“Masyarakat diimbau mematuhi semua larangan. Zona merah adalah daerah yang sangat berbahaya. Masyarakat agar tidak melakukan aktivitas apapun di zona merah tersebut,” ujar Sutopo.(gir)

Foto: Anita/PM Aktivitas Gunung Sinabung di Kabupaten Karo meningkat. Pada Selasa (23/2), terjadi 5 kali luncuran awan panas.
Foto: Anita/PM
Aktivitas Gunung Sinabung di Kabupaten Karo meningkat. Pada Selasa (23/2), terjadi 5 kali luncuran awan panas.

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Sebagian Kota Medan, Sumatera Utara diguyur hujan abu vulkanik tipis yang cukup mengganggu pandangan bagi pengendara dan pejalan kaki, Minggu (3/7) sekitar pukul 21.00 WIB.

Menurut Juru Bicara Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho, hujan abu vulkanik yang terjadi merupakan produk erupsi Gunung Sinabung yang terletak di Kabupaten Karo, Pukul 18.29 WIB.

“Erupsi tidak terlalu besar dengan tinggi kolom abu vulkanik 1.500 meter, angin bertiup perlahan ke Timur – Tenggara. Material abu vulkanik terbawa angin dan jatuh di Kota Medan,” ujar Sutopo Minggu malam.

‎Sutopo menginformasikan, aktivitas vulkanik Gunung Sinabung masih sangat tinggi. Potensi erupsi susulan juga masih tinggi. Sepanjang Minggu (3/7) sudah terjadi 3 kali erupsi, 38 kali gempa guguran, 10 kali gempa frekuensi rendah, dan 2 kali gempa hybride. Teramati guguran lava pijar sejauh 1.000 m ke arah Tenggara – Timur dan Selatan-Tenggara.

Status Gunung Sinabung masih tetap awas. Rekomendasi dari PVMBG, masyarakat dan pengunjung dilarang melakukan aktivitas pada radius 3 km dari puncak,” ujar Sutopo.

Selain itu, pada jarak 7 km untuk sektor selatan-tenggara, 6 km untuk sektor tenggara-timur dan 4 km untuk sektor utara-timur laut, masyarakat harus dievakuasi ke lokasi yang aman. Artinya daerah itu adalah zona merah yang sangat berbahaya dan harus dikosongkan.

“Hingga saat ini masih ada 9.319 jiwa (2.592 KK) yang mengungsi di 9 pos pengungsian. Mereka akan merayakan lebaran di pengungsian. Selain itu juga masih ada 1.683 KK warga dari 4 desa yang tinggal di hunian sementara, sambil menunggu proses relokasi mandiri,” ujar Sutopo.

Mereka adalah warga Desa Berastepu, Gamber, Kota Tonggal, Gurukinayan yang desa asalnya dinyatakan sebagai zona merah dan harus direlokasi.

“Masyarakat diimbau mematuhi semua larangan. Zona merah adalah daerah yang sangat berbahaya. Masyarakat agar tidak melakukan aktivitas apapun di zona merah tersebut,” ujar Sutopo.(gir)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/